You're Only One In My Heart

1.9K 239 38
                                    

Dear, readers : kalian boleh komen sepuasnya. Tuangkan semua yang ada didalam pikiran kalian setelah membaca part ini. Komen aja sebanyaknya, bukan berarti nyemak loh. Aku malah bahagia kalau kalian komen sebanyak yang kalian bisa 😂😂😂😂 malah yang gak komen itu terkadang buat mood aku nulis jadi gak ada :V

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Malam ini begitu hangat. Kasih sayang Baekhyun terlalu sayang untuk disia-siakan tetapi bagaimanapun juga aku harus pulang karena besok aku harus kuliah jika tidak mau menunda kelulusan.

"Jika yang ada didalam hatimu adalah kebenaran aku sangat berterimakasih. Terima kasih sudah memilihku dan mempercayaiku," ujar Baekhyun sambil mengusap surai panjang kecokelatan milikku. Aku yang masih terduduk disebelah ranjangnya merasa enggan untuk beranjak dan pulang. Tanganku masih mengenggam tangan Baekhyun yang tertancap sebuah jarum infus.

"Aku percaya suatu hari nanti aku akan menetapkan hatiku untuk siapa dan hari ini aku paham ini adalah milik yang ini." Telunjukku menyentuh letak hatiku setelahnya menyentuh bagian letak hati Baekhyun. Aku tersenyum setelahnya, "aigoo. Jantungmu berdetak sangat hebat," godaku. Kemudian ku letakkan telingaku diatas dada bidang Baekhyun jika saja Baekhyun tidak menahan kepalaku dengan sebelah tangannya.

"Kau ini lancang sekali," kesal Baekhyun dan aku hanya bisa merasakan bahagia di malam ini. Baekhyun dengan cepat menangkup kedua pipiku saat dilihatnya badanku bergemetar, aku pun turut merasakannya. "Kau menangis?" paniknya dan saat itu aku tidak tahan lagi dan menumpahkan seluruh air yang menghalau penglihatanku.

"Jeongmal mianhae. Kau tidak akan seperti ini jika kau tidak menikah denganku. Semua ini aku lah penyebabnya." Aku menggigit bibir bawahku agar isakkan kerasku tidak terdengar nyaring. Baekhyun pun memelukku dengan sebelah tangannya karena lengannya yang tertembus timah panas mengharuskannya menggunakan sebuah gips dari dokter.

"Kenapa berkata seperti ini, hm? Apa kau bisa bayangkan jika aku tidak bersamamu? Kalau aku sih tidak akan pernah bisa karena hidupku ada pada salah seorang saja, yeah siapa lagi kalau bukan Bae Joohyun. Jangan berkata seperti ini lagi, kau membuatku sedih hyun-ah." Aku mengangguk pelan didalam dekapannya, setelah menatap wajah Baekhyun agak lama aku baru bisa pulang.

Sebelumnya aku berpesan padanya untuk beristirahat yang cukup dan makan tepat waktu. Saat melihatnya mengangguk aku baru bisa pulang dengan perasaan yang tentram.

"Chu-ya!" Aku terkejut kemudian berbalik cepat dan terlihatlah wajah iseng oppa-ku yang menggodaku. "Seperti lihat hantu saja, padahal matamu itu baru saja melihat pria paling tampan." Melihat Jinyoung oppa terkekeh membuat perutku mual, sungguh. "Siapa yang berkata seperti itu? Jangan mengkhayal terlalu tinggi, oppa! Suamiku lebih tampan darimu, tahu!" Aku menjulurkan lidahku padanya dan berjalan lebih dulu meninggalkannya.

Jinyoung oppa mengejar langkahku dan kami berjalan bersama-sama keluar rumah sakit dan menuju parkiran. "Chanyeol tampan? Hahaha bokongku lebih tampan darinya," cibir Jinyoung oppa dengan wajah tidak senangnya.

Langkahku terhenti. Aku memasang wajah mengerut didepan oppa-ku itu. "Aku bahkan tidak memikirkannya sama sekali," ujarku terus terang. Jinyoung oppa merangkul pundakku kemudian berbisik pelan ditelingaku, "Oh begitu rupanya. Jadi aku kalah tampan dari suamimu yang bernama Byun Baekhyun itu, eoh?" Aku mengangguk dengan semangat untuk meluruskan isi kepalanya.

"Kalau begitu aku akan menjenguknya dan dengan teliti melihat seberapa tampan Baekhyun itu. Apa benar dia setampan yang kau deskripsikan?" Jinyoung oppa mendadak memutar balik langkahnya kembali kedalam rumah sakit, tapi aku tidak membiarkannya begitu saja. "Andwae, Baekhyun harus banyak beristirahat. Jangan ganggu dia lagi, oppa!" rengekku bertubi-tubi.

The Best Choice [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang