VI

3.8K 376 33
                                    

Rainer dan Nancy sudah tiba dirumah sakit. Tak butuh waktu lama untuk keduanya menyiapakan segela sesuatu yang dibutuhkan untuk pernikahan Yuki dan Stefan. Hampir 30 menit lamanya pernikahan Yuki dan Stefan berjalan, disaksikan oleh Sandra, Nancy, Rainer dan Anda serta beberapa perawat lainnya yang kebetulan sedang shift malam. Sandra tersenyum lega, akhirnya tugasnya untuk menikahkah Yuki sudah terlaksana.

"Stefan" panggil Sandra. Stefan mendekat dan menggenggam tangan Sandra.

"Ibu titip Yuki. Tolong jaga dia baik-baik. Dia kelihatan tegar diluar tapi didalam dia hanyalah gadis kecil yang cengeng" ujar Sandra, nyaris seperti berbisik. Stefan tertawa pelan, tak ingin membuat suasana menjadi semakin sedih.

"Aku janji Bu, aku akan menjaga dan melindungi gadis cengeng ibu" ujar Stefan tegas diselingi candaan agar membuat Sandra tertawa dan usahanya itu berhasil, Sandra tertawa lemah. Yuki menatap Stefan aneh, jujur, meskipun ia sudah mulai merasa nyaman dengan Stefan tapi ia belum bisa sepenuhnya menerima pernikahan ini. Tak ingin egois, Yuki berusaha sebisa mungkin untuk membuang rasa egonya itu. Demi ibunya, apapun akan Yuki lakukan termasuk menikahi Stefan.
Beberapa saat kemudian Sandra tak sadarkan diri, kondisinya semakin memburuk. Nancy tak henti-hentinya menangis. Ia memeluk tubuh Rainer erat. Stefan menarik Yuki keluar tapi Yuki tak mau. Perawat-perawat yang ada disitu bersama Anda segera masuk. Stefan bersama kedua orang tuanya keluar dari ruangan itu.
Anda memandang Yuki, ia menganggukan kepalanya. Yuki mengerti maksud Anda. Perawat yang membantu Anda bingung melihat kehadiran Yuki. "Dokter bagaimana jika anda di skors karena membiarkan orang asing ikut membantu?" Tanya perawat itu.

"Dia bukan orang asing. Dia dokter Yuki. Aku tidak akan mendapat hukuman jika kau tutup mulut" ujar Anda tegas. Perawat itu terdiam dan mulai menjalankam tugasnya untuk mengecek ECG.

"Tekanan darah pasien menurun, jantungnya berhenti berdetak "

"Lakukan DC mulai dari 200 joule" perintah Yuki. Anda mengerti ia mulai mengambil defibrillator kemudian meletakannya ditubuh Sandra.

"Jglek"

"Belum kembali" ujar Anda setengah berteriak. Yuki terlihat panik ia mencoba menenangkan dirinya dan kembali memberi instruksi. "Selanjutnya 300 joule"

"Jglek"

"Tidak bisa"

"Sekali lagi 360 joule"

Anda menggelengkan kepalanya.
"Tiiitttt" terdengar bunyi panjang dari ECG yang digunakan untuk memantau keadaan Sandra. Hal itu menandakan bahwa Sandra sudah tiada. Anda menghela nafas lalu melaporkan waktu meninggalnya Sandra.
"Waktu kematian pasien 04.56 WIB"
Yuki merosotkan tubuhnya kelantai. Ia menangis sejadi-jadinya, untuk pertama kalianya ia tak berhasil menyelamatkan pasien, terlebih pasien itu adalah ibunya sendiri. Stefan membuka pintu paksa, ia mendekati Yuki dan memeluk Yuki erat dari belakang agar istrinya itu tenang.

***
Yuki mengusap lembut nisan ibunya. Keadaan disitu amat sepi, karena orang-orang yang melayat sudah pergi beberapa jam yang lalu. Kini hanya tinggal dirinya dan Stefan yang masih setia menemaninya. Stefan memegang pundak Yuki. Yuki berbalik kemudian memeluk Stefan. Ia menangis terisak dipelukan Stefan. "Kau tidak akan meninggalkan ku kan?" Tanya Yuki lirih. Stefan mengelus puncak kepala istrinya lembut, kemudian menciumnya. "Aku tidak akan meninggalkanmu" jawabnya.
Entah mengapa kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat hati Yuki terasa sejuk. Yuki pun mengeratkan pelukannya pada Stefan.

***
Dua minggu kemudian setelah hari pernikahan mereka, tidak banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan Yuki. Ia masih acuh tak acuh pada Stefan karena ia masih belum bisa mengakui dihadapan Stefan kalau ia sudah mulai bisa menerima Stefan menjadi suaminya. Berbeda dengan Stefan, ia malah semakin mencintai Yuki dan mengakuinya secara terang-terangan.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang