Karena pada dasarnya cinta akan berpihak pada hati yang terikat kuat.
~
~
~Chanyeol yang berada disampingku senantiasa menatapku yang terus saja menangis dan dia berusaha menghiburku tetapi tetap saja gagal, karena yang membuatku menangis adalah Byun Baekhyun, dan tentu saja harusnya pria itu lah yang ada disampingku sekarang.
Aku tidak tahu harus bagaimana dimalam hari yang larut ini. Pria itu harusnya sudah pulang dan menyambutku dengan hangat, kemudian duduk di meja makan dan memuji masakan ku dan masih banyak yang harusnya ia lakukan.
Akan tetapi, sampai detik ini Baekhyun menghilang terhitung dari perdebatan kami dikampus yang berakhir dengan aku yang memaki dan meninggalkannya.
"Berhenti lah menangis, chagi." Chanyeol memelas disampingku. Tatapannya menandakan dia khawatir kondisiku akan menurun karena terus saja menangis. Kondisi yang seperti ini sejujurnya bukan aku yang menginginkannya tetapi keadaan yang memaksa ini terjadi.
"Aku ingin pria itu meminta maaf, tetapi kenapa rasanya seperti dia yang marah denganku. Apa aku salah memakinya seperti tadi siang?" Isakku keras sambil merengsek masuk ke dalam pelukan Chanyeol dan pria itu menahan tubuhku yang lunglai dipelukannya.
Pria itu menggerakkan tangannya untuk mengusap surai panjang kecokelatan milikku, "terkadang masih banyak hal yang harusnya kau pikirkan dibanding masalah pribadimu. Kau lupa? Masih ada aku disini, tetapi pikiranmu terus berjalan mengejar Baekhyun."
Hembusan nafas Chanyeol terdengar berat. "Bukankah ini namanya tidak adil? Apa kau lupa bahwa aku ini masih berstatus sebagai suamimu?"
Aku menggigit bibirku dan hanya bisa meminta maaf. Pria itu terus mendekap tubuhku yang gemetaran menahan luka.
'Aku bukan lah perempuan yang baik untuk mu. Chanyeol-ah, bisakah kamu lepaskan aku saja? Rasanya kamu tidak pantas terus-menerus menerima pelampiasanku terhadap Baekhyun.'
Samar-samar aku melihat percikan cahaya dari celah gorden jendela dibarengi dengan suara dapur yang berisik. Aku terduduk dengan lesu dan menatap jam yang terletak di nakas, ternyata hari sudah sangat pagi.
Kaki ku spontan melangkah ke arah dapur mengikuti suara berisik yang asalnya dari dapur. Mataku melihat pria yang dari kemarin selalu aku tunggu kehadirannya dan sekarang dia sedang memasak. Mataku yang melihatnya tentu berbinar-binar.
Dengan spontan aku mendekatinya dan memeluknya erat dari belakang.
"Sudah bangun, hm?" Tanyanya lembut.
Kepalaku mengangguk-angguk membalas pertanyaannya. Sekarang yang sedang sibuk aku lakukan hanya mencium aroma tubuhnya dalam-dalam.
Dia membalikkan tubuhnya, dengan begitu aku kehilangan sandaran dan justru dihadapkan dengan wajahnya yang tersenyum jahil saat ini.
"Dasar mesum," godanya. Aku pun yang di sudutkan seperti itu hanya bisa mengusap tengkuk leherku yang tidak gatal, berusaha menutupi rasa malu.
"Dari mana saja kau semalam, Baek?" Tanyaku sendu. Ia tersenyum tipis dan menggapai dagu runcingku dengan jemarinya, "mianhae. Dari semalam aku menginap dirumah temanku untuk merenungkan kesalahan yang telah aku perbuat," sesal Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Choice [✔]
FanfictionSebelumnya aku tidak pernah membayangkan di waktu beranjak dewasa, aku akan mendapatkan hadiah pernikahan yang sulit. Bukan pernikahan normal seperti hal biasanya di lakukan dua orang insan yang saling mencintai, bahkan aku tidak bisa memberikan cin...