PART IX (BAG.2)

2.4K 138 3
                                    


"Alvin" panggil Iel begitu dia sampai tepat didepan pemuda itu. Menatap pemuda itu yang masih menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya dengan tatapan tajamnya. Sekuat tenaga Iel menahan amarahnya agar tak langsung dia keluarkan. Bagaimanapun juga dia harus mendengar penjelasan dari sahabatnya ini.

"Apa maksud ucapan lo tadi?" tanya Iel setelah mendapatkan tatapan dingin dari Alvin yang kini masih menatapnya dengan tatapan yang sama. Tatapan dingin khas Alvin.

"Ucapan yang mana maksud lo?" tanya Alvin kelewat santai. Fix. Iel tak bisa menahan lebih lama lagi amarahnya. Langsung saja dia menarik kerah kemeja Alvin yang otomatis membuat Alvin langsung berdiri.

Shilla dan Via yang ada ditempat kejadian hanya bisa memekik kaget sambil menutup mulut mereka dengan kedua tangan tak percaya.

Sedangkan 2 orang yang mengawasi mereka dari jauh langsung berdiri dan menahan napas mereka. Menanti dengan was-was apa yang akan terjadi setelah ini.

Alvin memejamkan matanya. Dia tak ingin terpancing oleh apa yang kini dilakukan Iel padanya. Bagaimanapun juga dia harus membuat Iel sadar bahwa dia telah membuang-buang waktu selama ini. Menyia-nyiakan kesempatan yang coba diberikannya. Alvin lalu membuka matanya dan menatap Iel dengan tatapan remeh dan senyum miringnya. Sumpah Alvin jadi antagonis kalo gini ceritanya. Kayak-kayak Alvin yang jahat deh. Hehehe....

Iel menggertakkan giginya melihat tatapan dan senyum Alvin yang ditujukan padanya. Sebenarnya apa yang Alvin inginkan? Iel mulai mengangkat tangannya ingin menonjok Alvin.

"HENTIKAN!" teriakan Via barusan berhasil menghentikan Iel sehingga tangannya kini mengepal diudara. Dia lupa jika ada Via disana. Amarah sudah memenuhi otaknya. Iel mengalihkan pandangannya menatap Via yang kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Alvin juga sama. Dia mengalihkan pandangannya menatap gadisnya dengan tatapan sulit diartikan. Namun tersirat kemarahan dimata tajam Alvin.

Sedangkan Shilla hanya diam. Dia tak tau apa yang sebenarnya terjadi disini. Dan yang akan Shilla lakukan setelah ini adalah meminta penjelasan dari Via.

"Kenapa? Lo takut karena diliat sama cewek yang lo cintai?" tanya Alvin setelah kembali menatap tajam Iel. Kilatan amarah yang tersirat dimatanya tadi telah membutakannya. Yap. Alvin terpancing. Bukan oleh Iel, tapi oleh tatapan yang Via berikan saat menatap Iel.

Iel mengalihkan pandangannya menatap Alvin tak percaya. Sebenarnya apa maunya sahabatnya satu ini dengan membongkar perasaannya pada Via. Bahkan dia sendiripun belum pernah mengatakan hal itu pada gadis itu. Ralat. Alvin tak pernah membongkar perasaan Iel pada Via. hanya mengatakan gadis yang dicintai Iel kini melihat mereka, sedangkan ada dua gadis disana. Via dan Shilla.

Shilla mengalihkan pandangannya menatap Via yang kini terdiam dengan tatapan yang hanya Shilla, Tuhan, dan Author yang tahu. Heeee. 

Apa yang Kak Alvin katakan barusan? Siapa cewek yang dicintai Kak Iel. Batin Via bertanya-tanya.

Shilla memegang dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri. Dia tahu betul siapa yang Alvin maksud barusan. Bukankah dia sudah melupakan perasaannya pada pemuda itu? Tapi kenapa masih terasa sesesak ini?

"Jangan pernah deketin dia. Waktu lo udah habis. Dan sekarang dia milik gue!" kata Alvin tajam dan terkesan mengintimidasi.

Via kembali tersentak dan mengalihkan pandangannya menatap Alvin tak percaya.

"Is it Really Siviana sayang?" tanya Alvin sambil tersenyum miring menatap Via. Bukan tatapan lembut, tapi tatapan penuh intimidasi. Via terdiam. Baru kali ini dia melihat tatapan Alvin yang seperti ini. Biasanya Alvin selalu menatapnya dengan lembut.

"Kenapa Kak Alvin seperti ini?" Entah kenapa malah pertanyaan itu yang muncul dari mulut Via saat menyelami mata Alvin. Alvin mengerutkan keningnya bingung. Iel juga ikut memperhatikan apa yang akan Via diucapkan. Perlahan dia melepaskan cengkraman tangannya dari kerah baju Alvin.

"Via mohon jangan seperti ini Kak!" mohon Via dengan mata berkaca-kaca. Alvin terdiam melihat tatapan yang kini Via berikan untuknya. Bukan. Bukan tatapan seperti itu yang Alvin inginkan. Bukan. Alvin memalingkan wajahnya. Tak ingin melihat Via yang menatapnya dengan tatapan seperti itu. Dia tak ingin dikasihani oleh gadis itu.

"Jangan natap gue kayak gitu Vi!" kata Alvin dingin lalu segera membalikkan wajahnya kembali menatap Via tajam dan tersenyum miring.

"Gue nggak peduli tatapan apa yang lo berikan buat gue! Gue nggak akan pernah ngelepasin lo! Lo MILIK GUE!" kata Alvin dengan menekankan kalimat terakhirnya. Via menatap Alvin tak percaya. Oke ini bukan lagi cinta. Ini obsesi. Tapi benarkah Alvin hanya terobsesi pada Via. Entahlah.

Via menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya dan mulai memundurkan langkahnya. Perlahan namun pasti Via mulai membalikkan badannya dan segera berlalu meninggalkan tempat itu. Dia sangat lelah sekarang. Dia ingin menumpahkan semua sesak didalam dadanya kini. Via langsung berlari meninggalkan tempat itu. Pergi sejauh mungkin dari orang-orang itu.

Semua yang ada disana hanya diam tanpa ada yang berniat untuk mencegah Via. Alvin menatap punggung Via yang mulai menjauh dengan tatapan lirih, dan sedetik kemudian Alvin tersenyum lirih.

Maafin gue Vi! Gue cuman nggak mau lo terus berharap dengan sesuatu yang nggak pasti. Batin Alvin sambil mengalihkan pandangannya menatap tajam kearah Iel yang masih menatap kepergian Via dengan tatapan yang Alvin tau betul arti tatapan itu. Tatapan menyesal dan bersalah. Lalu pandangan Alvin jatuh pada Shilla yang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri sambil menautkan alisnya bingung.

Sejak kapan Shilla disitu? Tanya Alvin bingung. Memang sedari tadi dia tak menyadari kedatangan Shilla. Yang dia tau hanya Iel yang datang menghampirinya. Dia tak tau kapan Shilla datang.

"Shil" panggil Alvin cukup keras agar didengar oleh gadis yang sepertinya sedang melamun itu.

Shilla yang memang sedang melamun memikirkan apa yang sedang terjadi kini dan apa yang akan dia lakukan setelah ini langsung tersentak kaget mendengar seseorang menyerukan namanya. Shilla mengalihkan pandangannya menatap Alvin dengan tatapan seolah bertanya 'ada apa Kak?'

"Bisa tolong lo kejar Via? Tolong temenin dia ya! Gue yakin dia ada dikamar kalian." Kata Alvin sambil menatap Shilla dengan tatapan memohon.

Yapp. Memang malam ini Rio sengaja membooking beberapa kamar di Hotel ini untuk Keluarga dan sahabat-sahabatnya. Dia melakukannya karena sangat yakin jika mereka akan sangat kelelahan dengan serangkaian acara hari ini. Jadi menurutnya daripada mereka harus menempuh perjalanan pulang kerumah masing-masing lebih baik mereka beristirahat dan bermalam disana. Dan kamar Via tentu saja satu kamar dengan Shilla dan Agni.

Shilla mengalihkan pandangannya pada Iel. Meminta persetujuan dari pemuda itu. karena bagaimanapun juga tadi Shilla kesini bersama Iel. Iel mengangguk mengijinkan. Lalu Shilla mengalihkan pandangannya menatap Alvin dan mengangguk. Setelah itu Shilla segera beranjak meninggalkan Alvin dan Iel yang masih saling terdiam.

_____


LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang