Stefan dan Yuki (Part 1)

1K 121 33
                                    

Hari ini Stefan dan Yuki memutuskan untuk berlibur sejenak. Kedua pasangan paruh baya yang masih terlihat awet muda itu sedang mengelilingi mall untuk melihat-lihat sepatu, tas dan baju-baju kesukaan Yuki.

Stefan melirik sebelas paper bag besar dan kecil yang ditenteng oleh istrinya, ia kembali melihat tempat yang mereka injak sekarang. Stefan meringis melihat begitu banyak tas Prada dengan berbagai model dihadapannya.

"Dad, lihat deh. Tas-nya bagus-bagus ya.. Aku jadi pengen beli semua!!" Pekik Yuki tertahan. Mata coklatnya berbinar-binar melihat tas-tas itu.

"Iya beli semua terus nanti beli tenda ya mom." Sahut Stefan ambigu.

Yuki mengernyitkan dahinya bingung. "Hah? Tenda buat apaan?"

"Buat tempat tinggal kita. Rencananya aku mau jual rumah dan mobil kita buat beli barang-barang kesukaan kamu." Sahut Stefan dengan mulut lucu.

Yuki tertawa geli, ia memukul pelan dada suaminya. "Ada-ada aja. Lagian aku belanja kayak gini kan jarang-jarang." Ucap Yuki sembari memilih-milih tas yang ada disana.

Stefan menghela nafas sabar. Apa yang dikatakan istrinya itu memang benar. Yuki jarang berbelanja. Jika dihitung mungkin dua kali dalam setahun Yuki berbelanja besar-besaran. Namun, 2 kali berbelanja itu tetap saja bisa menguras kantong Stefan karena selera berbelanja Yuki agak tinggi.
Stefan kadang bingung, berbelanja baju, tas, sepatu sebanyak itu memang mau di pakai kemana?
Terlebih Stefan juga tau istrinya itu tipe pecinta satu barang. Jika Yuki tertarik dengan barang itu, maka barang itu akan terus digunakan sampai rusak.
Terkadang ia berpikir, ini namanya pemborosan. Tapi ya sudahlah, demi istri tercintanya, apapun Stefan penuhi asal istrinya itu senang.

Lima belas menit berada disana, Yuki akhirnya memutuskan mengambil satu tas prada cantik berwarna putih gading. Pelayan toko disana langsung membungkus tas pilihan Yuki.
Yuki berjalan ke arah Stefan yang sedang duduk bermain ponsel disalah satu kursi yang ada disana dengan senyum kelewat manis.
Wanita cantik itu mengulurkan tangannya ke arah Stefan.
"Sayang kartunya dong, mau bayar." Ucap Yuki pelan.

Stefan mengambil dompetnya dengan berat hati. Bahkan tarik-menarik sempat terjadi di antaranya dan Yuki karena ia tak rela kartu debitnya berada ditangan Yuki. Tapi berakhir dengan kemenangan Yuki.
Wanita itu berhasil merebut kartu debit milik Stefan dan membayar belanjaannya.
Kini kedua orang itu sudah berjalan kembali mengelilingi mall dengan Stefan yang menenteng dua belas paper bag Yuki.

Yuki sibuk menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat barang apa lagi yang akan ia beli.
Mata Yuki kini tertuju pada sebuah toko yang menjual baju batik. Kebetulan sekali disana ada baju couple yang bisa ia pakai bersama suami dan anak-anaknya. Tak membuang kesempatan bagus -menurut Yuki- ia langsung menarik lengan Stefan memasuki toko itu. Dalam hati Stefan berdoa semoga semua siksaan Yuki pada kartu debitnya akan berakhir secepat mungkin.

000

Yuki tidak bisa menyembunyikan senyum senangnya. Bagaimana tidak, hari ini ia ditemani oleh suami tercintanya untuk menghabiskan waktu bersama.
Dari pagi hingga sore, Stefan selalu memanjakannya dengan memenuhi berbagai macam keinginannya.
Hari ini karena Kyle sedang menginap dirumah teman dan Dzenan yang kemungkinan akan pulang malam karena berkencan dengan Tania, akhirnya Stefan memutuskan agar mereka makan malam diluar bersama.
Tidak tanggung-tanggung, suaminya itu menyarankan agar mereka makan malam di restaurant favorit mereka zaman muda dulu. Siapa yang tidak bahagia? Yuki merasa ia adalah istri paling beruntung di dunia ini.
Namun sebelum makan malam, Yuki mempunyai permintaan agar mereka menonton film Danur terlebih dahulu dan lagi-lagi Stefan mengiyakan permintaan Yuki tanpa protes sama sekali.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang