Sebelum baca masih anget :v style para suami Joohyun *eh/
VS
Ambulance yang membawaku dan
Baekhyun bersamanya berhenti didepan rumah sakit Hwarang. Aku segera turun mengikuti langkah perawat yang mendorong ranjang Baekhyun ke ruang UGD. Baekhyun yang tergeletak lemah diatas ranjang kemudian menghilang dibalik pintu UGD dan aku tidak dapat berbuat banyak selain berdo'a.Senantiasa pandanganku tertempel di jendela kaca ruang UGD. Melihat orang yang aku cintai tergeletak tidak berdaya membuat sekujur tubuhku mati rasa.
2 jam tidak terasa aku masih kokoh berdiri didepan ruang UGD dan hanya bisa melihat tirai putih yang dibaliknya menyimpan Baekhyun yang sedang ditangani lebih lanjut.
Kenapa sedangkal itu pikiranmu Park Chanyeol? Batinku.
Aku mulai menyerah dan tersungkur dilantai rumah sakit yang dingin karena sekujur tubuhku semakin lemas.
Satu hentakkan menarik lenganku dan tubuhku masuk kedalam dekapan yang hangat. Aku merindukan orang ini 5 tahun lamanya dan di dalam pelukannya aku baru bisa menumpahkan kesedihanku dari awal kejadian ini terjadi. Aku masih belum mempercayai Chanyeol yang menjebak Baekhyun.
"Oppa," ujarku parau.
Orang yang memelukku ini Bae Jinyoung. Kakak laki-laki kandungku.
"Cukup, berhentilah menangis!" paksa oppa-ku tetapi aku tidak dapat menahan tangisku disaat yang seperti ini.
Perempuan yang berdiri dibelakang Jinyoung ikut merasakan kesedihanku. Wendy Bae adalah sepupuku yang menuntut ilmunya bersama Jinyoung di Amerika Serikat. 3 tahun lamanya kami tidak saling berbagi kisah karena terpisah oleh samudra, berbeda Negara.
Jinyoung mendengus kasar dan mendadak menyerahkan tubuhku pada Wendy. Aku berbalik dan melihat pria yang melukai Baekhyun berada disini. Apa boleh buat, untuk saat ini aku tidak mau berurusan dengannya dan meminta Wendy membawaku duduk di depan ruang UGD. Gadis itu menangis sambil memelukku. "Kenapa baru sekarang aku tahu?" isaknya, membuatku semakin terpukul di dalam masalah yang larut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Choice [✔]
FanfictionSebelumnya aku tidak pernah membayangkan di waktu beranjak dewasa, aku akan mendapatkan hadiah pernikahan yang sulit. Bukan pernikahan normal seperti hal biasanya di lakukan dua orang insan yang saling mencintai, bahkan aku tidak bisa memberikan cin...