XXI

2.8K 285 49
                                    

"No, deal with me first" Tegas Yuki. Ahmet sedikit jengah menghadapi tingkah Yuki. Ia mengkode Selmir menggunakan tangannya, Selmir mengerti, ia mengeluarkan pistol dibalik bajunya, dan door suara letusan tembakan pistol itu berbunyi memenuhi seisi ruangan. Amra menutup mulutnya syok, tubuhnya bergetar hebat. Nyaris saja peluru itu mengenai Amra, tapi sepertinya Ahmet memang sengaja membuat Yuki dan Amra ketakutan. Yuki geram dibuatnya. Ia ingin menarik Amra menjauh namun Selmir sudah terlebih dahulu menarik tangannya kasar untuk keluar dari sana, Yuki pun panik, ia berontak minta dilepaskan. "Mommy..." Pekik Yuki. Amra hanya diam ditempat, memandangi Yuki yang semakin jauh darinya.
***
Markas, Bosnia
Pukul 10.24

"Kau bajingan!! Apa kau sudah gila hah? Menyelamatkan sandera? Memangnya kau siapa hah?" Bentak Sunaryo dengan nafas tersengal-sengal, ia benar-benar syok saat Stefan mengatakan bahwa ia ingin menyelamatkan sandera (Yuki dan Amra). Mata Stefan berkaca-kaca, sekuat tenaga ia menahan emosinya agar tak meledak saat itu juga. "Aku harus pergi, dan aku akan tetap pergi!!" Seru Stefan tegas. "Kau tidak akan pergi kemana-mana!!!" Teriak Sunaryo. Ia menggebrak mejanya kuat hingga membuat semua tentara disana terkejut. Stefan masih diam diposisinya. Ia terlihat tenang, tak ada rasa takut sama sekali dimatanya. "Aku harus pergi pak, dan secepatnya aku akan kembali"
"Kau.. Dasar brengsek, kau pikir karena Ayah mu seorang jendral, jadi kau bisa seenaknya melanggar peraturan hah? Apa kau tidak lihat ini? Kau tau jika kau terus melakukan sesuatu yang buruk seperti sekarang, kau akan mengundang perang antar negara, apa kau tidak mengerti juga hah?"
"Kalau begitu, biar aku yang mengatasinya, anda tidak perlu cemas!!" Tegas Stefan. Sunaryo memejamkan matanya frustasi. Banyak telfon yang masuk menanyakan keadaan disana, tapi tak satupun yang diterimanya. "Aku akan mengangkat telfon ini, dan kau jangan berkata yang aneh-aneh!!" Tegas Sunaryo. Stefan tak meperdulikan ucapannya, ia memberi hormat pada Sunaryo dan hendak berjalan pergi meninggalkan markas.
"Kapten Stefan Avery, berhenti disitu, kalian semua cepat tahan dia!!" perintah Sunaryo pada anggotanya. Para anggotanya mengerti, mereka mulai mengambil pistol dan menodongkannya pada Stefan. Stefan tersenyum pada mereka. "Katakan kalau kalian ingin mati secepatnya" Ujar Stefan sinis. Para anggota Sunaryo sedikit bergidik ngeri, pasalnya ini untuk pertama kalinya mereka menghadapi Stefan yang merupakan tim paskhas. Perlahan mereka mulai mundur tertaur.
"Dasar brengsek. Apa yang kalian lakukan hah? Cepat tahan dia!!" Sunaryo kembali memberi perintah pada anggotanya.
"Klik" (Suara pistol)
"Menodongkan senjata pada kapten, itu tandanya menantang kami untuk berperang!!" Seru Mike lantang. Sunaryo, Stefan beserta para anggota lainnya terkejut melihat kehadiran Trio M, Bayu, Rizky dan Vino. Mereka semua kini sedang menodongkan senjata mereka pada anggota Sunaryo.
"Kapten, cepat keluar dari sini, kami akan menyusul!!" Ujar Max.
"Kami juga akan ikut dengan anda untuk menyelamatkan sandera" Ujar Vino, Rizky dan Bayu secara bersamaan. Stefan tersenyum, ia tak menyangka semua anggotanya akan datang menolongnya disaat yang tepat. "Terimakasih" Jawab Stefan tulus lalu kembali berjalan keluar. Sunaryo geram melihat tindakan anggota Stefan yang merupakan anggotanya juga. "Kalian juga ingin membangkang hah? Tidak peduli harus memakai cara apa, kalau memang perlu menembaknya (Stefan) agar berhenti, lakukan sekarang juga" Perintah Sunaryo. Anggotanya mengangguk tanda paham. Mereka hendak menembak Stefan, namun dengan cepat Marcel maju menghadang. "Lewati kami terlebih dahulu, baru kau bisa menembak kapten!!" Tantang Marcel dan hal itu semakin membuat Sunaryo frustasi.
"Anda masih tetap ingin melanjutkannya (Melarang Stefan)? Apa anda lupa semenakutkan apa tugas yang kami hadapi? Bunuh!! maka kami akan membunuh tanpa ampun!!" Seru Max tegas pada Sunaryo. Ia masih setia mengawasi Stefan yang sudah berjalan keluar. Sunaryo mengatupkan rahangnya kuat. Bagaimana bisa ia lupa tugas berat yang selalu berhasil dijalankan oleh anggota Stefan. Bahkan jumlah anggota biasa disini tak sebanding untuk melawan mereka. Perlahan Sunaryo mulai menghela nafasnya sejenak, ia mengkode menggunakan tangannya agar anggotanya berhenti melawan.
"Pergilah dan ingat kalian harus kembali dengan selamat, aku sudah menyiapkan hukuman yang pantas untuk kalian" Perintah Sunaryo, ia memejamkan matanya, dan sudah bersiap menerima resiko apapun yang akan terjadi padanya. Semua anggota Stefan tertegun mendengar perintah sunaryo, tanpa banyak berbicara, mereka mulai pergi dari situ menyusul Stefan.
"Sepertinya pekerjaan ku harus terhenti sampai disini, tidak apa-apa umurku juga sudah tua, tapi mereka? Sudahlah apa pun keputusan ku mereka akan tetap teguh pada pendirian mereka" Batin Sunaryo.
***

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang