Bagaimanapun juga aku masih terpana dengan saran Junmyeon jadi mataku masih sembab sesekali menoleh ke arah Baekhyun yang menatap lurus ke depan dengan garis wajah yang menegang hingga membuat manik matanya terkesan tegas dan tajam.
"Ada apa?" tanyanya lembut, refleks membuatku tersentak kaget kemudian hanya bisa menyengir kaku.
Tubuhku menegang saat Baekhyun mengambil langkah maju ke depan sekedar mengecup bibirku singkat, "Lucunyaaa," gemasnya kemudian menoleh melihat suara tapak kaki yang bergemuruh datang ke arah kami. Jelas itu Chanyeol bersama keluarga kecilnya tak lupa membawa Wang Eun yang menangis. Setibanya mereka di depan kami, aku langsung mengambil alih Wang Eun kemudian menepuk-nepuk pelan punggungnya agar mau berhenti menangis.
"Cup.. Cupp.. Anak ibu," ujarku berulang kali.
Nafas Chanyeol terdengar terengah-engah, tentu saja dia menggendong beban berkali lipat. Ia menyeka keringatnya dengan wajah yang hampir pucat. Setelah Wendy turun dari gendongan Chanyeol, dia menatap suaminya itu khawatir.
"Lagipula kau melakukan hal bodoh seperti ini, kan sudah aku katakan aku sanggup berlari!" omel Wendy sambil menyeka lembut keringat suaminya yang masih banyak bercucuran.
"Tapi aku tidak mau kau kenapa-napa! Bagaimana jika nantinya anak kita keluar lebih dulu sebelum waktunya? Aih... Jinjja! Aku sampai pusing memikirkannya," curhat Chanyeol yang mendadak lemas.
Mata Wendy sukses membulat sambil memelototinya, "Apa kau bilang, hyakkk Park Chanyeol berhenti main-main dengan tingkah kekanak-kanakanmu itu ya!" sela Wendy memperingatinya.
Cubitan yang Wendy tujukan padanya semakin keras hingga membuatnya memohon untuk menghentikannya.
Aku yang mendengar itu lagi-lagi termakan omongan bulshit-nya. Chanyeol meyengir ke arah Wendy namun saat menoleh padaku cengirannya itu perlahan redup.
"Kenapa wajah kalian yang memerah mendengar candaanku?" herannya sambil menyipitkan mata.
"Oh, lihat kesana Eun-ahh! Mainannya lucu-lucu, ya? Wang Eun mau yang mana? Nanti eomma belikan," janjiku dengan nada tersendat-sendat menahan degup jantung sendiri.
"Iya yaa lucu!" sela Baekhyun cepat sambil tertawa canggung kemudian kami saling menatap kikuk, dan benar saja! Ku pikir hanya aku yang merasakan suhu tubuhku naik memanas tapi nyatanya Baekhyun pun demikian bahkan telinganya terlihat jelas mulai memerah.
"Aigoo, sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian berdua?" tanya Chanyeol terheran-heran sambil bermain lirikan mata dengan kebingungan Wendy.
"Apalagi penyebabnya kalau bukan karena mereka sudah bersenang-senang tadi malam?" tanya Wendy polos sembari menoleh ke arah Chanyeol kemudian mendapatkan respon menyeringai nakal darinya.
"Yakk!" sela ku dan Baekhyun bersamaan.
"Oh, ya! Kau baik-baik saja, kan?" sela Chanyeol sambil memeriksa suhu tubuhku dengan meletakkan punggung tangannya di keningku.
"Kau benar-benar bodoh, apa kau tidak melihat aku terluka!" celotehku sambil menepis tangan Chanyeol yang bergelantungan di wajahku.
"Mian, aku baru melihatnya!" panik Chanyeol histeris dan sukses membuatku mencibirya.
"Percuma punya mata besar tapi tidak digunakan baik-baik!"
"Mwo? Excuse me, Bae Joohyun?!" geram Chanyeol yang hendak memangsaku kapan saja, alhasil aku mengambil langkah lebar bersembunyi di balik punggung Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Choice [✔]
FanfictionSebelumnya aku tidak pernah membayangkan di waktu beranjak dewasa, aku akan mendapatkan hadiah pernikahan yang sulit. Bukan pernikahan normal seperti hal biasanya di lakukan dua orang insan yang saling mencintai, bahkan aku tidak bisa memberikan cin...