XXVII (Part 1)

3.4K 345 75
                                    


"Kapetan, vi se vratiti? Stvarno nedostajes !!" (kapten, kau kembali? Aku benar-benar merindukanmu!!) Seru Chrissy dengan girangnya. Ia pun bergegas menghambur ke pelukan Stefan. Yuki syok melihatnya, ia berdiri melepas paksa pelukan Chrissy dari Stefan.

"Sta radis? On je moj muz !!" (Apa yang kau lakukan? Dia suamiku) Ujar Yuki geram. Stefan menepuk dahinya pelan, entah kemana hilangnya rasa kantuknya, saat ini ia benar-benar terkejut karena istrinya itu mengerti dan bisa menggunakan bahasa Chrissy.

"Siapa wanita itu? Kenapa dia memeluk mu?" Tanya Yuki ketus.

"Sayang kau bisa menggunakan bahasanya?" Tanya Stefan pura-pura mengalihkan pembicaran. Ia tau betul istrinya itu bisa mengamuk kapan saja.

"Aku bilang siapa wanita itu? Jangan mengalihkan pembicaraan!!!" Ujar Yuki dengan nada suara sedikit meninggi dan hal itu membuat Stefan mau tak mau harus menjelaskan siapa Chrissy.

"Erh dia Chrissy sayang, orang yang menyelamatkan ku" Jawab Stefan gugup. Yuki tampak berpikir sejenak. Ia teringat nama Chrissy sempat didengarnya saat Ameela bercerita dikantin tadi.

"Oh" Jawab Yuki singkat. Ia menatap Chrissy dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Veoma sam vam zahvalan na cuvanje mog muza, ali to bi trebalo biti, ako zelite da unesete sobu tude, ne zaboravite da kucaju na vrata prve" (Aku sangat berterimakasih karena kau menyelamatkan suami ku, tapi harusnya kau juga tau kalau masuk keruangan orang lain jangan lupa untuk mengetuk pintu terlebih dahulu"

Chrissy hanya diam mematung ditempat. Sepertinya Chrissy juga syok karena menghetahui Yuki adalah istri Stefan, kesyokannya itu bertambah ketika melihat perut Yuki.
Yuki melirik Stefan melalui sudut matanya hingga membuat Stefan juga menundukan kepalanya. Stefan bergidik ngeri melihat tatapan istrinya.

"Mi je ljubavnica, sljedeci put cu biti oprezniji, izvinio sam" (Maaf nyonya, lain kali saya akan lebih berhati-hati, saya permisi) Ucap Chrissy, ia pun langsung buru-buru pergi meninggalkan Yuki dan Stefan yang kini tersenyum lebar ke arah Yuki.

"Erh sayang, ayo kita tidur lagi" Ajak Stefan. Yuki hanya diam ditempat menatap Stefan dengan tatapan sinis.

"Untuk saat ini kau beruntung, tapi sebagai hukumannya karena tidak pernah mengatakan jika ada seorang wanita yang menyelamatkan mu, sekarang juga belikan aku martabak manis. Aku ingin makan itu !!" Seru Yuki. Stefan memblalakan matanya sempurna sembari mengelus dadanya lega karena Yuki memutuskan untuk tak membahas tentang Chrissy. Disisi lain itu merupakan keuntungan untuk Stefan tapi disisi lain Stefan bingung dijam-jam seperti ini mana ada orang berjualan martabak, lebih tepatnya ditempat mereka sekarang tak ada yang menjual makanan permintaan istrinya itu.

"Martabak manis? Tapi dimana aku bisa mendapatkannya sayang?" Tanya Stefan frustasi dengan permintaan aneh istrinya. Yuki mendekati Stefan kemudian menggandeng manja lengan suaminya itu.

"Intinya aku mau makan itu, aku tidak mau tau bagaimana caranya kau harus membelikan aku martabak manis sekarang sayang" Ucap Yuki sambil menggesekan pipinya dilengan Stefan.

"Apa tidak bisa diganti dengan makanan yang lainnya?" Tanya Stefan berharap agar istrinya itu mau mengganti permintaannya. Yuki menggelengkan kepalanya cepat, ia melepas kasar gandengannya dari Stefan dan memilih duduk sambil mengelus perutnya.

"Kalau begitu kau saja yang hamil" Jawab Yuki kesal. Stefan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia benar-benar bingung sekarang.

"Ya baiklah-baiklah, aku akan mencarikannya sekarang juga" balas Stefan. Sesudahnya iapun pergi meninggalkan Yuki yang kini tersenyum senang karena permintaannya akan dipenuhi oleh suaminya itu.
***
Sementara itu tak jauh dari kamar Stefan dan Yuki, Marcel, Rizky dan Vino sedang sibuk mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat kue.
"Sudah kau siapkan semuanya?" Tanya Marcel pada Vino. Vino mengangguk cepat sembari menunjukan beberapa bahan yang ada dibox.
"Sudah" Jawab Vino.
"Ah aku tidak sabar membantu dr. Yuki menyiapkan surprise untuk kapten!!" Seru Rizky dan langsung disambut dengan anggukan serta wajah ceria oleh Vino dan Marcel. Saat mereka sedang asyik dengan kegiatan mereka, tiba-tiba Stefan datang menghampiri mereka. Beruntung bahan-bahan yang mereka bawa tadi sudah mereka letakan ditempat yang aman. Tanpa aba-aba ketiganya pun memberi hormat pada Stefan dan Stefan membalasnya.

"Apa kalian bertiga sedang sibuk?" Tanya Stefan.

"Erh, sebenarnya kami sedang ada kegiatan kapten, apa kapten membutuhkan kami?" Tanya Vino sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Marcel menginjak kaki Vino mengisyaratkan agar ia harusnya berkata jika mereka sedang sibuk.

"Aku ingin meminta bantuan kalian, apa kalian tau tempat penjual martabak manis disini?" Tanya Stefan to point. Refleks Rizky menutup mulutnya menahan tawa, ia tau betul Stefan pasti sedang dikerjai oleh Yuki.
"Siang-siang begini mana ada penjual martabak manis" gumam Rizky.

"Kami tidak tau kapten, bukankah anda tau sendiri penjual martabak hanya ada dikota dan itupun malam hari" jawab Marcel yang kini juga sedang menahan tawa. Stefan semakin frustasi mendengar jawaban ketiga anak buahnya. Jarak kota dan tempat mereka berada sekarang bisa memakan waktu 5 jam perjalanan sedangkan istrinya ingin memakan martabak hari ini juga, mana mungkin Stefan memiliki waktu banyak untuk memenuhi permintaan istrinya.
"Apa ini karena aku meninggalkannya terlalu lama?" Gumam Stefan.

"Kalau begitu siapa diantara kalian yang bisa membuat martabak?" Tanya Stefan sekali lagi. Rizky dan Vino kompak menunjuk Marcel. Mata Stefan berbinar-binar, ia pun segera menghambur memeluk Marcel hingga membuat Marcel sedikit merasa sesak.

"Erh Kapten ini terlalu erat!!" Seru Marcel. Stefan tersenyum lebar ke arah Marcel. Ia melepaskan pelukannya dan memohon pada Marcel agar mau membantunya.

"Marcel tolong buatkan seporsi martabak manis seka..." Belum lagi Stefan melanjutkan kata-katanya, dari arah belakang sebuah tangan berhasil menjewer telinganya dengan sempurna. Stefann bisa menebak itu pasti ulah istrinya dan tebakannya itu benar. Ia berbalik mendapati Yuki yang kini sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa kau masih disini? Bukankah tadi aku meminta mu mencarikan sesuatu 'sayang'?" Tanya Yuki sembari menekankan kata sayang. Stefan tersenyum diselingi dengan ringisan.

"Tamatlah riwayatku" batin Stefan.

"A..aku baru saja mau pergi sayang, aku kesini ingin meminjam kunci mobil milik Marcel, iya kan Marcel?" Ujar Stefan sambil mengedipkan sebelah matanya pada Marcel.

"I..iya dokter, kapten kesini ingin meminjam kunci mobil" Jawab Marcel terbata. Yuki mengerti, ia melepaskan tangannya dari telinga Stefan. Vino dengan cekatan memberi kunci mobil pada Stefan. Mau tak mau Stefan pun membatalkan rencananya meminta bantuan pada Marcel.

"Sayang, aku pamit pergi" ujar Stefan berpamitan.

"Ya, hati-hati dijalan" balas Yuki. Ia berjalan lebih dekat ke arah Stefan, memperbaiki kerah baju suaminya kemudian berjinjit mencium kening suaminya itu.

***
Yuki beserta 3 anggota Stefan lainnya melambaikan tangan mereka ke arah Stefan.

"Jangan pulang sebelum mendapatkan martabak pesananku!!" Seru Yuki hingga membuat tawa Marcel, Vino dan Rizky pecah.

"Hahahahaha, dokter anda benar-benar memiliki kepribadian ganda, bisa berubah menjadi istri romantis dan menakutkan disaat bersamaan" ucap Vino disela tawanya. Yuki berbalik, ia ikut tertawa dengan ketiganya.

"Aku tidak punya cara lain selain itu. Ayo kita bergegas membuat surprise untuk suamiku" ajak Yuki. Ketiganya mengerti, mereka hendak bergegas memulai kegiatan mereka namun dari arah belakang Ameela datang menghampiri mereka.

"Surprise untuk ulang tahun kapten yang ke 29 kan? Jangan memulainya tanpa aku!!" Seru Ameela. Ameela menyodorkan dua tas kertas berisi bahan-bahan untuk mendekorasi ruangan yang akan Yuki gunakan untuk merayakan ulang tahun suaminya.

"Ameela? Kau juga ikut? Mana Chrissy? Dia juga ikut kan?" Tanya Yuki pada Ameela. Ia begitu excited.

"Aku juga ikut nyonya" jawab Chrissy yang tiba-tiba muncul dibelakang Ameela.

"See? Kita sudah lengkap kan? Hah acting mu bagus sekali tadi" timpa Ameela. Yuki tersenyum lebar. Ia merangkul Chrissy kemudian meminta maaf padanya.

"Maaf ya tadi aku harus berpura-pura memarahi mu dan melibatkan mu untuk membuat surprise ulang tahun suamiku!!" Ujar Yuki. Chrissy tersenyum, ia berkata bahwa ia sudah tahu dari Ameela bahwa dikantin tadi saat Yuki dan Ameela sedang berbincang, diam-diam Yuki meminta bantuan Ameela untuk memberitahu Chrissy bahwa ia membutuhkan bantuan Chrissy. Alhasil setengah rencana Yuki untuk membuat surprise ulang tahun suaminya pun 50% berjalan dengan sukses.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang