New Friend

1K 130 9
                                    

Mustahil, bagaimana mungkin aku masih bisa bernafas disaat aku telah memutuskan untuk terjun dari lantai 5 gedung rumah sakit ini?

Perlahan aku buka mataku, aku mengedip beberapa kali saat melihat keadaan orang-orang berjas hitam sibuk mengerumuni diriku yang kini berada didekapan pria berpakaian hitam dengan masker yang senada dengan pakaiannya, matanya sedikit tertupi dengan poninya yang panjang. Seketika kenyamanan menyelimuti tubuhku.

"Nona baik-baik saja?" yang sedang mengerumuniku sibuk mengecek kondisiku sedangkan orang yang mendapati tubuhku hanya diam menatap mataku lamat-lamat dari balik poni panjangnya karena aku bisa sedikit menerawang arah tatapannya. Aku mengerti sekarang, orang-orang berpakaian serba hitam ini pasti bodyguard Sehun.

Pria yang menggendongku dengan sigap menurunkan tubuhku ketika Sehun berlari kearah ku kemudian memeluk tubuhku. Nafasnya terdengar memburu. Di dalam dekapannya aku hanya bisa mengumpat kesal tanpa berniat sedikit pun membalas pelukannya.

"Aku berjanji tidak akan mengekang dirimu lagi," ujar Sehun lirih sambil melepas pelukannya dan menatapku lembut tapi aku menatapnya tajam. Tatapan Sehun beralih pada salah satu bodyguard-nya. "Aku minta padamu untuk menjaga calon istriku karena aku punya urusan yang harus diselesaikan," ujarnya pada pria yang tadi menolong ku.

Kulihat pria itu membungkuk sopan tanda ia menuruti interupsi dari Sehun.

Seusai kepergian Sehun, seluruh bodyguard-nya menuntunku kembali memasuki ruangan tempat aku dirawat, kecuali pria yang menolongku tadi menggenggam erat tangan ku. Aneh sekali sekujur tubuhku mendadak merasa hangat dan tentram diperlakukan seperti ini olehnya.

Saat tubuhku melewati pintu kamar rawatku sebelumnya, aku mendapati pelukan hangat dari keluargaku. Aku menangis haru dan meminta maaf berulang kali pada mereka.

"Gomawo telah menyelamatkan adikku satu-satunya." Kulihat bodyguard yang mendapat kepercayaan dari Sehun untuk memantauku membungkukkan badannya.

Tetapi kenapa dia tidak berbicara sedari tadi?

"Ah, kau pasti bodyguard suruhan Sehun kan?" Appa-ku menatap pria unknown itu dengan tatapan tegas mendalam. "Tolong jaga putriku malam ini, jika terjadi sesuatu padanya aku bersumpah akan memenggal kepalamu." Pria unknown itu mengangguk-angguk, lagi-lagi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Yyya! Apa kalian semua akan meninggalkan aku sendirian? Setidaknya biarkan Jinyoung oppa bersamaku," ujarku lirih sambil menarik manja ujung kemeja over-zise oppa-ku.

"Mianhae, Chu-ya. Pekerjaan kantor menumpuk sekali jadi aku harus segera menyelesaikannya." Aku mengerucutkan bibirku sedangkan Jinyoung oppa mengusap kepala ku lembut.

"Besok pagi kami akan memastikan dirimu baik-baik saja," ujar eomma penuh kasih sayang.

"Chagiya, tolong maafkan kesalahan kami padamu yang terlalu banyak ya. Percayalah, dibalik keputusan kerja sama yang appa jalankan bersama perusahaan Sehun dimana tersimpan harapan untuk kebaikan keluarga kita." Kami semua berpelukan dengan bulir air mata yang tertahan di pelupuk mata.

Harapanku, semoga kita baik-baik saja setelah memutuskan memasukkan Sehun ke lembaran baru keluarga kita. Tidak ada yang perlu di sesali, cukup jalani dan hadapi serta memikirkan strategi untuk melewati penderitaan ini.

Suasana begitu hening setelah kepergian keluargaku. Ku lirik sekilas bodyguard suruhan Sehun yang berdiri tegap disebelah sisi ranjangku tanpa lelah sedikitpun.

Hanya pria unknown itu saja yang berada didalam ruang rawatku, selebihnya bodyguard yang lain berjaga diluar.

"Kenapa kau menyelamatkan aku? Padahal jika aku mati--" Aku tercengang melihat pria unknown itu menggelengkan kepalanya dengan kuat sehingga terlihat sebagian helai rambutnya yang berantakan. Dia menunduk memohon.

The Best Choice [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang