Aku berusaha menghirup oksigen sebanyak mungkin untuk bertahan hidup. Dua makhluk yang ada di samping ku, tidak ada yang mau mengalah untuk memeluk tubuh ku sehingga aku di permainkan seperti boneka. Di tarik ke sana kemari hingga aku merasa sesak yang luar biasanya.
"KALIAN MAU MEMBUNUH KU, HAH?"
Chanyeol dan Baekhyun yang sedari tadi sibuk berebut untuk memeluk tubuh ku akhirnya berhenti. Keduanya mendengus tidak terima dan saling menatap dengan tatapan ingin menerkam satu sama lain.
Aku selalu berusaha untuk memberikan perhatian yang adil kepada dua suami ku itu sehingga mereka tidak merasa bahwa aku pilih kasih.
"Hyun-ah." Baekhyun menatap ku dengan puppy eyes-nya membuat aku tersenyum. Chanyeol mencibir Pria itu membuatnya naik pitam kembali dan mereka berdua bertengkar seperti tikus dan kucing di atas ranjang dan aku harus turun tangan menghentikan tingkah mereka dengan sebuah kecupan, membuat dua Pria itu terdiam dengan senyuman yang mengembang di wajah mereka.
Aku memutar bola mata malas melihat tingkah Chanyeol dan Baekhyun yang kekanak-kanakan.
Aku mencoba memberikan solusi pada kedua nya dengan cara bermain batu, gunting, kertas dan yang kalah harus rela tidur sendiri malam ini.
Mereka berdua tampak setuju dengan saran ku dan aku yang menentukan permainan di mulai.
"Aku pasti menang, cabe." Chanyeol menatap Baekhyun sengit dan di balas dengan tatapan membunuh oleh Pria itu. "Kau lihat saja buncit, pasti aku yang akan menang." Aku menggeleng tidak percaya mendengar mereka saling mencibir seperti itu, benar-benar seperti bocah berusia 5 tahun.
Ya ampun. "Yak, aku sudah mengantuk jadi aku mohon jangan bertengkar lagi." Aku memelas membuat keduanya menatap ku iba.
Chanyeol mengulurkan tangan nya untuk mengusap wajah ku tapi tindakan nya segera di cegat oleh Baekhyun. Dasar.
"Han, dul, set." Aku melihat Baekhyun lah yang menang dan Pria itu bersorak ceria membuat aku bingung hal apa yang bisa membuat senyuman nya merekah cerah seperti itu, dia imut sekali.
Chanyeol mendesis dan terpaksa harus keluar dari kamar dan aku setia mengantarkan nya sampai ambang pintu. Pria itu menghela nafas putus asa membuat aku mengusap wajahnya, "Jangan tunjukkan wajah yang seperti itu, sayang." Aku meminta nya agar tidak sedih, Pria itu tersenyum dan menarik pinggang ku agar menyempitkan jarak di antara kami, membuat Baekhyun yang duduk di kasur mendesis tidak terima.
Chanyeol mencium bibir ku lembut dan aku membalasnya. "Janji ya, besok aku yang akan tidur dengan mu." Aku hanya tertawa kecil sembari menganggukkan kepala membuat senyuman di wajah tampan nya terlihat.
Setelah Chanyeol pergi aku menutup dan mengunci pintu kamar lalu menghampiri Baekhyun yang mengerucutkan bibir nya. Baru saja aku akan duduk, pria itu menarik tubuh ku ke atas ranjang dan memposisikan aku untuk berbaring tepat di samping nya. Aku hanya tersenyum sembari menatap manik mata hitam pekat nya itu. "Hyun-ah, apa kau benar-benar mencintai ku dengan tulus?" Aku mengangguk menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut nya.
"Kalau begitu.... Bisakah kau tinggalkan Chanyeol dan hidup bahagia dengan ku?" Aku memukul kepala nya pelan, "Jika kau berada di posisi ku, kau pasti akan mengerti bagaimana rasanya." Aku menunjukkan wajah sedih membuatnya memelukku lebih erat.
"Kalau aku yang pergi apa kau akan bahagia hidup bersama Chanyeol?" Aku menatap nya dengan tatapan kaget sembari menggeleng-geleng tanda aku tidak setuju, "Jangan katakan itu. Kau membuatku sedih." Ciuman Baekhyun yang tiba-tiba membuat aku terkejut tetapi aku memaklumi nya karena dia adalah suami ku dan aku membalas nya selembut dia mencium bibir ku.
"Maaf, sikap ku dan Chanyeol pasti membuatmu kesulitan." Ini lah yang aku sukai dari Baekhyun, dia lebih dewasa dari Chanyeol. Aku tersenyum dan menangkup wajah nya, "Percaya lah bahwa aku sangat mencintai mu." Baekhyun menganggukkan kepala nya dan membenamkan wajah nya di pundak ku lalu tertidur pulas.
ㅡo0oㅡ
Aku membuka mata karena mendengar teriakan pintu yang di gedor keras entah siapa yang melakukan nya, selain itu aku juga merasakan ada yang memelukku agresif dan ternyata itu Chanyeol.
Dia menyapa ku di pagi hari dengan wajah ceria nya dan aku tersenyum, tapi aku tidak melihat Baekhyun ada di dalam kamar.
"Hey, apa jangan-jangan yang menggedor pintu itu Baekhyun? Kau yang mengurungnya?" selidikku seraya memelototinya. Chanyeol mengangguk tanpa wajah berdosa sehingga membuat aku heran.
Aku berniat membuka pintu, tapi pria itu menahan lengan ku sembari menggeleng. Aku menunjukkan wajah marah membuat nya melepaskan genggaman nya pada tangan ku.
Aku membuka pintu dan melihat wajah Baekhyun yang merah padam, aku tahu dia kesal dengan Chanyeol.
Bahkan aku harus memeluk nya agar dia tidak menghajar Pria itu.
Chanyeol turun ke lantai bawah karena tadi aku menyuruh nya sarapan. Aku menatap Baekhyun, "Kau sudah mandi?" Dia menggeleng. Aku menyuruh nya mandi dan aku juga akan mandi karena aku berniat mengajak Baekhyun dan Chanyeol pergi ke Mall untuk belanja sekaligus refreshing.
"Aku mau mandi dengan mu saja," jahil Pria itu dan tahu-tahu sudah menggendong tubuh ku ala bridal style seraya membawa ku kabur seenaknya ke dalam kamar mandi.
Selesai memakai baju aku ingin makan dan ada pemandangan yang membuat aku terkejut, Baekhyun dan Chanyeol duduk tenang di meja makan tanpa ribut. Ah, rasanya bahagia sekali melihat mereka akrab seperti itu.
"Ah, suami ku tampan sekal-,"
"Suami yang mana?" Aku tersedak saat sedang minum mendengar pertanyaan yang sama-sama keluar dari mulut dua Pria itu dan aku menjawab pernyataan ku tadi untuk mereka.
Selesai makan mereka berdua berebut melayani ku untuk sarapan, padahal sudah berulang kali aku katakan bahwa aku bisa sendiri tetapi tidak ada yang mau mengerti.
Aku mengambil kunci mobil dan menyeret mereka masuk ke dalam mobil. "Aku makan di luar saja! Sekarang siapa yang akan membawa mobil nya?" gerutuku kesal sembari memperhatikan Baekhyun dan Chanyeol yang saling menunjuk dan kembali sibuk bertengkar membuat kepala ku ingin meledak.
Aku meletakkan mereka di jok belakang dan memutuskan aku saja yang membawa mobilnya daripada kedua suamiku itu bertengkar lagi. Sungguh sulit hidup berdua dengan mereka, tapi jujur saja ada rasa senang tersendiri untukku karena kehadiran dua kunyuk itu di dalam kehidupan ku.
-To Be Continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Choice [✔]
FanfictionSebelumnya aku tidak pernah membayangkan di waktu beranjak dewasa, aku akan mendapatkan hadiah pernikahan yang sulit. Bukan pernikahan normal seperti hal biasanya di lakukan dua orang insan yang saling mencintai, bahkan aku tidak bisa memberikan cin...