Tidak tahu kenapa, hanya karena berada di dekat Baekhyun saja aku bisa tidak menyadari pagi sudah berganti ship dengan malam. Aku memutuskan duduk sembari mengucek mata sejenak.
"Hoamm!" Aku menguap begitu terasa enak tanpa alasan.
Aku ingin beranjak dari ranjang berniat ingin memasak, namun saat melihat keadaan kamar yang sangat berantakan dengan posisi baju yang tergeletak tanpa arah membuat mataku terbelalak, apalagi ada benda-benda terlarang yang tak seharusnya di lihat oleh Wang Eun.
"Aihh jinjja bagaimana bisa benda ini berada disini?!" pekikku frustasi ingin membenahi kamar ini secepat kilat, akan tetapi aku yang baru saja menyingkap selimut langsung merasakan hawa dingin AC menyeruak masuk ke dalam tubuh.
Mataku benar-benar akan keluar dari tempatnya ku rasa saat tatapanku menelusuri kondisi tubuhku. Spontan saja aku kembali meloncat ke atas ranjang dan membaluti tubuhku rapat-rapat dengan selimut.
Kegaduhan yang aku timbulkan membuat Baekhyun tersentak kaget dan tubuhnya otomatis terduduk tegak.
"Apa yang terjadi padamu sampai harus berteriak sekencang itu?" heran Baekhyun sambil memegangi pundakku. Saat menoleh padanya aku langsung menutup mataku rapat-rapat dan spontan berteriak lagi.
"KENAPA KAU TIDAK PAKAI BAJUMU?!" protesku sambil menenggelamkan wajah dengan bantal.
"Jangan bilang kau terkejut hanya karena terbangun tanpa baju di pagi hari?" intimidasi Baekhyun, setelahnya ia tertawa terbahak-bahak.
"Kita kan sudah pantas melakukannya, santai aja," ujar Baekhyun enteng tanpa merasa dosa sedikitpun setelah membuat jantungku hampir tidak berdetak lagi. Aku memelototinya.
"Bagaimana bisa hal ini terjadi?" tanyaku polos. Ugh, aku tidak bisa berpikir jernih. Bodohnya lagi kenapa harus bertanya pada singa yang tidur.
Baekhyun menyeringai kecil sambil bersedekap, ia menatapku lekat-lekat. "Coba bayangkan saja, saat sepasang pria dan wanita berada dalam satu kamar--"
"Berarti semuanya terjadi tanpa diniatkan," gumamku yang sedang termenung sesaat.
Aku mendelik ke arah Baekhyun yang sempat mencubit wajahnya dengan jemari penuh.
"Kau tidak ingat sedikitpun peristiwa malam tadi?" desis Baekhyun sambil mendesah kecewa saat mendapatkan gelengan kepala dariku.
"Padahal dia yang memulainya."
"Apa katamu?" protesku saat menyimaknya sedang bergumam. "Lagipula aku tidak memiliki pikiran mesum sedikitpun," selaku dengan nada menekan. Baekhyun menahan tawanya alhasil wajahnya memerah.
"Intinya, mulai sekarang kau tidak diperkenankan untuk malu-malu." Baekhyun tersenyum menggoda sambil mengusap-usap kepalaku.
"Lagipula, ini bukan pertama kalinya bagimu melihatku yang seperti ini. Bahkan dulu kau mengatakan lebih menyukaiku saat aku berpenampilan begini," ujar Baekhyun menggebu-gebu dengan rasa percaya dirinya. Alhasil, perkataannya itu membuatku langsung terbatuk-batuk.
"Pasti kau berbohong jika itu aku," elakku setelah tersentak kaget mendengar isi perkataannya barusan.
"Tapi kau benar-benar Bae Joohyun, kan?" tanya Baekhyun balik, membuatku hanya bisa menghela nafas jengah.
"Bolehkah aku berpendapat bahwa aku yang dulu bukanlah diriku yang sekarang?" gumamku pelan, namun siapa yang mengira Baekhyun bisa menangkap jelas perkataanku.
"Apa maksudmu?" tanya Baekhyun dengan ekspresi wajah yang berubah dari sebelumnya.
"Molla, hanya saja sedikit risih mengetahui fakta bahwa aku segila itu saat berada didekatmu," ujarku gugup, tubuhku memanas tanpa sebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Choice [✔]
FanfictionSebelumnya aku tidak pernah membayangkan di waktu beranjak dewasa, aku akan mendapatkan hadiah pernikahan yang sulit. Bukan pernikahan normal seperti hal biasanya di lakukan dua orang insan yang saling mencintai, bahkan aku tidak bisa memberikan cin...