Hidden Plan

2.1K 249 23
                                    

Di tengah terik matahari, aku dan Baekhyun berjalan tanpa berbicara sepatah katapun sejak kami mengunjungi rumah Junmyeon. Ku lirik sekilas wajah pria itu dan dia hanya menunjukkan wajah datarnya. Aku mendesah pelan, aku tidak bisa disikapi dengan kediaman yang larut seperti ini.

"Ya! Kita sedang kencan, kan?" tanyaku jengkel sambil menendang kaki panjang Baekhyun yang terus melangkah. Tetapi, bukannya berhenti melangkah dan menyamai langkah denganku dia malah memperlaju langkahnya hingga aku harus tergesa-gesa mengejarnya yang sudah sedikit jauh didepanku.

"Aduh!" Aku meringis tertahan dan mengerut melihat lebam disekeliling pergelangan kakiku.

"Gwaenchana?" Aku menepis tangan Baekhyun yang menyentuh pergelangan kakiku dan menatapnya tajam, yeah dia baru sudi membuang rasa egonya untuk menghampiriku.

"Maafkan aku," ujar Baekhyun melemah dan mulai bersikap seperti biasa saja. Aku masih menatapnya tajam dan mulai mandiri untuk mencoba berdiri dengan kondisi seperti ini, tapi sialnya aku hampir jatuh kalau saja Baekhyun tidak menahanku. Sebelah kaki ku tidak mampu menahan berat tubuhku. Jika aku paksakan, mungkin akan menyiksa diriku saja.

"Ya! Kau anggap apa aku ini, hah? Kau tahu kondisimu tidak memungkinkan untuk berjalan, tapi tetap saja kau paksakan. Ada aku disini, ada aku yang siap siaga membantumu!" Aku termangu dan setelah itu hanya ada deru napas kami yang terdengar berat dan memburu.

"Kau itu kenapa, sih? Padahal hari ini aku senang dapat menghabiskan waktu denganmu lebih lama. Tetapi setibanya di tempat ini kau malah mengacuhkanku tanpa alasan," ujarku lemah dan memasang mimik wajah sedih. Tatapanku mulai melembut, menatapnya seperti biasa.

"Aku kepikiran dengan rencanamu untuk bercerai sampai rasanya mau mati," ujar Baekhyun lemah. "Ketika aku butuh penjelasan kau justru mengacuhkan pertanyaanku yang sama, padahal sedari tadi aku berusaha mencari tahu jawabannya." Setelahnya dia hanya diam sembari memijit pergelangan kaki ku setelah mendudukkan tubuhku di atas bangku dan dia berlutut dihadapanku.

"Sebenarnya aku juga tidak mau menyusun rencana mengerikan seperti yang dimaksud Junmyeon. Tetapi ketika aku disakiti dan kesalahan itu sudah melampaui batas kesabaranku, aku akan berpikir dua kali untuk mempertahankan hubungan poliandri ini. Aku berhak melepaskan salah satu dari kalian," jawabku sambil mendesah pelan.

Baekhyun menatapku dalam diam. Cukup lama kami berbicara melalui kontak mata sampai kemudian Baekhyun angkat bicara, "Apa kau benar-benar rela melepaskanku untuk mencari kebahagiaaan dengan perempuan lain?" Aku tersenyum miris, "Tentu saja, jika kau menyakitiku sangat dalam aku akan berpikir dua kali untuk bertahan disisimu."

Baekhyun mengenggam kedua pergelangan tanganku dan menatapku seolah-olah dia akan mengikrarkan kesetiaan untuk di masa depan. "Aku tidak akan mungkin menyakitimu, percayalah. Seberapa besar masalah yang harus kita hadapi suatu hari nanti, aku akan tetap menjadi suamimu. Aku akan mempertahankan apa yang seharusnya menjadi masa depanku." Aku melihat manik mata Baekhyun penuh haru. Pria itu begitu yakin dengan perkataan yang terucap dari mulutnya. Jika aku terlalu percaya, bagaimana jika suatu hari nanti aku akan terluka? Tanggung jawab apa yang akan Baekhyun berikan?

Tidak tahan dengan pikiran yang terus mengelabuiku, spontan aku memeluk Baekhyun. "Arraseo, aku juga akan mempertahankanmu sebagai suamiku maka dari itu jangan pernah khianati aku." Aku merasa lega kami saling menyemangati seperti ini.

Baekhyun melepaskan pelukanku kemudian tersenyum hangat. Lalu ia membelakangiku, "Kau harus naik ke punggungku." Baekhyun menuntunku untuk naik ke atas punggungnya. Aku tersenyum bahagia dibalik punggungnya, "Terima kasih kau selalu perduli padaku." Aku mengalungkan erat lenganku pada lehernya. "Tentu saja, aku kan suamimu!" Sahut Baekhyun penuh semangat.

The Best Choice [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang