XIII

3.5K 329 37
                                    

Amra berlari tergesa-gesa. Ia sangat ketakutan karena beberapa pria tak dikenal mengejarnya. Sebagian dari pria itu membawa sebuah pistol dan pria yang lainnya membawa beberpa lembar paper bag. Amra terus berlari namun langkahnya kalah cepat, pria-pria itu berhasil mendapatkannya dan langsung menahan Amra.

"Molim te, nemoj me povrijediti" (Tolong jangan sakiti aku) teriak Amra histeris. Saat ini ia benar-benar sangat ketakutan. Salah satu pria disitu menampar pipi Amra kuat hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Rekao sam ti da ne pobegne !!Zasto ne slulas?" (aku bilang agar tidak lari, kenapa kau tidak mendengarnya?) tanya salah satu pria yang memegang pistol. Amra berusaha melepaskan dirinya namun tenaganya kalah kuat.

"Sta ti zelis?" (apa yang anda inginkan?) tanya Amra.

"Ne zaboravi? Vas suprug zamalo ubijen zato sto je odbio nas zahtjev." (Jangan lupa, suami mu hampir terbunuh karena menolak permintaan kami) jelas pria itu. Amra menggelengkan kepalanya cepat bagaimana ia bisa lupa bahwa mereka adalah orang yang sama yang mencoba membunuh suaminya menggunakan alkohol.

"Sta ti zelis?" tanya Amra sekali lagi dengan nada membentak yang entah ia dapatkan dari mana keberanian untuk membentak pria itu. Pria itu tersenyum menyeringai. Ia memegang dagu Amra kuat.

"Ako ne zelite da vidite vas suprug ubijen, onda mozete otici u kasarnu i uzeo neke svoje oruzje. Ulaz ovdje, daju oruzje na nas sutra ujutro" (Jika kau tidak ingin suami mu terbunuh, pergilah ke barak dan ambil beberapa senjata mereka, masukan disini lalu berikan pada kami besok pagi) ujar Pria itu mengancam sambil menyodorkan paper bag pada Amra. "i zapamtite, ne pokusati traziti pomoc na kapetana, ili master Ahmet ce djelovati. " (dan ingat jangan mencoba mencari bantuan dari kapten, atau tuan Ahmet sendiri yang akan bertindak) Lanjut pria itu. Ia mengkode pria yang lainnya agar segera pergi meninggalkan tempat itu. Setelahnya Amra menangis histeris, ia bingung apa yang akan dilakukannya.

***

Dibarak Stefan sedang duduk membaca laporan sedangkan Mike sedang menikmati pijatan dari Vino, sesekali Mike mengeluh pada Stefan. "Aku merasa mudah lelah sekarang, apa karena umur kita semakin bertambah?" Keluh Mike.

Stefan meliriknya sekilas kemudian kembali membaca laporan ditangannya. "Iya, itu tandanya kau harus segera menikahi Angel" jawab Stefan asal. Mike yang baru saja mengambil minuman diatas meja, nyaris menjatuhkan gelasnya karena terkejut mendengar jawaban Stefan. Vino tertawa pelan melihat raut wajah Mike. Mike menyadarinya, ia memukul kepala Vino kuat, hingga membuat Vino meringis kesakitan.

"Kenapa kau tertawa? Memangnya itu lucu hah?" bentak Mike. Vino menegapkan tubuhnya kemudian menjawab dengan lantang pertanyaan Mike.

"Tidak, pak" Mike hendak memarahi Vino kembali namun Stefan mencegahnya, ia meletakan laporannya dan menepuk bahu Mike. "Kau sekarang sedang menyalahgunakan pangkat mu letnan Mike" Tegur Stefan. Mike menatap Stefan dengan tatapan tak percaya. "Jangan ikut campur..." sergahnya.

"Kau sudah berani pada atasan mu hah?" Stefan berpura-pura membentak Mike dengan raut wajahnya yang terlihat serius. "Tidak pak" Jawab Mike lantang. Ia berdirii dari posisi duduknya kemudian mulai memberi laporan pada Stefan. Sebelum ia memulai, tawa Stefan sudah lebih dulu pecah di ikuti dengan tawa Vino. Mike memasang wajah memelasnya. "Issh berhentilah bercanda seperti itu, kau membuat ku jantungan" ujar Mike sambil mengelus dadanya. Stefan hanya tertawa menanggapinya. Tanpa mereka sadari disitu sudah ada Rizky yang ingin menghampiri Stefan.

"Pak" panggil Rizky. Stefan membalikan tubuhnya menghadap Rizky. Ia menghentikan tawanya sejenak. "Ada apa?" Tanyanya.
"Mobil yang ada di TKP sudah dibawa ke bengkel pak, ini biaya perbaikannya" jelas Rizky. Ia menyodorkan secarik kertas yang ternyata adalah nota. Stefan mengambil nota itu kemudian mulai berganti mengambil beberapa lembar uang diranselnya yang berada dikamar. "Ini" ujar Stefan sambil menyodorkan uang sekitar 197,68 Mark (jumlah uang dalam mata uang Bosnia, kalau dirupiahkan sekitar 1,5 juta) Rizky sedikit terkejut menerima uang itu. "Ini apa tidak terlalu kebanyakan pak?" Tanya Rizky ragu-ragu. "Tidak, ambil sisanya untuk membeli makanan dan minuman, malam ini kalian bebas untuk minum" jelas Stefan. Rizky tersenyum ia melompat-lompat layaknya seorang anak kecil. "Jadi kita diperbolehkan minum pak?" (Minum-minuman beralkohol yang dimaksud Rizky) tanya Rizky memastikan.
"Ya" jawab Stefan tegas. Mike dan Vino yang sedari tadi diam kini ikut tersenyum senang, mereka mengayunkan tangannya ke udara diikuti oleh Rizky. "Yess!!!" Seru ketiganya. Stefan berdehem pelan. "Minuman yang aku maksud adalah kopi!!!" Ujar Stefan hingga membuatnya ketiganya langsung terdiam. Raut wajah mereka berubah menjadi sedikit masam.

Suamiku Kapten (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang