Dzenan & Tania (Part 2)

800 108 17
                                    

"Hafif?"
Tania berdiri dari posisinya memanggil seorang pria yang ternyata adalah pacarnya.

Hafif yang sedang sibuk mengobrol dengan gadis disampingnya berejengit kaget. "Tania kamu ngapain disini?" Tanya Hafif balik. Ia melihat Dzenan sedang duduk di kursi memperhatikan mereka. Ia tersenyum pada Dzenan yang sebelumnya dikenalkan Tania padanya sebagai kakak laki-laki Tania, bukan tunangan atau calon suami.

"Bang, kapan balik?" Tanya Hafif berbasa-basi.

"Tadi siang." Jawab Dzenan singkat disertai senyumnya. Dzenan tidak marah ataupun kesal. Padahal Dzenan tau betul siapa pria di hadapannya ini dan sebagai apa Tania memperkenalkannya pada pria dihadapannya ini.

Tania menatap Hafif dan perempuan disebalah Hafif dengan tatapan curiga. Ia kenal dengan perempuan itu. Perempuan itu adalah Maya, dokter magang di rumah sakit milik orang tuanya. "Katanya sibuk, kok malah ada disini sama Maya?" Tanya Tania dengan nada suara tak suka.

Maya menunduk merasa tak enak pada Tania sedangkan Hafif menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Pria itu sedikit kebingungan menjawab pertanyaan Tania. "Urusan aku baru aja selesai dan kebetulan aku mau nonton Danur eh malah ketemu Maya disini."

Tania menaikan sebelah alisnya tak percaya. Mana ada orang pergi menonton sendirian, apa lagi ia juga tau Hafif sangat penakut dan tidak suka menonton film bergenre horor.
Dan untuk Maya, Tania mengetahui kalau gadis itu jarang keluar sendirian, minimal gadis itu akan keluar bersama salah satu sahabat atau teman magangnya. "Tumben orang nonton berangkatnya sendirian. Kalian gak bohongin aku kan?"

Maya mengangkat wajahnya yang terlihat pucat. Gadis itu menggelengkan kepalanya bersamaan dengan Hafif.
"Kita gak janjian kok. Iyakan May?"

"Iya dok, saya dan dokter Hafif gak janjian, kita tadi gak sengaja ketemu pas beli tiket." Ucap Maya membela diri. Dari gelagatnya siapa saja bisa curiga pada Maya dan Hafif.

Tania hendak kembali bertanya, namun Dzenan menggenggam tangannya, menyuruhnya untuk duduk.
Dzenan mengkode menggunakan matanya, memberitahukan kalau Tania, Maya dan Hafif sebaiknya segera duduk agar tak menghalangi jalan.

"Awas, duduk di tempat lain sana." Usir Tania ketika Maya ingin duduk bersebelahan dengan Hafif. Mau tak mau Maya segera berdiri dari posisinya dan duduk di samping Dzenan.

Dzenan menghela nafasnya sejenak, maksud hati ingin melepas rindu dengan Tania, yang ia dapatkan sekarang hanyalah ujian kesabaran. Pria itu mengambil popcorn dan menawarkan popcorn itu pada Maya.

"Popcorn?"

Maya tersenyum, ia mengangguk lalu mengambil popcorn itu.
"Makasih. Aku Maya salam kenal." Ucap Maya memperkenalkan namanya pada Dzenan.

"Dzenan. Salam kenal juga." Balas Dzenan. Kedua orang itu memakan popcorn sembari menunggu film yang mereka tonton dimulai.

Tania yang kini sedang menggandeng lengan Hafif posesif, mencoba untuk melirik Dzenan dan Maya yang duduk terpisah 3 kursi dari tempatnya dan Hafif duduk. Tania seakan tak peduli pada mereka hingga pendengarannya menjadi tajam saat Maya dan Dzenan mengobrol.

"Dzenan suka film horor ya?" Tanya Maya.

Dzenan mengangguk mengiyakan. "Iya. Kamu?"

Maya tersenyum malu, gadis itu refleks sedikit mendekatkan tubuhnya ke arah kursi Dzenan saat film dimulai.
"Aku suka, tapi aku penakut." Jawab Maya jujur.

"Sama seperti Tania." Gumam Dzenan. Ia menyuruh Maya untuk fokus menonton. Dan Maya mulai fokus menonton mengikuti saran Dzenan.
Menit pertama aman-aman saja, lalu beberapa menit berjalan...

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang