Who Are You?

683 94 19
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Dia membuatku nyaman. Jantungku mulai berdebar-debar hanya karena melihatnya. Aku berpikir sangat dekat dengannya?

🔺🔻🔴🔵🔺🔻🔵🔴

Benar yang aku pikirkan sebelumnya bahwasanya Lucas tidak akan tenang sebelum melihatku. Lihatlah dia yang raut wajahnya sangat cemas saat menghampiriku kemudian mencengkram lembut kedua pundakku, "Syukurlah nuna baik-baik saja," ujarnya bernafas lega. Mataku terbelalak melihat luka lebam di sekitar wajah Lucas, bahkan sudut bibir pria itu robek.

Lucas tersenyum kecut dan mengalihkan pandangannya, "Hyung sudah menunggu nuna di dalam." Mataku membulat sempurna mendengar pernyataan Lucas, aku tidak berpikir bahwa Taehyung akan tiba hari ini. Entah apa yang akan pria itu pikirkan melihatku baru pulang pagi ini, mengingat hal ini membuatku pusing.

Aku melangkah memasuki apartemen, ada yang membuatku tidak terima saat melihat wajah Lucas yang penuh dengan luka lebam. Lagipula apa alasan Taehyung harus memukul Lucas hanya karena diriku?

Taehyung yang sedari tadi duduk termenung saat menyadari kehadiranku spontan menghampiriku dengan raut wajah cemas. Dia menggenggam erat kedua pundakku, "Darimana saja kau sampai tidak pulang ke rumah?" intimidasinya.

Aku mendengus sembari menepis lengannya, "Jelaskan padaku, kenapa kau tega memukul Lucas, eoh?" tanyaku dengan suara yang mengeras. Taehyung tersenyum sinis, "Jawab dulu pertanyaanku, kau darimana?!" gertaknya tidak sabaran. Aku terpaku mendengar suara Taehyung yang memekik.

"Apa sikapmu memang kasar seperti ini? Kenapa rasanya ini baru pertama kalinya bagiku? Diriku mengatakan bahwa aku seperti tidak pernah mengenalmu," lirihku sembari melenggang pergi. Kenapa rasanya mendengar sebuat gertakan membuat hatiku meringis. Aku menatap tangan Taehyung yang menggenggam tanganku, namun dengan cepat aku menepisnya dengan alasan ingin menenangkan diri.

Jika Taehyung menyanyangiku, seharusnya dia akan berusaha bersikap tenang dan membicarakan semuanya dengan kepala dingin. Benarkah aku mencintai orang yang kasar sepertinya? Kenapa hatiku tidak merasakan apapun saat berada didekatnya?

Harusnya jika dahulu aku mencintai Taehyung maka respon tubuhku tidak akan mudah teralihkan jika berada di dekat pria lain. Aku berpikir keras tentang pertemuanku dengan pria asing yang bernama Byun Baekhyun itu karena banyak hal mengganjal yang aku rasakan.

Menatap tatapan teduhnya bisa membuat darahku berdesir. Pria itu dengan mudah mengendalikan pikiranku. Sebenarnya siapa dia? Kenapa diriku mudah sekali terpengaruh pesonanya?

"Chu Ya?" Aku menggeliat pelan saat mendengar sayup-sayup namaku dipanggil. Aku menghela nafas saat mendengar nada suara Taehyung yang membujuk untuk berbicara.

Di hadapan Taehyung, aku tidak banyak bicara yang pasti hanya menunggu penjelasannya. Lagipula tidak ada topik yang ingin aku bahas karena terlanjur termakan emosi.

"Ayolah, suami mana yang marah jika istrinya tidak di rumah pada malam hari?" nada suaranya memelas kemudian tangannya menggenggam tanganku yang bebas.

"Bahkan kau tidak segera menikahiku," mirisku dengan helaan nafas panjang, sama sekali tidak berniat menatap manik mata Taehyung.

Selama perjalanan ke Seoul, aku memang selalu bertanya kapan kami akan menikah namun Taehyung selalu menegaskan bahwa pernikahan akan datang sebentar lagi setelah urusannya yang menggunung terselesaikan.

The Best Choice [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang