PART 1 (BAG.4)

3K 157 0
                                    

16 tahun yang lalu...

Kediaman Umari

"Bang Iel!!!" panggil seorang gadis kecil dengan rambut dikepang dua yang datang bersama seorang gadis kecil lainnya dengan rambut dikepang satu sambil menghampiri Kakak laki-lakinya yang sedang memangku gitar kecil di ruang santai belakang rumah mereka.

Anak laki-laki yang dipanggil Iel tadi langsung menatap Adiknya yang kini sedang menghampirinya bersama gadis kecil lainnya. Mungkin temannya. Begitulah pikir Iel saat memperhatikan gadis kecil yang kini berjalan dibelakang Adiknya.

"Ara mana Bang?" tanya gadis kecil itu begitu sampai didepan Abangnya menanyakan saudara kembarnya Zahra atau biasa dia panggil Ara.

"Kok tanya Abang? Emang nggak bareng pulangnya?" tanya Iel kecil dengan lembut. Adiknya, Ify kecil hanya menggeleng pelan.

"Mungkin lagi sama Bunda." Kata Iel mengingat Adiknya yang lain itu memang sangat disayangi oleh Bunda mereka.

"Kalo gitu Ify sama Abang ajha deh disini." Kata Ify kecil langsung mendudukkan bokongnya didepan Abangnya.

"Via sini duduk sini!" ajak Ify kecil pada temannya yang tadi datang bersamanya. Via kecil langsung duduk disamping Ify kecil.

"Kakak, Kakaknya Ify ya?" tanya Via kecil pada Iel kecil. Iel hanya mengangguk bingung karena memang dia belum pernah bertemu dengan gadis kecil itu.

"Aku Via Kak. Sahabatnya Ify." kata Via kecil memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya didepan Iel.

"Iel. Kakaknya Ify" jawab Iel kecil sambil tersenyum dan menjabat tangan Via kecil.

_____

Setelah pertemuan pertama Iel dan Via saat itu mereka menjadi dekat. Iel memperlakukan Via sama seperti dia memperlakukan Ify dan Zahra. Sampai pada suatu hari Iel menyadari bahwa secara tak sadar dia selalu memperhatikan Via dari jauh. Sejak kepindahan Ify ke UK bersama sang Ayah, Via memang tak pernah terlihat datang ke Kediaman Umari. Via memang satu sekolah dengan Zahra namun mereka memang tak akrab, selain itu mereka juga tak pernah satu kelas.

Setiap menjemput Zahra sekolah, Iel yang tak sengaja melihat Via dari jauh pasti tanpa disadarinya langsung memperhatikan gadis itu dari jauh. Dari situlah dia meyadari bahwa dia bukan hanya sekedar menganggap Via sebagai Adiknya, tapi dia melihat Via sebagai seorang wanita.

Sejak pertama kali bertemu, Via sudah sangat mengagumi sosok Iel. Bahkan sebelum dia bertemu langsung dengan Iel, hanya dengan mendengar cerita-cerita Ify mengenai Kakaknya itu Via sudah mengagumi sosok Iel. Awalnya Via berpikir jika kekaguman itu hanyalah karena Via yang memang anak tunggal ingin merasakan memiliki seorang Kakak seperti Iel. Namun lama-kelamaan seiring waktu berlalu dan Via tumbuh dewasa dia mulai menyadari jika perasaannya pada Iel tak hanya sampai pada batas itu. Dia mengingingkan lebih.

Namun meskipun mereka sudah menyadari perasaan mereka masing-masing dan ternyata mereka memiliki perasaan yang sama, seperti ada sebuah dinding penghalang yang membuat mereka tak mampu untuk saling mengungkapkan perasaan mereka. Jadilah perasaan itu hanya sebatas perasaan terpendam sampai sekarang. Meskipun mereka sama-sama merasakan perasaan mereka namun entah mengapa ada yang menghalangi mereka untuk bersama.

Mungkin memang tak pernah ada takdir diantara mereka. Tak pernah ada benang merah yang menghubungkan mereka. Itu sebabnya sampai saat ini mereka tak bersama. Yahhh hanya Tuhan dan Author yang bisa menjawabnya.

_____

"Lo tadi nggak bilang dulu sama Ify kalo mau kesini?" tanya Iel pada Via. Tadi setelah dia selesai dengan pekerjaannya di Studio Via langsung datang ke Rumah Iel dan Ify, tadi Ify menelponnya dan menyuruhnya untuk datang ke Kediaman Umari karena ada sesuatu yang penting yang ingin Ify bicarakan dengannya. Tapi apa ini? Dimana Ify dan kenapa hanya Iel yang ada dirumah?

Sejak pertunangan Ify dan Rio minggu lalu Iel dan Ify memutuskan untuk kembali tinggal di Kediaman Umari sesuai permintaan Ayah mereka.

"Ify yang nyuruh gue kesini Kak." Jawab Via sambil menunduk gugup. Berduaan dengan Iel seperti ini benar-benar membuat jantungnya bekerja 2x lebih cepat.

"Kenapa dia nggak nyuruh lo ke SunShine aja?" tanya Iel heran juga dengan Adiknya itu. Via mengangkat bahunya tak tau.

"Gue juga nggak ngerti Kak, dia bilang sih udah mau pulang." Iel mengangguk mengerti.

"Lo mau minum apa Vi gue ambilin?" tanya Iel mengingat dia belum membuatkan minuman untuk gadis didepannya ini.

"Nggak usah Kak!" jawab Via sangat cepat. Terlalu cepat mungkin, bahkan Iel belum selesai bertanya. Iel tersenyum kecil melihat gadis didepannya ini.

"Nggak papa gue ambilin!" kata Iel sambil beranjak tanpa menunggu jawaban Via.

"Eh." Via langsung mendongakkan kepalanya kaget.

"Aduhhh.. lo bego banget sih Vi! Ngapain coba gue mesti gugup segala? Duhh bego!!" rutuk Via pelan sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Tu kepala salah apa Vi sampe lo pukulin gitu?" tanya Iel heran melihat Via yang malah memukul-mukul kepalanya sendiri. Via mendongakkan kepalanya lalu nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Bingung juga mau kasih alasan apaan. Batin Via salah tingkah. Iel tersenyum tipis melihat Via yang sedikit salah tingkah.

*****

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang