VIII (part 2)

3.8K 385 59
                                    

Beberapa jam kemudian Yuki dan Stefan tiba dirumah orang tua mereka. Yuki tersenyum senang kemudian membuka pintu mobil dan berlari kecil meninggalkan Stefan. Stefan menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah istrinya.
"Moodnya memang mudah berubah" batin Stefan.
"Sayang pelan-pelan. Awas terjatuh" tegurnya.
"Iya" jawab Yuki singkat.
Didalam Nancy dan Rainer sedang menunggu mereka. Keduanya tampak bahagia melihat kedatangan putra-putri mereka.

"ayah ibu!!! Aku rindu!!!" Pekik Yuki kemudian memeluk Rainer dan Nancy secara bergantian.

"Iya ibu juga merindukan mu, dimana suami mu?" Tanya Nancy.

"Masih memarkirkan mobil bu" jawab Yuki. Rainer tertawa kecil melihat tingkah putrinya itu. "Baru 2 hari disana kau sudah rindu pada kami?" Tanyanya. Yuki menganggukan keplanya cepat. Ia kembali memeluk Rainer. "Ayah terimakasih" ujar Yuki tulus. Rainer menundukan kepalanya, ia mengelus puncak kepala Yuki lembut. "Jadi kau sudah mendapatkan perintah kesana?" Tanya Rainer lagi. Yuki menengadahkan wajahnya melihat Ayahnya. "Iya ayah"
Nancy yang ada disitu tak mengerti topik pembicaraan apa yang dibahas suaminya dan putrinya itu. Sama halnya dengan Stefan yang baru datang. Ia mengerutkan dahinya bingung.
"Perintah apa?" Tanya Stefan. Yuki dan Rainer terkejut. Yuki berusaha mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Stefan. "Emh.. Itu... Itu rahasia antara aku, ayah dan ibu, kau tidak boleh tau" jawab Yuki asal. Ia menjulurkan lidahnya pada Stefan layaknya anak kecil. Stefan memandang Yuki dan Rainer tajam. Ia masih ragu mendengar jawaban Yuki. "Benarkah? Ini tidak ada kaitannya dengan dr. Randy yang datang ke kantor ayah kan?" Tanya Stefan menyelidik dengan penekanan pada setiap perkataannya. Rainer hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal sedangkan Yuki terkejut karena tebakan suaminya benar.

"Apa ini, ibu tidak mengerti arah pembicaraan kalian?" Nancy yang sedari tadi diam kini angkat bicara. Rainer tersenyum manis pada Nancy seolah mengatakan pada istinya "aku akan memberitahukan mu nanti" tampaknya Nancy mengertia ia tersenyum lalu mendorong tubuh Stefan menuju ruang makan.
"Ayo anak-anak ibu, kita makan malam bersama. Ibu sudah masak makanan yang enak-enak" ujar Nancy. Yuki dan Rainer lega mereka mengikuti Nancy dan Stefan dari belakang.

***
Yuki, Stefan serta kedua orang tua mereka, kini sudah berada dimeja makan. Dengan cekatan Yuki menyendokan nasi untuk kedua orang tuanya dan Stefan.
"Ayah mau makanan yang mana? Biar aku yang ambilkan" tawar Yuki. Rainer tersenyum kemudian melirik Stefan yang masih menatap Yuki curiga. "Ambilkan dulu untuk suami mu, dia sepertinya cemburu kalau kau lebih perhatian pada ayah" ujar Rainer bercanda. Yuki tersipu dibuatnya. Ia melirik ke arah Stefan yang kini malah mengacuhkannya. Nancy tertawa kecil melihat tingkah kedua anaknya. "serahkan saja urusan ayah pada ibu, kau fokuslah pada suami mu sayang" ujar Nancy. Yuki mengangguk lalu mulai mengambilkan makanan kesukaan suaminya tanpa bertanya terlebih dahulu.
"Singkirkan sayurnya, aku tidak suka sayuran!!" Ujar Stefan dingin. Yuki menautkan kedua alisnya bingung. Baru kali ini ia mendengar kata-kata Stefan yang terdengar dingin tak sehangat biasanya, ia dapat menebak Stefan kesal padanya. "Tapi sayuran ini juga bagus untuk kesehatan mu!!! Aku akan sangat marah jika kau tidak memakannya" ancam Yuki. Stefan menghela nafasnya sejenak kemudian mulai memakan sayuran tersebut tanpa berkomentar. Tawa Rainer pecah ketika melihat Stefan yang biasanya keras kepala dan suka membantah (kalau dirumah) dengan mudah menurut pada Yuki.

"Ayah ada apa ?" Tanya Yuki bingung.

"Berhentilah tertawa ayah. Tidak ada yang lucu!!" Seru Stefan ketus. Nancy tertawa pelan sebelum akhirnya berhenti lalu menepuk bahu suaminya agar menghentikan tawanya.

"Jika berada dirumah, suami mu itu keras kepala. Susah disuruh untuk makan sayuran" jelas Nancy. Yuki mengangguk-anggukan kepalanya tanda paham. "Jadi kau tidak..." Belum lagi menyelesaikan kata-katanya, Perkatann Yuki sudah terlebih dahulu disela oleh Stefan "Berhentilah bicara dan cepat makan"
"Iya aku makan" jawab Yuki memanyunkan bibirnya kesal.
"Jam berapa kau akan kembali ke barak?" Tanya Rainer serius.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang