PART V. BISAKAH? (BAG.1)

2.5K 140 0
                                    


Siang ini disalah satu Restoran yang ada dipusat perbelanjaan besar dikota ini. Terlihat 2 orang wanita lanjut usia, Marta dan Sinta sedang berbincang. Mereka terlihat seperti sedang bersenda gurau satu sama lain.

"Mereka benar-benar sangat cocok Jeng! Aku senang akhirnya melihat kedua cucu kita bersama." Ucap Sinta, salah satu diantara wanita lanjut usia itu.

"Iya Jeng. Kita harus bantu mereka supaya mereka bisa saling jatuh cinta. Jadi semuanya akan berjalan dengan lancar." Kata Marta.

"Ah. Aku ada ide Jeng." Lanjut Marta sambil menatap Sinta misterius. Lalu Marta membisikkan sesuatu pada Sinta. Tak lama setelah itu Sinta tersenyum misterius dan mengangguk.

"Aku setuju Jeng." Kata Sinta menyetujui ide yang dibisikkan oleh Marta.

_____

"Menurut kalian apa yang terjadi dengan pasien ini?" tanya Alvin pada beberapa Dokter residen yang ada di Departemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menurut kalian apa yang terjadi dengan pasien ini?" tanya Alvin pada beberapa Dokter residen yang ada di Departemennya. Saat ini mereka sedang berada diruang meeting untuk mendikusikan tentang seorang pasien yang baru saja masuk dan melakukan CT-Scan.

Semua Dokter residen dan seorang Dokter Ahli Bedah perempuan yang juga ikut dalam meeting kali ini memperhatikan layar proyektor yang menampakkan hasil dari CT-Scan pasien tersebut.

Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel. Alvin mengambil ponsel yang ada disaku jasnya dan melihat siapa yang menelponnya. Kening Alvin berkerut saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.

Oma Calling.....

Tak menunggu lama, Alvin menggeser tombol hijau pada layar ponselnya dan meletakkan ponselnya ditelinga.

"Yes Oma.." sapa Alvin.

"Kamu dimana?" tanya Oma Marta diseberang sana.

"Di Rumah Sakitlah. Dimana lagi?" jawab dan tanya Alvin sekaligus. Apa-apaan coba Omanya pake basa-basi segala. Udah tau ini jam berapa. Kenapa masih nanya juga dia dimana. Terdengar kekehan dari seberang sana.

"Kamu kesini ya! Oma tunggu sekarang! Pepper Lunch Ambarukmo Plaza." Kata perintah Marta dan langsung menutup sambungan telponnya sebelum mendapatkan penolakan dari Cucu laki-lakinya itu.

"Tapi Alvin...." Tut.tut.. Alvin mendelik menatap menyadari Omanya telah memutuskan sambungan telpon itu secara sepihak. Alvin mendengus kesal. Memangnya tidak tau apa jika Cucunya itu sedang bekerja. Selalu saja seenaknya. Alvin mengalihkan pandangannya pada Riana, Dokter Ahli Bedah yang juga ada disitu.

"Dokter Riana, apa aku ada operasi siang ini?" tanya Alvin. Riana memang Asisten Bedah Alvin, jadi sudah pasti Dokter perempuan itu tau jadwal Alvin.

"Tidak ada Dokter." Jawab Riana sambil menggeleng. Alvin mengangguk mengerti.

"Kalo gitu aku minta tolong kamu untuk handle semua pasienku hari ini. Aku ada urusan mendadak. Kalo ada sesuatu yang terjadi segera hubungi aku!" kata Alvin memberikan perintah pada Riana.

"Baik Dok." Jawab Riana sambil tersenyum.

"Oke. Pertemuan ini akan dilanjutkan Dokter Riana. Selamat bekerja semuanya." Kata Alvin pada semua Dokter residen disitu.

"Baik Dokter." Jawab semua Dokter residen. Alvin tersenyum lalu mulai melangkah meninggalkan ruangan itu.

Dokter Alvin benar-benar pria sempurna. Pasti beruntung siapapun wanita yang dicintainya dan bersanding dengannya. Batin Riana sambil menatap punggung Alvin yang mulai menjauh.

_____

When the dog bites

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

When the dog bites

When the bee stings

When I'm feeling sad

I simply remember my favorites things

And then I don't fell so bad

Terdengar alunan lagu My Favorite Things dari ponsel Via yang dia letakkan diatas meja. Via yang sedang menggambar diatas sketchbooknya lalu meletakkan pensil yang dipegangnya dan beralih mengambil ponselnya. Via mendesah frustasi kala melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.

Eyang Calling...

Ify yang sedang mengecek laporan-laporan Restoran didepan Via langsung mendongak menatap Via heran setelah mendengar gadis itu mendesah frustasi.

"Ada apa Eyang?" sapa Via to the point dengan nada malas. Ify tersenyum tipis lalu kembali melanjutkan kegiatannya tadi. Dia sangat tau apa yang akan terjadi setelah ini.

"Apa? Tapi Eyang..." belum selesai Via mengucapkan kalimatnya, sambungan telpon itu diputus secara sepihak oleh Eyangnya.

"Aishhh" Via benar-benar kesal sekarang. Moodnya langsung anjlok seketika.

"Pergi ajha!" kata Ify tanpa mengalihkan pandangannya pada Via. Dia sangat tau betul jika Eyang Sinta pasti menyuruh Cucu tunggalnya itu untuk ketempat dimana dia berada. Hal ini sudah sering terjadi. Dan Ify memaklumi itu.

"Males ah! Paling disuruh nemenin Shopping." Kata Via malas lalu kembali mengambil pensil yang dia letakkan tadi. Ify mendongakkan kepalanya menatap Via.

"Ya nggak papalah. Punya cucu seorang Fashion Designer bukannya emang harus dimanfaatin waktu lagi pengen Shopping?" tanya Ify menyeringai. Via mendelik kesal pada Ify yang dibalas kekehan ringan oleh Ify.

"Itu mah elo!" kata Via kesal lalu beranjak dari duduknya dan mengemasi barang-barangnya yang ada diatas meja ruangan Ify di Sunshine Ristorante.

"Gue pergi." Pamit Via lalu melangkah meninggalkan Ify tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya itu. Ify menatap punggung Via yang kini menghilang dibalik pintu ruangannya dengan tatapan sedih.

"Gue mau kalian semua bahagia. Termasuk lo Vi." Gumam Ify pelan. Ify menghela napasnya lelah, lalu kembali melanjutkan kegiatannya tadi.

_____


LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang