Ternyata kebahagiaan dan kesengsaraan bisa lenyap dalam waktu yang bersamaan, meninggalkan sebuah ketegangan yang luar biasa.
Semua ini telah berakhir?
🔺🔻🔺🔻🔺🔻🔺
Terhembus kabar gembira. Calon bayiku benar-benar telah lahir ke dunia. Aku tersenyum melihatnya meski masih begitu lemas dan pucat dengan ribuan peluh keringat membasahi tubuhku.
Baekhyun yang berdiri tegap di samping ranjangku tersenyum haru hingga air mata spontan jatuh dari pelupuk matanya. Kini tatapannya yang berkaca-kaca itu menatapku sendu, sedetik kemudian ku nikmati sensasi bibir hangatnya yang menempel sejenak di keningku. Ribuan rasa yang tak mampu terucapkan akan kehadiran bayi ini, hanya air mata haru yang menjelaskannya.
"Dia laki-laki," ujar Baekhyun tertahan. Nafasnya tercekat menahan rasa haru. Aku yang melihat itu tersenyum tipis.
Kehadiran Baekhyun bersamaku di rumah sakit karena beberapa hari sejak kepergian Sehun ke luar kota membuat kami bisa bertemu secara bebas. Beruntungnya aku melahirkan seorang bayi dengan kehadirannya di masa yang sulit melahirkan bayi kami, di tambah lagi aku tidak perlu melihat wajah Sehun di saat-saat yang membahagiakan ini.
"Gomawo," ujar Baekhyun dengan suara seraknya karena terlalu banyak menangis. Dia menggenggam erat tanganku dan mengecup sejenak punggung tanganku.
"Kita harus memberinya nama saat ini juga karena jika menundanya aku takut tidak bisa memberinya nama sesuai keinginan appa-nya," ujarku pelan karena merasakan otot-otot tubuhku yang kaku setelah melahirkan bayi kami.
"Byun Wang Eun," ujar Baekhyun tegas. "Aku sudah memikirkannya sejak lama," lanjutnya dengan senyuman yang sumringah ketika Wang Eun menatapnya. Aku menyetujui apa yang menjadi keinginan pria itu
Rintihan tangis Wang Eun membuat kami menahan senyuman haru.
"Jangan menangis, Sayang. Appa di sini menjagamu," ujar Baekhyun dengan hembusan nafas leganya sembari mengusap lembut kepala lunak Wang Eun.
Sedikit rasa bangga menyeruak di dalam benakku ketika menyadari bahwasanya Baekhyun menurunkan paras tampannya pada Wang Eun. Pikiranku seketika melayang. Bagaimana jika Sehun merasa curiga tentang hal ini?
"Ada apa? Sepertinya kau memikirkan sesuatu begitu keras," gumam Baekhyun ketika tidak bisa lagi memperhatikan Wang Eun setelah bayi kami di bawa ke ruang penyesuaian untuk bayi yang pertama kali melihat dunia. Tatapannya terpaku pada manik mata cemas milikku.
"Wang Eun memiliki banyak kemiripan denganmu," ujarku panik sembari meneguk ludah dengan susah payah.
Baekhyun melipat kedua lengannya di depan dada. Tatapannya tidak menunjukkan keraguan sama sekali, "Memang benar. Aku merasa bahagia mengetahui kenyataan ini, lantas kenapa kau merasa khawatir sayangku?" Dinaikkan sebelah alisnya bahwasanya dia benar-benar bingung meladeni perkataanku yang terkesan bertele-tele.
"Aku merasa takut Sehun akan curiga kemudian dia mengetahui segalanya dan aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi." Ketika tatapan penuh kekhawatiran milikku menatap manik mata Baekhyun yang penuh dengan kehangatan, situasi penuh ketegangan bertamu tanpa di undang.
Kini manik mata amarah milik Sehun bertabrakan dengan tatapan mata Baekhyun yang sedikit panik dengan kehadiran Sehun yang tiba-tiba.
"Apa yang kau lakukan di sini!" gertak Sehun membuat ketakutan yang aku pikirkan benar-benar terjadi. Aku ingin menghentikan ini tapi Sehun menunjukku tak terhormat dengan jari telunjuknya sekedar memintaku untuk menutup mulut karena topik pembicaraannya tertuju pada Baekhyun yang sedang diam-diam mencoba menenangkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Choice [✔]
FanfictionSebelumnya aku tidak pernah membayangkan di waktu beranjak dewasa, aku akan mendapatkan hadiah pernikahan yang sulit. Bukan pernikahan normal seperti hal biasanya di lakukan dua orang insan yang saling mencintai, bahkan aku tidak bisa memberikan cin...