XXIII

3.4K 303 105
                                    

Sudah 2 minggu lamanya sejak Stefan meninggalkan Yuki, selama itu pula Yuki berubah menjadi sosok pendiam dan pemurung. Ia terlihat sangat berantakan, wajahnya pucat, tubuhnya lebih kurus dari sebelumnya. Nancy yang sedang berada disampingnya, terlihat begitu sedih. Berulang kali ia memaksa Yuki untuk makan, tapi Yuki selalu menolak.
"Ayo sayang, sedikit saja, seharian ini kau belum makan, kau bisa sakit" Bujuk Nancy sambil menyodorkan sendok berisi makanan didepan mulut Yuki. Bukannya, menerima, Yuki hanya melirik makanan itu tanpa berniat untuk memakannya. "Ibu tidak punya pilihan lain selain mengikat mu dan memaksa mu untuk makan" Ujar Nancy putus asa. Ia menghela nafasanya sejenak. Melihat tangan dan kaki Yuki yang penuh dengan memar akibat bekas ikatan, sebenarnya Nancy dan Rainer tak tega melakukan itu, tapi karena mengingat bayi yang berada dikandungan Yuki, mau tak mau cara itulah yang mereka lakukan agar bayi Yuki dan Yuki sendiri selamat.
"Biar aku yang memaksanya makan"
Nancy dan Yuki menoleh ke arah pintu. Dihadapan mereka sudah ada Anda dan Maxime yang sedang menggendong anak mereka yang baru saja lahir seminggu yang lalu. Nancy menghela nafas lega karena Anda dan Maxime datang tepat waktu. Anda tersenyum kemudian berjalan mendekati Yuki dan Nancy. "Biar aku yang memaksanya makan" ujar Anda mengulangi perkataannya.
"Iya, terimakasih sayang kau datang tepat waktu" balas Nancy. Yuki hanya diam tak bereaksi melihat kehadiran dua sahabatnya beserta keponakannya -anak Anda dan Maxime-. Anda tersenyum, ia menganggukan kepalanya. Nancy mengerti, ia mempersilahkan Anda untuk menduduki tempatnya, sedangkan ia sendiri pergi meninggalkan tempat itu.
"Kenapa kau jadi seperti ini?" Tanya Anda prihatin. Yuki tetap diam tanpa ekspresi. Perlahan Maxime berjalan mendekati Yuki dengan masih menggendong Nichel, putrinya. Tanpa diduga Maxime, Nichel menangis dengan hebatnya, Maxime dan Anda terkejut, Anda segera mengambil alih Nichel dari gendongan suaminya. "Tenanglah sayang mommy disini" ujar Anda lembut namun itu tak kunjung membuat tangisan putrinya berhenti. Maxime mendekati Anda, membantu istrinya untuk menenangkan putri mereka. "Mungkin dia lapar" ujar Maxime. Anda menggelengkan kepalanya, ia mengatakan pada Maxime sebelum mereka kesini, ia sudah menyusui Nichel. Max mengernyitkan dahinya bingung.
"Boleh aku menggendongnya?" Tanya Yuki pelan. Max dan Anda berbalik, mereka kembali terkejut, kali ini karena Yuki yang sedari tadi diam kini mulai membuka suaranya. Anda mengangguk, ia memberikan Nichel pada Yuki. Yuki tersenyum, ia mengecup dahi, hidung dan bibir mungil Nichel secara bergantian. "Jangan menangis lagi sayang" bujuk Yuki. Ia menepuk-nepuk lembut punggung Nichel hingga membuat tangisan Nichel mereda.
"Bagaimana bisa kau melakukannya?" Tanya Anda penasaran. Yuki tersenyum gemas melihat tingkah Nichel yang berada digendongannya. Ia menatap Anda dan Maxime bergantian. "Sepertinya dia menyukai ku" ujar Yuki lembut sambil tetap memperhatikan Nichel. "Ya dia menyukai mu" Jawab Maxime dan Anda bersamaan keduanya membiarkan Yuki menggendong Nichel.
***
Beberapa menit berlalu, Yuki pun menyerahkan Nichel yang sudah tertidur pada Maxime dan langsung diambil alih oleh Maxime, Maxime tersenyum, ia menggunakan tangan sebelahnya untuk mengelus puncak kepala Yuki kemudian menghampiri Anda dan berpamitan pada Anda beserta Yuki untuk membawa Nichel pulang. Keduanya mengerti dan membiarkan Maxime pergi dari situ. Setelahnya, Anda mulai mengambil piring berisi makanan diatas nakas yang berada tak jauh dari tempatnya. Ia menyendok nasi beserta lauk pauknya, hendak menyuapi Yuki. "Ayo buka mulut mu, kau harus makan" Ujar Anda lembut.
"Aku tidak lapar" Jawab Yuki. Anda menatap Yuki tajam, kesabarannya mulai habis. Ia menghempaskan kasar piring yang dipegangnya hingga membuat Yuki tersentak. "Terus saja seperti itu, bila perlu mati saja sekalian, kau pikir dia (Stefan) akan bahagia melihat mu menderita seperti ini hah?" Bentak Anda.
"Anda aku.."
"Aku apa? Kau terlalu egois, kau hanya memikirkan diri mu sendiri, coba lihat ayah dan ibu mu, lihat Maxime, lihat semua orang yang menyayangi suami mu, mereka juga sedih, tapi mereka tidak sebodoh diri mu, kau pikir dengan cara seperti ini, dia akan kembali hah? Yuki kau harus ingat, yang tersisa darinya, hanya bayi dikandungan mu, jika kau terus-terusan seperti ini, bayi mu akan terbunuh dan yang pantas disalahkan karena itu adalah kau sendiri!! Kau tidak ingin melihat bayi mu lahir seperti Nichel hah?" Anda membentak Yuki keras, emosinya meluap-luap, bukan karena ia membenci Yuki, tapi karena sebaliknya, ia sangat menyayangi Yuki, melihat keadaan Yuki yang seperti ini, itu membuatnya terpukul dan sedih luar biasa. Yuki tertegun mendengar bentakan Anda, pikirannya kembali melayang pada saat dimana Stefan begitu bahagia mengetahui bahwa dirinya hamil, bahkan Stefan begitu over protective padanya. Itu membuat air mata Yuki menetes. Ia merasa bahwa dirinya sangat jahat, egois dan itu semua hampir saja membuat bayi dikandungannya celaka. Yuki menangis terisak, ia memegangi perutnya erat-erat dan terus-terusan mengucapkan kata maaf pada bayi dikandungannya. Anda tak tahan lagi, ia juga ikut menangis melihat Yuki. Yuki melirik Anda dan memeluk Anda erat. "Maafkan aku" lirih Yuki dalam isak tangisnya.
***
Serbia

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang