A/N : Karena lagi kangen ff ini aku memutuskan untuk melanjutkan ke chapter berikutnya. Bilang apa?😂
-----------------------------------------
Aku termenung setelah terbangun dari mimpi buruk yang masih membekas di akal sehat ku. Rangkaian peristiwa yang sangat aku ingat ialah Baekhyun dan Chanyeol yang pergi meninggalkanku tanpa berkata apa-apa. Raut wajah mereka begitu dingin dan datar.
Tapi, mereka masih mencintaiku kan?
Mimpi hanyalah bunga tidur yang mustahil terjadi pada kehidupan nyata. Aku tidak percaya mimpi. Sampai kapanpun tidak akan pernah, jika skenario didalamnya mengungkap kebohongan bahwa Baekhyun dan Chanyeol tidak mencintaiku lalu pada akhirnya mereka akan pergi jauh tanpa mengucapkan satu patah kata untukku.
Aku menutup sebagian wajahku dengan kedua telapak tangan. Mimpiku itu terlalu miris untuk kembali di ingat karena pada kenyataannya aku sama sekali tidak ingin Baekhyun dan Chanyeol pergi dari sisiku. Itu semua karena ikatan batin kami yang telah terjalin begitu kuat selama ini.
Aku meletakkan kedua telapak tanganku diatas pangkuanku. Aku mendongakkan wajahku yang sedari tadi tertunduk murung memikirkan selintas peristiwa yang begitu buruk. Oh, tidak. Sepertinya aku tidak boleh mengingatnya lagi.
Ku edarkan pandanganku keseluruh penjuru, namun tak ku temukan kedua suamiku berada didalam kamar ini.
Kemana mereka pergi selarut ini?
Aku melihat waktu yang masih menunjukan jam 02.00 KST dan hari masih terlalu pagi untuk bangun dari tempat tidur yang empuk. Ini tidak seperti biasanya mereka bangun pagi. Biasanya aku hampir stres setiap pagi harus membangunkan keduanya.
Aku yang penasaran langsung bangkit dari tempat tidur dan sedikit berlari menuju ke luar kamar. Senyumanku terus terpancar karena tidak sabar ingin melihat wajah tampan milik suamiku.
Aku mencari sosok suamiku diruang tamu, namun nihil. Tidak ada tanda-tanda bahwa mereka berada disana. Yang aku lihat hanyalah ruang tamu yang minim pencahayaan.
"Aku kira mereka sedang menonton televisi sambil memakan kacang dan bersenda gurau bersama," gumamku.
Aku menggaruk tengkuk leherku yang merinding. Aku melupakan bahwa mereka tidak bisa bersatu dalam hal apapun. Mereka ibaratkan anjing dan kucing yang tidak pernah mengenal tempat dan waktu untuk bertengkar ataupun bersaing mendapatkan sesuatu.
"Apa mereka tidur di kamar tamu? Tapi kenapa mereka tidur didalam sana? Apa mereka betah? Bukankah setiap malam mereka selalu memasang wajah manja untuk tidur bersamaku," ujarku dengan bibir yang mulai aku kerucutkan dan pipi yang menggembung. Jujur aku kesal.
Aku mendengus kasar dan tanpa berpikir panjang aku mempercepat langkah kakiku ke kamar tamu. Entah apa alasan Baekhyun dan Chanyeol yang mencoba menjauh dariku. Mereka berdua begitu menyebalkan. Seharusnya mereka ada disampingku saat aku bermimpi buruk seperti tadi. Setidaknya dengan begitu aku akan merasa sedikit tenang.
Belum sampai aku ke kamar tamu, di koridor lantai dua aku hampir tergelincir karena sebuah kaleng.
Mataku membulat sempurna. Untung saja aku masih bisa mengendalikan keseimbangan tubuhku.
Jika aku dalam kondisi hamil, aku akan mengomel kepada salah satu dari kedua suamiku yang ceroboh meletakkan sebuah kaleng disini.
Aku hendak memasukkan kaleng itu kedalam tempat sampah, namun aku mengurungkan niatku karena kaleng itu masih berisi. Alis mataku terpaut.
Apa tidak ada yang meminumnya? Pikirku sembari menatap kaleng minuman yang bisa di bilang sudah tidak berbentuk lagi karena di banting.
"Bukankah ini minuman kesukaanku? Siapa yang membelinya?" gumamku seraya mengingat apa kemarin aku ada menyuruh suamiku untuk membelikan minuman kesukaanku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Choice [✔]
FanfictionSebelumnya aku tidak pernah membayangkan di waktu beranjak dewasa, aku akan mendapatkan hadiah pernikahan yang sulit. Bukan pernikahan normal seperti hal biasanya di lakukan dua orang insan yang saling mencintai, bahkan aku tidak bisa memberikan cin...