Being Normal Part 2

797 109 21
                                    

Kyle muncul bersama gengnya yang berisi 7 orang. Hans, Abel, Pradem, Rekka, Michael, Ofar dan dirinya sendiri sebagai ketua geng.

Kyle turun duluan dari motornya, melepas ikat pinggang miliknya. Dihadapannya sudah ada Aan, ketua geng dari SMA lain.
Benar kata Zeva, mereka itu berandalan. Lihat saja dari banyaknya tato dan cara berpakaian mereka. Menunjukan sekali kalau mereka lebih terlihat seperti bajingan ketimbang anak sekolah.

"Datang juga lu pecundang, gue kira lu lagi sembunyi dibawah ketiak bokap , kakak sama kakek lu." Ucap Aan menyindir.

Kyle tertawa mengejek. "Yang pecundang itu gue apa lu? Beraninnya lu malak anak-anak sekolahan gue dan buat salah satu dari mereka masuk rumah sakit."

"Yo, lu nantang gue karena lu kagak terima gue malak anak sekolah lu? Ck kagak usah ikut campur urusan orang lain." Ucap Aan sok menasehati.

Kyle sudah malas berbicara. Ia langsung maju memukul Aan dengan brutal.
Pasukan Aan hendak maju melawan Kyle tapi Abel dan kawan-kawan lainnya maju menghadang mereka.

Aan kaget, gerakan Kyle sangat cepat. Tidak sampai 30 detik, ia sudah jatuh di tanah dengan Kyle yang menghajarnya habis-habisan dari atas tubuhnya.
Aan mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya tapi di tepis lebih dulu oleh Kyle.

"Lu bukan pecundang kan ? Lawan gue pake tangan kosong. Atau kalau lu emang pecundang silahkan angkat pisau itu dan lawan gue."

Aan tersinggung dengan ucapan Kyle. Otaknya seakan tersetting harus menghancurkan Kyle.
Sebenarnya Aan sudah mendengar rumor bahwa geng pimpinan Kyle ini memang khusus menjaga anak-anak sekolah Kyle. Tapi tetap saja Aan merasa aneh.

Pertengkaran sengit terjadi di antara mereka selama delapan menit lamanya. Kyle dan kawan-kawan berhasil menang walaupun babak belur.
Mereka hendak menaiki motor mereka tapi Aan the geng mulai mengeluarkan senjata tajam yang terbilang lebih besar dari pisau lipat, Kyle nyaris saja menjadi sasaran tusukan pisau lipat dan pukulan kayu dari Aan, tapi seseorang menjadikan tubuhnya sebagai tameng. Kyle kaget bukan main. Orang itu adalah kakaknya. Dzenan tertusuk di bagian yang tidak terlalu vital. Sepertinya Dzenan memang sudah merencanakan itu semua.
Dzenan meringis meskipun tak kentara saat kayu menghantam lengan kirinya. Pria berusia 24 tahun itu menghajar balik Aan ditempat tertentu yang tidak vital. Dzenan melakukan itu cuma untuk melumpuhkan Aan. Selanjutnya pandangan Kyle tertuju pada beberapa anak geng Aan yang mulai di tangkap sebagian oleh pasukan kakaknya dan beberapa polisi.
Kyle seperti orang linglung.. Ia tidak pernah mengatakan kalau hari ini ia akan menyerang Aan the geng bahkan selama ini tidak pernah. Zeva sudah pasti bukan pelakunya. Lalu siapa?

"Kakak.. Kakak gak apa-apa?" Kyle berlari membopong kakaknya tapi Dzenan menepis tangan Kyle.
Pria itu masih mampu berdiri tegak meskipun darah mengucur deras dari perutnya.

"Perhatian, cari dan tangkap mereka semua yang berhasil kabur dari sini. Dan untuk Kyle Avery bersama teman-temannya. Bawa ke kantor polisi. Akui kesalahan kalian disana." Ucap Dzenan dingin.
Kyle terdiam di tempatnya. Baru kali ini sosok Dzenan sebagai seorang kakak yang hangat dan penyayang berubah menjadi sosok kakak yang dingin. Bahkan kakaknya itu seperti menganggap dirinya orang lain.

"Kak tapi.."

"Diam. Saya tidak mau bantahan. Cepat tahan Anak ini dan teman-temannya." Ucap Dzenan tegas.

Anggota Dzenan ketakutan. Mereka semua tau Kyle adalah adik kesayangan Dzenan. "Tapi pak mereka ini adik dan teman-teman adik bapak. Kami..."

"Bapak, kita obati dulu luka bapak." Ucap anggota Dzenan yang lain.

"Salah tetap saja salah. Mereka harus bertanggung jawab. Beri pelajaran yang setimpal. Jangan pilih kasih." Ucap Dzenan telak.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang