Without you, I feel broke
Like I'm half of a whole
Without you, I've got no hand to hold
Without you, I feel torn
Like a sail in a storm
Without you, I'm just a sad song
I'm just a sad song~~~~
Melodi lagu yang lembut refleks membangunkanku. Aku mengucek mataku pelan kemudian meletakkan lenganku ke samping, hendak mengecek keberadaan Baekhyun.
Mataku membulat saat merasakan kekosongan, entah kemana perginya pria itu sepagi ini. Aku menoleh sejenak, memastikan omonganku benar adanya dengan kenyataan yang mengatakan bahwa jarum jam masih berada di angka 05.00 p.m KST.
Hal itu menarikku untuk duduk tegak, mengikat helaian rambutku asal kemudian beranjak dari atas kasur berniat mencari keberadaan suamiku. Namun, aku sedikit meringis memegangi kepalaku yang sedikit pusing.
Aku yakin melodi yang membangunkanku tadi pasti berasal dari lentikan jari lihai milik Baekhyun. Sebelum pergi ke ruang musikㅡtempat pribadi Baekhyun untuk menghabiskan waktu senggang, langkahku terhenti di kamar Wang Eun. Syukurlah dia masih nyaman dengan tidurnya.
Langkahku terpaku pada Chanyeol yang duduk tegak di kursi tapi memejamkan matanya. Oh, jadi dia menginap. Tapi, kenapa dia tidak tidur bersama Wendy?
Aku memutuskan untuk tidak menghiraukan Chanyeol sejenak karena tidak sabaran menemui Baekhyun. Aku membuka pintu ruangan musik pribadi dirumah kami akan tetapi Baekhyun tidak menghentikan langkahnya untuk memainkan piano. Aku mengernyit heran kemudian menyentuh pundaknya, "Baekhyun-ah, sedang apa kau disini sepagi ini? Jangan-jangan kau tidak tidur, ya?" cemasku.
Baekhyun beranjak kasar dari tempatnya hingga membuat tanganku yang tadinya bertumpu pada pundaknya kini terhempas.
"Kau masih bisa perduli?" tanyanya balik bahkan sedingin es. Mataku mengerjap beberapa kali ketika menerima sikapnya yang seperti ini.
"Apa maksudmu berkata seperti ini?" tanyaku balik dengan wajah yang terheran-heran.
Baekhyun menyeringai kecil, "Tentu saja kau lupa." Kepergiannya yang meninggalkanku begitu saja dengan kalimat yang membingungkan membuatku menangkup kedua pipinya hingga kini dia menatapku akan tetapi dengan wajah datar.
"Kau ini kenapa, hm? Jangan bercanda seperti ini karena kau membuatku khawatir," ujarku pelan sambil mengusap lembut wajahnya namum tersentak setelah Baekhyun menepis kasar kedua tanganku untuk menjauhinya, kemudian dia pergi setelah meninggalkan dengusan kasar. Aku tidak bergeming, bahkan berniat mengejarnya.
Tidak beberapa lama kemudian Chanyeol datang dengan membanting kasar pintu ruangan ini. Tatapan gusar penuh kecemasan miliknya terpaku padaku yang kini terduduk lemas.
"Kau gila ya minum sebanyak itu?!" gertak Chanyeol kemudian berdecak frustasi saat melihatku menangis kencang. Aku baru sadar tentang perdebatan malam itu, kemudian mencoba melupakannya dengan minum 5 botol soju sekaligus. Aku benar-benar egois.
"Bagaimana jika nanti kau sakit, hah?!" gertaknya lagi, tapi aku sibuk menangis.
Aku menatap ke arah Wendy yang kini berada di ambang pintu dengan wajah suntuk miliknya. "Eonni," panggilnya pelan kemudian menghampiriku sekedar memberikan pelukan hangatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Choice [✔]
FanfictionSebelumnya aku tidak pernah membayangkan di waktu beranjak dewasa, aku akan mendapatkan hadiah pernikahan yang sulit. Bukan pernikahan normal seperti hal biasanya di lakukan dua orang insan yang saling mencintai, bahkan aku tidak bisa memberikan cin...