PART XI. SHILLA...LO?? (BAG.1)

2.5K 129 0
                                    

Nomor yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan anda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nomor yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan anda. Silahkan....

Via langsung menutup sambungan telpon yang menyuarakan suara mbak-mbak operator itu dengan kesal.

"Kenapa nggak diangkat sih?" gerutu Via kesal. Pasalnya sejak tadi dia sudah mencoba untuk menghubungi Iel tapi pemuda itu sama sekali tak mengangkat telponnya. Bahkan tak ada satupun pesannya yang dibalas oleh pemuda itu.

"Sebenarnya apa sih maunya." Via kelewat kesal ni dari tadi nggak diacuhkan. Nggak mungkin dia menghubungi Ify. Karena itu pasti akan mengganggu perjalanan bulan madunya. Menghubungi Deva? Dia tak punya nomer ponsel Deva.

"Tau ah pusing." Kata Via lalu melemparkan ponselnya begitu saja. Untung saja ponselnya jatuh dikasur, jadi terselamatkanlah benda pintar itu dari amukan sang majikan. Dan Via sendiri langsung menjatuhkan dirinya diatas kasur. Namun sedetik kemudian Via langsung mendudukkan tubuhnya lagi.

"Nggak bisa dibiarin! Gue harus kesana sekarang juga." Kata Via penuh tekad lalu segera mengambil ponsel, dompet dan kunci mobilnya dan segera keluar dari kamarnya.

"Loh mau kemana Vi?" tanya Rena yang sedang membaca katalog Shopping diruang tamu melihat Putrinya yang sepertinya sedang buru-buru menuruni anak tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh mau kemana Vi?" tanya Rena yang sedang membaca katalog Shopping diruang tamu melihat Putrinya yang sepertinya sedang buru-buru menuruni anak tangga.

Via menghentikkan langkahnya saat mendengar suara lembut Mommynya menyapa telinganya. Lalu mengalihkan pandangannya menatap Mommynya.

"Mau keluar bentar Mom! Pergi dulu Mom." Jawab dan pamit Via langsung meninggalkan Mommynya tanpa menunggu jawaban dari Rena.

Rena hanya menautkan alisnya bingung melihat Putrinya yang sepertinya memang sangat buru-buru.

"Pulangnya jangan malem-malem Vi!" teriak Rena berharap Putrinya masih bisa mendengar teriakannya.

_____

            Alvin menatap rumah mewah didepannya dengan tatapan entahlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvin menatap rumah mewah didepannya dengan tatapan entahlah. Saat ini Alvin sedang berada didalam mobilnya. Dia tak turun dari sana sedari tadi. Percakapan telpon dengan salah satu sahabatnya tadi pagi telah membuatnya terdampar disini. Didepan Kediaman Umari.

"Jangan bertindak gegabah kayak kemaren kalo nggak siap sama konsekuensinya!" kata Rio diseberang sana memarahi Alvin. Rio sudah mendengar secara terperinci dari Cakka apa yang terjadi malam itu ditaman belakang Haling Hotel. Dan Rio hanya bisa memarahi Alvin via telpon karena memang tak punya waktu untuk menemui langsung sahabatnya itu.

"Lo apaan deh Yo. Baru juga gue angkat langsung lo ceramahin." Kata Alvin sambil mendengus kesal.

"Ck. Nggak usah ngalihin pembicaraan lo!" marah Rio yang entah seperti apa ekspresinya saat ini karena Alvin tak dapat melihatnya.

"Pokoknya gue nggak mau tau! Setelah gue balik dari bulan madu gue kalian harus udah baikan! Gue nggak mau tau gimana caranya lo harus selesaiin masalah yang udah lo mulai!" kata Rio menasehati. Memerintah lebih tepatnya.

"Gue nggak tau apa yang harus gue lakuin." Kata Alvin jujur.

"Lo harus minta maaf sama Iel! Jelasin semuanya apa yang sebenernya terjadi! Dan jangan kepancing sama Iel! Jangan bertindak gegabah lagi!" kata Rio membuat Alvin berdecak kesal.

"Ck. Oke. Cerewet banget sih lo! Ngalah-ngalahin bini lo tau nggak!" kesal Alvin.

"Nggak usah bawa-bawa bini gue!" marah Rio membuat Alvin terkekeh.

"Situ deh yang udah berbini." Kata Alvin makin menggoda Rio.

"Terserah lo! Gue tutup. Inget kata gue tadi!" pesan Rio sebelum benar-benar memutuskan sambungan telponnya.

Alvin menerawang kedepan. Memikirkan apa yang seharusnya dia lakukan sekarang. Apakah dia harus turun, masuk kedalam, menemui Iel dan minta maaf. Atau dia harus pergi dari sana sekarang. Sejujurnya Alvin tak yakin Iel akan bisa memaafkannya. Alvin memejamkan matanya bingung.

Alvin menyipitkan pandangannya saat melihat mobil yang sangat dia hafal memasuki pekarangan Rumah mewah itu.

"Via ngapain kesini?" gumam Alvin bertanya setelah yakin mobil itu milik Via. Alvin menghela napasnya pelan, lalu menyalakan mobilnya dan mulai menjalankannya meninggalkan komplek Kediaman Umari.

Ini bukan saatnya untuk menemui Iel. Dia akan kesini lagi nanti.

_____

Via membalikkan kepalanya melihat kebelakang. Memastikan apa yang tadi dilihatnya sebelum membelokkan mobilnya memasuki gerbang Kediaman Umari.

"Itu bukannya mobilnya Kak Alvin?" gumam Via pelan saat berhasil mengenali mobil itu.

Tok.Tok

Terdengar suara kaca mobilnya diketuk dari luar. Via mengalihkan pandangannya menatap satpam Kediaman Umari yang sedang tersenyum setelah dia membuka kaca mobilnya.

"Ada apa Non Via?" tanya satpam itu. Via mengerutkan keningnya heran mendengar pertanyaan satpam itu. Ah. Pintu gerbangnya sudah dibuka dan Via belum menjalankan mobilnya.

"Nggak ada apa-apa Pak." Jawab Via sambil tersenyum malu. Satpam itu ikut tersenyum lalu menegakkan tubuhnya setelah tadi sedikit membungkuk saat berbicara dengan Via.

"Silahkan masuk kalo gitu Nona." Kata satpam itu.

"Terima kasih Pak." Setelah mengucapkan itu Via langsung menjalankan mobilnya memasuki pekarangan rumah mewah itu.

Via mengerutkan keningnya saat melihat sebuah mobil yang lagi-lagi tak asing untuknya.

"Kayak mobilnya Shilla." Kata Via sambil memarkirkan mobilnya disamping mobil yang dia pikir mobil Shilla itu.

"Dia didalem?" tanya Via heran sambil menatap rumah mewah didepannya. Daripada penasaran akhirnya Via melangkahkan kakinya memasuki rumah itu.

_____

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang