Masa Sekolah

590 100 16
                                    

Bukan hal baru jika siswa pindahan menjadi trending topik utama di kalangan siswa-siswi di sekolah. Gurupun seringkali juga update mengenai trending topik tersebut.

Berbicara tentang si dia yang menjadi trending topik —anak lelaki itu baru saja menginjakan kakinya di sekolah baru— setelah sebelumnya sempat menjadi siswa pertukaran pelajar ke Jepang dan menjalani sekolahnya selama satu tahun di Washington.

Ngomong-ngomong. Menjadi trending topik tidak selamanya membuat anak lelaki itu di eluk-elukan dan cintai banyak siswa-siswi di sana. Sebagian sih memang iya, tapi sebagian lagi ada yang berpikiran negatif tentangnya. Pro dan kontra itu memang ada. Intinya, tidak semua orang bisa menerima kehadiran seseorang, apa lagi kalau seseorang itu memiliki keistimewaan. Tapi, kita juga tidak bisa menyalahkan mereka. Pendapat setiap orang berbeda-beda —dan ini adalah salah satu prinsip yang di anut si anak lelaki itu.

Masuk ke sekolah unggulan dengan nilai tes tertinggi dan umur yang cukup muda —14 tahun, membuatnya terkadang di bully.

Jangan-jangan, anak pejabat tersohor di kota ini.

Jangan-jangan nyogok.

Pintar beneran gak sih?

Kok bisa ya keterima di sekolah ini, langsung masuk ke kelas dua pula!

Setiap saat si anak lelaki itu mendengar bisikan-bisakan tak mengenakan dari para siswa di sana. Namun, karena ia adalah anak yang berwajah datar tanpa ekspresi dan menganut my life is my own bussines, anak lelaki itu hanya diam tak membalas ucapan mereka. Lagi pula, anak lelaki itu kadang tersenyum geli ketika mendengar salah satu ucapan yang menggelitiknya —jangan-jangan anak pejabat tersohor di kota ini— padahal, sebenarnya ia hanyalah anak seorang Kapten —yang sebentar lagi akan naik pangkat— dan ibunya adalah seorang dokter ahli bedah —bukan anak pejabat seperti yang di pikirkan oleh mereka.

Toh, memang apa bedanya anak pejabat dengan anak orang biasa? Semua di mata Tuhan itu sama.

Semua manusia juga sama makanannya. Kalau tidak makan nasi sebagai makanan pokok ya mentok makan roti atau kentang tumbuk. Terus apa yang mau di banggakan? Harta kekayaan? Jabatan? —semua itu hanyalah titipan dari Tuhan. Pergunakalah sebaik mungkin sebelum Tuhan mengambilnya saat kau mulai takabur.

Kembali pada anak lelaki itu, hari ini adalah hari ke dua puluh ia bersekolah di sana dan sekarang adalah waktu istirahat setelah hampir empat jam lebih ia duduk di dalam kelas untuk belajar. Di jam istirahat seperti ini, biasanya ia akan menghabiskan waktunya di dua tempat;

Yang pertama di perpustakaan. Kalian semua pasti mengira kalau ia akan belajar di sana, bukan? Tapi sayangnya kalian salah. Anak lelaki itu akan memilih duduk di pojokan ruang perpustakaan dan tidur di sana. Mengapa ia melakukannya? Insomnia adalah alasan utama anak lelaki itu memilih untuk tidur dari pada belajar, toh semalam dia juga sudah belajar, dan dia juga sudah menguasai banyak pelajaran favoritnya —Sains dan Matematika— semua yang berbau tentang Sains dan Matematika bisa di bilang sudah berada di luar kepalanya, ia adalah ahlinya di bidang itu. Jadi, ia tak perlu mempelajarinya terlalu keras —bukannya sombong, tapi itu kenyataannya.

P.s. Jangan mencontoh perbuatan anak lelaki itu. Cukup mencontoh yang baik-baik saja.

Yang kedua dan yang menjadi tempatnya berlabuh kali ini adalah; di kantin sekolah. Menghabiskan waktu istrirahat di kantin sekolah adalah hal yang lumrah bagi sebagian murid. Anak lelaki itu juga terkadang menghabiskan waktunya di kantin. Bukan untuk jajan. Apa lagi untuk tidur. Bukan! Ia berada di sana hanya untuk menumpang memakan bekal buatan ibunya.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang