Deringan telepon membuyarkan kenyamanan tidurku. Lantas bunyi itu sangat menggangguku karena ini kali pertamanya aku bisa tidur dengan sangat nyenyak karena tidak ada Chanyeol dan Baekhyun disekitarku. Yeah, malam tadi Junmyeon menawariku untuk menginap dirumahnya karena obrolan kami menghabiskan waktu yang lumayan banyak hingga kami tidak sadar hari mulai larut. Aku pun menerima tawaran itu karena aku tidak bisa melanjutkan perjalanan pulang ke rumah kedua orang tuaku karena sudah sangat larut malam.
"Hallo?" ujarku dengan suara serak, maklum aku baru membuka mata dengan hawa malas menjawab telepon yang masuk ke ponselku.
Suara Sehun yang mengabarkan bahwa Baekhyun dan Chanyeol yang hari ini datang ke kampus dengan wajah babak belur membuat mataku terbuka lebar, tubuhku melonjak dari posisi santai berbaring menjadi terduduk mendengar kabar mengejutkan itu muncul.
Dapat ku dengar suara penggemar keduanya yang memekikkan telinga. Mereka begitu heboh mengkhawatirkan kondisi keduanya. Sial, Chanyeol dan Baekhyun berhasil menarikku untuk datang lebih cepat ke kampus. Seharusnya aku datang saat matahari berada tepat diatas kepala, sejenak memikirkan itu aku merasa bahagia karena aku tidak akan bertemu keduanya mengetahui jadwal jurusan kami yang berbeda. Jadi kecil kemungkinan aku akan bertemu dengan Chanyeol dan Baekhyun karena jurusan musik dan manajemen mengharuskan keduanya masuk lebih pagi.
Selimut tebal yang kini membalut tubuhku aku hempaskan ke sembarang arah, aku berlari menuju kamar mandi untuk membenahi diri. Sesudahnya aku membenahi diri, aku berlari dan hendak mengambil kunci mobil tapi sialnya keadaan mengatakan aku sedang tidak berada dirumah, melainkan berada dirumah orang lain. Jadi aku tidak leluasa untuk bertindak, aku mencoba berpikir keras hingga Junmyeon yang baru bangun tidur bersama kedua istrinya menghampiriku dengan mimik wajah penuh kekhawatiran.
Sial, aku tidak tahu harus bagaimana. Seingatku rumah Junmyeon berada jauh dari halte kendaraan umum. Jika aku terlambat satu detik saja aku tidak akan bisa memprediksi apa yang sebenarnya sedang terjadi di antara keduanya.
"Joohyun-ssi, kau mau pulang? Bagaimana jika aku mengantarmu pulang karena disekitar perumahanku halte bus berada sangat jauh." Hal yang kuharapkan pun muncul, aku mengangguk cepat dan memohon agar Junmyeon secepatnya membenahi diri karena situasiku saat ini benar-benar sangat genting.
"Joohyun-ssi, apa yang membuatmu cemas? Kau bisa ceritakan padaku." Didalam mobilnya Junmyeon membuka percakapan.
"Aku mencemaskan kedua suamiku yang datang ke kampus dengan wajah babak belur, aku sangat cemas." Aku menutupi wajah dengan telapak tangan dan berusaha menahan tangisku.
Jika begini jadinya aku tidak akan bisa mencoba meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol di rumah, kemungkinan besar yang akan terjadi adalah keduanya tidak bisa mengontrol emosi lalu bisa saja saling membunuh satu sama lain.
Sayangnya aku terlalu mencintai mereka meski kenyataan mengatakan bahwa mereka adalah jelmaan iblis.
Setibanya dikampus aku hampir lupa mengucapkan terima kasih ke Junmyeon. Pria itu tersenyum sekilas dan mengatakan, "Aku akan membantumu. Setelah ini datanglah ke rumahku lagi karena kita akan membicarakan rencana yang aku pikirkan secara matang."
"Bae Joohyun." gumaman seseorang mengalihkan pandanganku. Sorot mata tajamnya membuatku takut dia akan terlibat dalam kesalahpahaman antara aku dan Junmyeon. Dia, Byun Baekhyun. Bahkan, dia memanggiku sedingin ini!
Wajahnya benar-benar terbebani dengan luka memar. Sudut bibir yang luka itu membuatku meringis melihatnya.
Bisa aku rasakan kini tatapan Baekhyun beralih ke Junmyeon, tatapan mata yang tidak bersahabat. Namun kedatangan Chanyeol di sisi lain membuat tatapan mata Baekhyun tertuju pada Chanyeol. Kedua tatapan tajam itu bertemu seperti siap merencanakan pembunuhan untuk membunuh mangsanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Choice [✔]
FanfictionSebelumnya aku tidak pernah membayangkan di waktu beranjak dewasa, aku akan mendapatkan hadiah pernikahan yang sulit. Bukan pernikahan normal seperti hal biasanya di lakukan dua orang insan yang saling mencintai, bahkan aku tidak bisa memberikan cin...