I

9.8K 483 27
                                    

Cerita ini dibuat karena terinspirasi dari KDrama Descendant of the sun

Bangkok, Thailand
24 Maret 2016

Para prajurit tentara pasukan khusus tim Alpha tengah mempersiapkan diri mereka untuk melaksanakan misi. Mereka kini sedang berada didalam pesawat tempur. Tak berapa lama kemudian terdengar suara kapten melalui intercom, memberi beberapa informasi tentang penerbangan.

"Kita sekarang berada didaerah operasi, kita akan memulai penerbangan taktis"

Setelahnya, Rizky salah satu prajurit disitu bertanya pada Kapten pimpinannya, Stefan, yang tengah membuka id militernya.

"Kapten, berapa lama lagi kita akan terbang?"

"Sekitar 5 menit" Jawab Stefan singkat kemudian menyerahkan id militernya pada Letnan Mike sekaligus sahabatnya, yang sedang duduk disampingnya. Mike pun ikut melepas id militernya.

"Lepaskan id militer kalian dan berikan padaku" perintah Mike.

Vino, Prajurit lainnya merasa heran dengan tindakan Stefan dan Mike. "Kapten mengapa kita harus melepas id militer kita?" tanyanya.

Stefan tersenyum dan kembali menjawab pertanyaan dari anggotanya. "Agar kita tidak teridentifikasi jika kita mati dimedan operasi"

Lima Menit kemudian alaram dipesawat itupun berbunyi, tanda bahwa mereka sudah sampai, pintu pesawatpun terbuka. Stefan berjalan terlebih dahulu.

"Kita berada dimana sekarang?" tanya Marcel yang merupakan salah satu dari 5 anggota Stefan, sebelum mereka terjun kedaratan.

"Thailand" Jawab Stefan tegas kemudian mulai memerintahkan mereka semua untuk terjun.

***

RS, Jakarta Pusat, Indonesia —24 Maret 2016

Seorang anak lelaki remaja baru saja diturunkan dari ambulance. Anak itu terlihat babak belur. Disekujur tubuh dan wajahnya banyak sekali memar akibat bekas pukulan. Dua orang perawat yang berada disitu segera membawanya masuk. Tak berapa lama kemudian, seorang dokter cantik datang untuk menanganinya. Di nametagnya tertulis dr. Yuki Kato. Anak itu memalingkan wajahnya merasa malu, karena untuk kesekian kalinya ia ditangani oleh Yuki dengan kasus yang sama. Yuki tersenyum ia menyentil dahi anak itu hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Dokter mengapa kau menyentil dahiku? Ini sakit" ujar anak itu sambil mengusap-usap dahinya.

Yuki gemas dibuatnya. "Cio, lebih sakit mana? Aku menyentil dahimu ? Atau dipukul sampai babak belur seperti ini? " tanya Yuki pada anak yang dipanggilnya Cio.

Cio hanya terdiam tak mampu menjawab perkataan Yuki. Yuki menghela nafasnya panjang kemudian mulai memegang pergelangan kaki Cio. "Coba kita lihat!! kakimu terkilir"

"Ash..ah" Ringis Cio kesakitan.

Yuki tak menghiraukan ringisan Cio, ia kembali memegang pergelangan tangan Cio yang ternyata terkilir juga. Refleks Cio berteriak kesakitan.

"Henh lihatlah bahkan pergelengan tangan mu juga" Ujar Yuki. Ia menatap tajam ke arah Cio. "Apa kau ini seorang gangster?" tanya Yuki.

Cio menggelengkan kepalanya cepat. "Apa tampangku seperti seorang gangster?"

"Tampang mu memang tidak menunjukan seperti itu, tapi melihatmu babak belur seperti ini akibat berkelahi, itu membuat ku yakin kau memang seorang gangster" Ujar Yuki penuh penekanan pada setiap kata-katanya. Cio tercekat mendengarnya.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang