Being Normal Part 1 (Kyle & Zevanya)

934 102 43
                                    

Cerita ini, Terinspirasi dari si bungsu raja somplak. ❤️❤️ jadi mohon maaf jika para sahabat si somplak merasa ada kesamaan dialog dan kejadian dalam cerita ini 😂.

000

Siswa-siswi kelas XI IPA 1 baru saja mendengar bahwa hasil tes IQ yang menentukan akankah mereka tetap berada di kelas unggulan atau pindah ke kelas biasa semester 2 nanti, sebentar lagi akan di umumkan oleh Bu Gina, wali kelas mereka.
Sebagian penghuni kelas ada yang panik karena takut posisi mereka bergeser, sebagian lagi ada yang percaya diri bahwa mereka akan tetap di kelas unggulan. Dan terakhir sisanya adalah penghuni kelas yang pasrah di pimpin oleh Kyle.
Kyle bukannya pasrah. Lebih tepatnya ia malah tak peduli ia akan berada di kelas mana. Toh unggulan tidak unggulan tidak membuatnya rugi selama namanya masih tetap tercantum di kartu keluarga Avery alias tidak di pecat dari status anak Yuki dan Stefan.

Hari ini, setelah dua minggu yang lalu sempat kena hukuman berat akibat berkelahi dengan Aan the geng, penampilan Kyle sedikit berubah.
Lebih rapi dari biasanya. Kyle juga tidak tidur lagi di kelas. Nilainya yang selalu bagus kini lebih bagus lagi.

Abel, teman sebangku Kyle sampai bingung dengan perubahan Kyle.
Si somplak bin absurd itu membuatnya merinding.
Tidak mungkin kalau Kyle berubah hanya gara-gara hukuman berat yang di berikan kepala sekolah mereka. Kalau boleh membuka aib sahabat, sudah Abel lakukan sejak dulu. Puluhan hukuman yang jauh lebih berat pernah dan di lalui Kyle dengan anteng. Dan Kyle tidak pernah kapok. Lalu hari ini, Kyle tiba-tiba menjadi anak alim.

Bukannya apa-apa, hanya saja Abel sudah terbiasa dengan tabiat buruk Kyle, sekalinya tabiat buruk itu berubah menjadi baik, Abel bersyukur tapi merasa takut. Pikiran buruk mulai dari Kyle sedang sakit keras sampai Kyle kerasukan roh hantu baik mulai melintas di otak Abel sebagai alasan mengapa si bocah somplak itu berubah.

Tunggu, memang ada hantu yang baik? Batin Abel. Efek bermain dengan Kyle somplak, pikiran Abel pun jadi ikut somplak.

"Bro, lu sehat?" Tanya Abel sembari menempelkan punggung tangannya di dahi Kyle.

Kyle yang sedang bersandar di kursi langsung menegakan tubuhmya. Ia menghempas pelan tangan Abel dari dahinya. "Sehat." Sahutnya singkat padat dan jelas yang malah membuat Abel semakin merinding.

"Lu yakin lu sehat? Perlu gue panggilin uztad buat ruqyah lu? Kali aja lu kesambet dan sekarang yang di hadapan gue ini.... Hantu... Hiyyyy... Ampun.. Please Jangan rasuki teman gue.. Tolong bawa jiwa teman gue balik. Gapapa gue punya temen somplak asal ...."

Pletak... Satu pukulan kasih sayang menggunakan penggaris 30cm mendarat sempurna di kepala Abel.
Jangan tanyakan siapa pelakunya. Tak lain dan tak bukan adalah Kyle Avery, anak dari bapak Stefan Avery dan Ibu Yuki Avery. Si bocah somplak yang sedang mencoba berhijrah menjadi bocah normal -sepertinya-

Abel meringis kesakitan. Ia mengusap-usap kepalanya sambil mengeluarkan sumpah serapah pada Kyle.
Lihat, sekarang siapa yang tabiatnya buruk? Kyle atau Abel?
Baru di beri pukulan kasih sayang saja sudah puluhan sumpah serapah yang keluar dari mulut Abel.

"Ngomong banyak lagi. Gue tendang lu sampai Neptunus." Ancam Kyle galak hingga membuat rahang Abel mengatup rapat-rapat.

Abel memperhatikan Kyle mengambil ponsel pintar Apel kruek dari saku celana. Diperhatikan lagi, Kyle menatap ponsel itu lekat-lekat seperti sedang menunggu pesan atau telfon dari seseorang. Dan, kegiatan tatap-menatap ponsel itu sudah berlangsung sejak seminggu belakangan.

Selain perubahan dari somplak ke alim, perubahan ini juga yang membuat Abel bertanya-tanya. Sebenarnya Kyle kenapa? Apa ada masalah keluarga? Atau... Dilemakah karena pacar?

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang