IX (Part 2)

3.4K 386 49
                                    

SSJ, Sarajevo International Airport

16 jam lamanya menempuh perjalanan, Yuki beserta anggotanya, tiba di Sarajevo, Bosnia dengan selamat. Seperti perkiraan Mike, mereka tiba pukul 05.00 waktu setempat. Hujan masih mengguyur Sarajevo ditambah lagi suhu yang memang dingin membuat mereka semua kedinginan tak terkecuali Bianca dan Brando, mereka bahkan sampai berpelukan satu sama lain berniat saling menyalurkan hangat tubuh masing-masing. Andrew, Vanya beserta suster Hana menatap mereka dengan tatapan aneh.
"Tidak biasanya dua anak itu terlihat akur" ujar Hana. "Betul sekali suster" jawab Andrew dan Vanya bersamaan. Pandangan mereka kini beralih pada Yuki. Wajah Yuki pucat bibirnya pun sampai berubah warna menjadi keunguan. Yuki benar-benar kedinginan saat ini. Vanya mengambil Syal miliknya lalu melingkarkannya dileher Yuki. "Seharusnya kau pelajari dulu daerah yang akan kau kunjungi, jadi kau bisa memilih baju yang tepat" ujar Vanya. Yuki melihat seluruh tubuhnya, memang benar apa yang dikatakan Vanya. Kali ini ia hanya mengenakan sepatu berhak, celana pendek diatas lutut serta kameja lengan panjang yang agak tipis. Yuki menepuk dahinya pelan, mungkin saking terlalu bersemangat ingin menemui suaminya hingga ia tak ada persiapan sama sekali. Vanya menghela nafasnya sejenak kemudian memberi hot pack pada Yuki. "Terimakasih" Yuki tersenyum kemudian mengambilnya.

"Kakak.. Brrr... Kapan kita akan dijemput?" Tanya Brando sedikit berteriak. Yuki melirik jam tangannya sekilas. "Sebentar lagi.. Kita tunggu saja" jawabnya.

"Yaa... Dokter Yuki sejak tadi kita memang sedang menunggu. Menunggu ditempat yang super dingin!!" Timpal Andrew. Ia merentangkan tangannya lalu melirik Vanya. "Sayang bisakah kita berpelukan seperti mereka?" Pintanya yang langsung mendapat hadiah cubitan dari Vanya. "Ck Pria mesum!!" Vanya berdecak kesal. Yuki tersenyum melihat mereka. Suster Hana mendekati Yuki. Ia mengusap-ngusap kedua lengan Yuki agar membuatnya sedikit menjadi hangat. (Disini yang mirip Kdrama DOTS 😂)

"Dokter, kira-kira kapan kita akan dijemput?" Tanya Hana. Yuki menggenggam tangan Hana erat. "UN seharusnya sudah mengirim pesawat dan beberapa orang, kita tunggu saja" jawab Yuki lembut. Hana mengangguk tanda mengerti. Tiba-tiba ponsel Yuki berdering tanda panggilan masuk, ia mengambil ponsel ditasnya kemudian mengangkat telfon tersebut yang ternyata dari Randy.

"Ya hallo pak?"

"..."

"Iya pak kami baru saja tiba beberapa menit yang lalu."

"..."

"Belum pak. Mungkin sebentar lagi pesawatnya akan datang. Iya pak terimakasih. Salam untuk dokter Veby"
Setelahnya Yuki mengakhiri sambungan telfonnya dengan Randy.

"Oh... Lihat pesawatnya sudah datang!!!" Seru Bianca. Ia mendongakan kepalanya melihat ke arah datangnya pesawat. Brando melepaskan pelukannya pada Bianca kemudian bersorak girang. "Horee!!! Akhirnya pesawatnya datang juga.."

"Syukurlah kita tidak jadi mati beku disini" ujar Andrew bercanda. Vanya tertawa kecil melihat Andrew. Sedangkan Yuki melihat terus kearah pesawat itu. Tak berapa lama pesawat mendarat. Beberapa tentara mulai turun. Disana ada Mike orang yang dikenal Yuki dan paling terakhir ada Stefan suaminya yang baru saja turun dari depan tepatnya dikursi pengemudi. Stefan menatap Yuki dengan perasaan kacau. Dilihatnya Yuki yang kedinginan namun sesaat kemudian ia mengalihkan pandangannya. Mata Yuki berkaca-kaca, padahal baru sehari ia tak melihatnya suaminya, namun baginya sehari itu cukup lama, ia sudah benar-benar merindukan Stefan.
"Lihat itu suami dokter Yuki" bisik Bianca. Andrew, Brando, Vanya dan Hana terkejut. Mereka tak menyangka bisa bertemu dengan suami Yuki disini.
"Apa kalian memikirkan hal yang sama dengan ku? Aku rasa aku tahu alasan mengapa kita dikirim kesini!!" Ujar Andrew yang kemudian dibenarkan oleh ke 4 nya.

"Syukurlah kau baik-baik saja, tapi apa yang kau lakukan disana? Apa kau yang menerbangkannya?" batin Yuki bertanya-tanya.

Yuki berjalan maju berniat mendekati Stefan. Namun Stefan melewatinya begitu saja, seolah tak mengenal Yuki. Yuki membalikan tubuhnya melihat Stefan yang tetap berjalan ke arah anggotanya.
"Dia marah sekarang!!" Gumam Yuki pelan. Ia menghela nafasnya mencoba tegar. Ini memang salahnya, dari awal tak jujur pada Stefan. Mau tak mau ia harus bersabar hingga kemarahan Stefan mereda.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang