PART VIII (BAG.2)

2.4K 134 6
                                    

Alvin langsung menyentuh tangan Via saat gadis itu sedang berbincang dengan Papanya dan kedua Orangtua gadis itu. Via langsung mengalihkan pandangannya pada tangannya yang kini ada dalam genggaman Alvin.

"Alvin pinjem Via bentar boleh ya?" tanya Alvin sambil tersenyum pada ketiga orang dewasa yang ada disana.

"Bawa ajha Vin! Nggak dibalikin juga Tante ikhlas kok." Kata Rena menggoda dua anak muda itu.

"Mommy ih" kesal Via sambil mendelik menatap Mommynya tak percaya.

"Tante bisa ajha! Kalo gitu kami permisi dulu ya!" pamit Alvin lalu menarik gadis itu agar mengikuti langkahnya. Sedangkan ketiga orang dewasa yang ada disana hanya tersenyum senang melihat kedua Putra Putri mereka yang semakin hari semakin dekat.

_____

"LEPASIN GUE!" kata Via agak keras sambil menyentakkan tangannya dari genggaman Alvin. Alvin langsung membalikkan badannya menatap Via dengan tatapan lembutnya.

"Kamu taukan aku nggak akan nyakitin kamu Vi! Kita duduk disana!" kata Alvin yang mulai menggunakan 'aku-kamu' sambil menunjuk sebuah bangku panjang ditaman belakang Hotel itu.

Via meredam emosinya lalu mulai melangkah lebih dulu menuju bangku yang ditunjuk Alvin barusan. Dan segera mendudukkan bokongnya diatas bangku itu.

Alvin tersenyum melihat gadisnya yang menurut, ya meskipun dengan sedikit pemberontakan tadi. Yang penting sekarang sudah nurut. Alvin lalu mengikuti gadis itu dan duduk disamping gadis itu yang kini sedang melipat kedua tangannya didepan dada sambil mengerucutkan bibirnya. Alvin tersenyum tipis.

Ngambek eh. Batin Alvin lucu.

"Maaf." Kata Alvin tulus.

Mendengar suara Alvin yang penuh dengan ketulusan mau tak mau membuat Via langsung mengalihkan pandangannya menatap Alvin yang kini sedang tersenyum lembut sambil menatapnya secara intens. Via langsung mengalihkan pandangannya menyembunyikan wajahnya yang sepertinya sedikit memerah. Entah karena apa Via juga tak tau. Alvin tersenyum lalu mengalihkan pandangannya keatas. Menerawang jauh kedepan.

"Aku ingin kita....."

"Gue nolak perjodohan ini." Potong Via sebelum Alvin menyelesaikan kalimatnya sambil menatap lurus kedepan. Alvin langsung mengalihkan pandangannya menatap Via tak percaya dan dengan tatapan terkejut.

"Apa kamu bilang Vi?" Alvin berharap apa yang tadi didengarnya itu salah.

"Gue nggak bisa Kak. Gue nggak bisa nerusin semua ini." Kata Via sambil menunduk. Alvin menggeleng tak percaya lalu dengan kuat dia mencengkeram kuat kedua bahu Via membuat gadis itu menatapnya.

"Kamu bercanda Vi? Kamu nggak seriuskan?" tanya Alvin sedikit berteriak.

"Maaf" kata Via lirih sambil menatap Alvin sedih. Seketika itu juga tangan Alvin langsung terlepas dari kedua bahu Via.

_____

Didalam Aula pesta terlihat Iel yang sedang berjalan sambil mengedarkan pandangannya seakan mencari sesuatu.

"Kemana perginya dia?" gumam Iel pelan sambil masih terus mengedarkan pandangannya. Tangannya merogoh saku dalam celananya lalu mulai mengutak-atik layar ponselnya mencari kontak seseorang dan segera mendekatkan ponselnya ditelinga saat nada sambung mulai terdengar.

Nomor yang anda tuju tidak dapat menerima dihubungi. Cobalah beberapa.....

Iel langsung menutup sambungan telponnya saat yang terdengar adalah suara mbak-mbak operator.

"Telpon juga nggak diangkat. Padahal adha yang mau gue omongin sama dia." Gumam Iel lagi. Lalu Iel kembali melanjutkan langkahnya mencari seseorang yang kini dicarinya. Iel mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruang Aula ini, namun nihil. Seseorang yang dicarinya sama sekali tak terlihat disana.

"Apa dia ditaman?" gumam Iel lagi lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Aula pesta menuju taman belakang Haling Hotel ini. Iel sangat hafal dengan tata letak dan ruangan-ruangan yang ada di Hotel ini, karena memang sejak mengenal Rio dan Alvin mereka bertiga sering menghabiskan waktu di Hotel ini, bahkan menginap disini jika mereka ingin. Terbukti dari adanya penthouse pribadi milik Rio dilantai teratas Hotel ini.

Iel menghentikan langkahnya saat sampai diambang pintu menuju taman belakang. Langkahnya terhenti kala melihat seorang gadis yang menjadi pasangannya beberapa menit yang lalu sedang duduk sendirian diserambi yang menghubungkan bangunan Hotel dengan taman belakang sambil mengamati langit malam yang penuh bintang-bintang.

Perlahan Iel melangkahkan kakinya dengan pelan dan tanpa suara. Tak ingin mengganggu kegiatan gadis itu yang sepertinya sedang terpesona dengan apa yang dilihatnya. Iel tersenyum saat berhenti disamping gadis itu dan melihat gadis itu tengah tersenyum manis sambil terus menatap bintang-bintang diatas sana tanpa terganggu dengan kedatangannya.

"Apa bintang itu lebih mempesona daripada gue?" tanya Iel sambil tersenyum menggoda pada gadis itu.

Shilla yang sedang asik menikmati bintang-bintang diatas sana langsung tersentak kaget saat mendengar sebuah suara dan langsung mengalihkan pandangannya kesamping sambil mendongakkan kepalanya karena memang posisi Iel masih berdiri saat ini.

"Lo daritadi hobi banget sih sendirian?" tanya Iel heran. Karena memang ini kedua kalinya dia mendapati gadis ini sendiri. Shilla tersenyum lalu pandangannya kembali pada bintang-bintang diatas sana.

"Kak Iel juga hobi datengin gue yang lagi sendirian." Kata Shilla tanpa melihat Iel. Iel terkekeh mendengar jawaban Shilla.

"Lo ngapain disini sendirian?" tanya Iel heran. Shilla mengangkat kedua bahunya lalu menatap Iel.

"Bingung mau ngapain. Semua orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri." Kata Shilla sedih karena lagi-lagi dia ditinggalkan oleh dua sahabatnya yang entah kemana itu. Iel menaikkan satu alisnya heran. Lalu sedetik kemudian dia tersenyum.

"Gimana kalo nemenin gue jalan-jalan ditaman?" tanya Iel sambil menunjuk kearah taman belakang Hotel yang kini ada didepan mereka.

Shilla menatap Iel tak percaya. Lalu mengangguk semangat membuat Iel mau tak mau tersenyum.

_____

waaa.. apa yang akan terjadi setelah ini? sampai jumpa dipart 8 bagian 3.., happy reading All!! :):):)

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang