IV

3.8K 359 15
                                    

"Baiklah kita sudah sampai. Silahkan turun kapten" ujar Yuki sembari membukakan pintu mobil untuk Stefan. Stefan tak bergeming ia masih diam pada posisinya. "Silahkan turun dan pulang ke rumah mu K-a-p-t-e-n!!" ujar Yuki kembali mengingatkan Stefan. Stefan turun dari mobil Yuki kemudian tanpa permisi memasuki rumah Yuki. Yuki membulatkan matanya sempurna, ia berlari mengejar Stefan. Tapi langkahnya kalah cepat. "Hei ... Berhenti!!"
Sandra mendengar keributan yang terjadi dirumahnya, ia pun memutuskan untuk turun sambil menahan rasa sakitnya dibantu oleh Nancy.

"Aku bilang berhenti, kenapa kau memasuki rumah orang lain tanpa permisi hah?" Bentak Yuki. Ia mengeluarkan ponselnya kemudian hendak menelfon polisi, namun terhenti ketika melihat ibunya menuruni tangga dengan seorang wanita yang menurutnya sangat familiar.

"Tante Nancy? Ibu?" Gumam Yuki.

"Ada apa ini ? Kenapa sangat ribut?" Tanya Sandra ketika sudah berada diruang tamu. Ia terkejut ketika melihat Stefan sama halnya dengan Nancy. Bukannya menyambut Yuki, Sandra malah menghampiri Stefan lalu memeluknya erat. "Kau sudah pulang? Kapan? kenapa tidak memberitahu tante dan ibumu?"
Stefan tersenyum , ia membalas pelukan Sandra. "Baru saja tante. Maaf aku lupa untuk segera menelfon memberi kabar" jawabnya.

"Apa kau baik-baik saja sayang?" Giliran Nancy bertanya, ia merasa bahagia karena setelah sekian lama, ia bisa bertemu kembali dengan putranya itu. Stefan melepas pelukannya pada Sandra dan langsung memeluk ibunya.
"Aku baik-baik saja bu"

Yuki mengerjap-ngerjapkan matanya bingung. Berulang kali ia memandangi Sandra, Nancy, dan Stefan secara bergantian. Ia tampak mencerna perkataan ibunya dan Nancy.

"Tante Nancy adalah ibunya? Berarti dia? Ah tidak mungkin!!" Yuki memekik hingga membuat ketiga orangnya dihadapannya kaget.

***

"Ini Stefan, pria yang akan dijodohkan dengan mu" jelas Sandra ketika mereka berempat sudah duduk berhadapan diruang keluarga. Yuki melirik Stefan yang sedang duduk disampingnya. "Oh iya, dari tadi tante penasaran, kenapa kalian bisa datang bersamaan? Apa kalian sudah saling mengenal?" Tanya Nancy pada Yuki.
Stefan tertawa pelan, ia merangkul Yuki. Yuki mendelikan matanya pada Stefan tapi tak dihiraukan oleh Stefan. "Kami bertemu dirumah sakit tadi bu, kebetulan tujuanku dan tujuannya sama, jadi dia menawarkan aku tumpangan" jawab Stefan berbohong. "Apa yang kau katakan huh?" Yuki berbisik pada Stefan. Sandra dan Nancy merasa aneh dengan tingkah keduanya. "Sudah menurut saja" balas Stefan. Yuki tertawa pelan , ia mendorong tubuh Stefan menjauh darinya. "Hehe apa yang Stefan katakan memang benar"
Sandra bernafas lega ketika mengetahui bahwa Yuki dan Stefan sudah saling mengenal. Sekuat tenaga ia menahan rasa sakit yang kini semakin menjadi-jadi dikepalanya.
"Syukurlah kalau kalian sudah saling mengenal. Berarti rencana perjodohan ini tidak ada masalah kan?" Tanyanya dengan nada yang sedikit melemah. Nancy menyadarinya, ia menggenggam tangan Sandra erat lalu menatap Stefan lekat-lekat.
"Stefan apa kau mensetujui perjodohan ini?"

Stefan tampak berpikir untuk menjawab pertanyaan ibunya, Sama halnya dengan Yuki, ia ragu untuk menjawab pertanyaan Sandra. Jujur ia belum siap untuk menerima Stefan menjadi suaminya, mereka baru saja bertemu tadi itupun dengan cara yang benar-benar tak disukai Yuki. Ia pun kembali melirik Stefan, menantikan jawaban yang akan keluar dari mulut Stefan. Tak berapa lama Stefan sudah memantapkan jawabannya. Stefan terus memandangi Sandra, ia menyadari bahwa Sandra sedang kesakitan. "Aku mensetujui perjodohan ini"
Yuki terkejut, ia sudah bersiap ingin memprotes jawaban Stefan. "Aku ..."

"Yuki juga setuju, tante tidak perlu khawatir" Sela Stefan. "Ayo akan ku antarkan ke atas, sepertinya tante perlu istirahat" lanjutnya dan mulai mengantar Sandra kekamarnya diikuti oleh Nancy hingga meninggalkan Yuki sendirian diruang tamu. Yuki mengacak rambutnya kasar.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang