X (Part 1)

3.6K 369 37
                                    

Yuki terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya sekarang tengah berada diatas tempat tidur milik Stefan. Ia tak ingat kapan ia mulai tertidur, terakhir ia tau bahwa Stefan menggendongnya. Yuki menepuk dahinya pelan. "Apa jangan-jangan aku tertidur saat itu juga?" Gumam Yuki. Ia meraba-raba sekujur tubuhnya, merasa aneh karena ia tak merasa kedinginan. Dilihatnya disamping baju yang ia pakai subuh tadi sudah tergeletak begitu saja dilantai. Wajah Yuki memerah pipinya memanas, perlahan ia mulai melihat tubuhnya, bajunya sudah berganti dengan baju yang sedikit lebih baik dari baju sebelumnya. Ia bisa menebak bahwa Stefan yang mengganti bajunya. "Bahkan kau juga tidak sadar saat dia menggantikan baju mu? Ya ampun Yuki separah itukah jika kau sedang tertidur?" Yuki merutuki dirinya kesal.
"Kau sudah bangun?"
Yuki terlonjak kaget ketika mendengar suara Stefan. Ia berbalik dan melihat Stefan yang baru saja selesai mandi dengan keadaan shirtless . Yuki memalingkan wajahnya. Ia merasa malu untuk menatap Stefan. Jantungnya berdebar cepat.
"I..iya" jawab Yuki terbata. Stefan tak menghiraukan Yuki. Ia berjalan mengambil kaosnya dan segera memakainya. "Sarapan untuk mu ada diatas meja. Aku pergi dulu!!"

"Pergi?" Yuki mengernyitkan dahinya. Ia berbalik menatap Stefan yang sudah berada didepan pintu. "Tunggu!!!" Sergah Yuki. Stefan terdiam ditempatnya tanpa berbalik menoleh ke arah Yuki. "Ada apa?" Tanyanya datar.

"Sayang diluar sangat dingin apa kau akan keluar hanya menggunakan baju seperti itu?" Tanya Yuki lembut penuh perhatian. Stefan menghela nafasnya, pertahanannya hampir runtuh. Namun sesaat kemudian ia berhasil mengendalikannya. "Aku sudah terbiasa!" Jawab Stefan singkat kemudian membuka pintu meninggalkan Yuki yang kembali menghela nafasnya mencoba bersabar menghadapi sifat Stefan.

***

Andrew berlari cepat kearah kamar Yuki dan Stefan. Ia menyipitkan matanya ketika melihat Stefan baru saja keluar dari kamar.
"Kapten!!!" Panggilnya.
Stefan berbalik melihat Andrew yang sedang mengatur nafasnya akibat berlari. "Iya. Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Stefan sopan. Andrew mengangkat tangannya. "Kapten aku membutuhkan dokter Yuki kesayanganku sekarang!!" Jawab Andrew asal. Stefan mengerutkan keningnya. "Sayang?" Tanyanya sekali lagi dengan nada tak suka. Andrew tersadar , ia tersenyum kikuk. "Maaf , maksud ku yuki kesayangan anda kapten, apa dokter Yuki ada didalam?"

"Ada" jawab Stefan datar. Ia berjalan pergi meninggalkan Andrew untuk berkumpul dengan pasukannya yang sudah bersiap melaksanakan rutinitas wajib mereka dipagi hari. Andrew menggelengkan kepalanya tak percaya. "Sifatnya sedingin es!! Bagaiaman bisa Yuki kuat menghadapi sifatnya?" gumamnya pelan kemudian hendak mengetuk pintu. Namun sebelum itu terjadi Yuki sudah lebih dulu membuka pintu kamarnya. "Pagi!!" Sapa Yuki. Andrew melompat kaget mendengar sapaan Yuki. "Aishh Yuki kau membuatku terkejut!!! Aku bisa jantungan!!" Seru Andrew seraya mengelus dadanya. Yuki tertawa geli melihat tingkah Andrew. "Kau mencari ku? Apa ada sesuatu yang penting?" Tanya Yuki serius.
"Ya, kau harus mengikuti ku sekarang" jawab Andrew tak kalah serius. Ia menarik tangan Yuki untuk mengikutinya. Dari jauh Stefan yang sedang berlari bersama pasukannya sedang memperhatikan mereka. Ia berdecak kesal. Mungkin sekarang ia mulai merasa cemburu.

***

"Kakak disini!!!" Brando melambaikan tangannya pada Yuki dan Andrew. Yuki mengerti ia mulai mendekati camp yang khusus dibuat untuk rumah sakit darurat beserta tempat medicube. Didalam sudah ada Brando dan Bianca serta salah satu pasien yang berumur sekitar 50 tahunan.

"Tolong periksa dia sekarang, aku harus menyusul Vanya dan suster Hana. ada hal lain yang harus kami kerjakan " ujar Andrew.

"Baiklah" Yuki mengangguk mengiyakan ia mendekati Bianca dan pasien tersebut.

"Dokter pasien laki-laki berumur 50 tahun. Dia merupakan salah satu penduduk disini. Kabarnya 14 hari yang lalu pasien ambruk setelah minum alkohol. Dokter Ameela (dokter yang sudah lebih dulu tugas disana) yang menanganinya hari ini ada kegiatan dikota jadi dia meminta bantuan dari tim kita" jelas Bianca.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang