PART VII (BAG.4)

2.6K 139 12
                                    

"Sendirian ajha Shil!" sapa sebuah suara yang membuat Shilla langsung mengalihkan pandangannya kearah samping lalu tersenyum lembut sambil mengangguk.

"Yang lainnya kemana?" tanya orang itu lagi yang memang tak melihat siapapun disana bersama Shilla. Tadi setelah Agni dibawa pergi oleh Cakka, Via langsung pamit katanya mau cari udara segar mumpung acara belum dimulai dan dia belum bertugas.

"Via lagi keluar cari udara segar Kak Iel. Kalo Agni tadi pergi sama Cakka. Nggak tau dibawa kemana sama Cakka." Jawab Shilla menjawab pertanyaan orang itu, Iel. Iel menaikkan satu alisnya mendengar kalimat terakhir Shilla.

"Cakka sama Agni?" tanya Iel ragu. Shilla mengangguk yakin.

"Ah. Mereka pasangan" gumam Iel setelah mengingat sesuatu.

"Apa Kak?" tanya Shilla yang memang tadi hanya mendengar gumaman Iel. Iel menggelengkan kepalanya pelan.

"Bukan apa-apa." Jawab Iel. Shilla mengangguk mengerti.

"Kak Iel ngapain disini? Kok nggak sama yang lain?" tanya Shilla yang memang heran kenapa Iel tidak bersama Alvin atau yang lainnya dan malah disini sekarang.

"Oh itu. Ya. Rio sama Ify ngasih kerjaan ekstra buat pengiring pengantin laki-laki mereka." jawab Iel sambil terkekeh. Shilla memandang heran.

"Kami semua disuruh nyari dan ngasih tau pasangan kami masing-masing." Kata Iel sambil tersenyum tipis.

"Maksud Kak Iel?" tanya Shilla ragu akan melanjutkan kalimatnya. Iel tersenyum tipis menatap Shilla yang kini tertunduk.

"Kita berdua pasangan pengiring pengantin Ify dan Rio." Kata Iel sambil dengan senyumnya membuat Shilla mendongak menatap Iel tak percaya.

_____

Via menatap langit malam ini. Entah mengapa dia ingin sendiri dan menghindar dari keramaian didalam sana. Itu sebabnya disinilah dia sekarang. Di serambi samping Aula hotel tempat pesta diadakan.

"Kak Iel atau Kak Alvin?" gumam Via sangat pelan sambil menatap bintang-bintang diatas sana. Seakan berharap bintang itu akan menjawabnya.

Dia ingin Iellah jawabannya. Tapi mengingat kenyataan tentang perjodohannya dengan Putra Sindunata dan yang pasti Keluarganya dan Keluarga Sindunata akan menjadi salah satu tamu malam ini membuatnya begitu frustasi.

"Disini dingin dan gue nggak pake jas buat bisa lo pakai." Kata seseorang dari belakang Via. Via yang sudah hafal siapa pemilik suara itu tetap pada posisinya tak berniat melihat siapa orang itu.

"Gue nggak pernah minta jas lo." Jawab Via cuek membuat orang itu terkekeh lalu melangkah maju dan berhenti tepat disamping Via berdiri dan ikut memandang kearah langit malam yang penuh dengan bintang-bintang bertaburan.

"Mama gue bilang salah satu bintang diatas sana adalah dia. Dan selalu mengawasi gue dari atas sana. Gue harap dia liat gue saat ini. Dan liat gadis cantik diamping gue ini." Kata orang itu, Alvin bermonolog sambil terus memperhatikan bintang-bintang. 

Via mendongakkan kepalanya menatap Alvin yang ada disampingnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Alvin yang menyadari bahwa gadis itu sedang menatapnya lalu mengalihkan pandangannya sedikit menunduk menatap Via sambil tersenyum hangat. Tatapan mereka seakan terkunci saat itu.

Rasanya sangat hangat. Batin Via sambil masih menatap dan menyelami mata Alvin.

"Mereka masangin kita buat nanti." Kata Alvin pelan tanpa melepas tatapannya dari Via.

"Lo nggak keberatankan?" tanya Alvin saat tak segera mendapat respon dari gadis itu.

Sadar atau tidak Via menggelengkan kepalanya pelan. Alvin tersenyum tipis melihat respon yang Via berikan.

Aku akan pastikan kamu nggak pernah lepas dariku Vi. Tekad Alvin dalam hati.

_____

Akhirnya acara puncakpun dimulai. Terlihat dari arah pintu utama aula Rio dan Ify mulai berjalan beringingan sangat serasi. Dibelakangnya ada Iel dan Shilla, Alvin dan Via, Cakka dan Agni, Ray dan Bella, juga Deva dan Alice yang juga tampak sangat serasi. Sedangkan orangtua mereka menanti mereka didepan panggung.

"Kok mbak nggak ikut kedepan?" tanya Rena, Mommy Via yang sedari tadi memang berdiri berdampingan dengan Gina, Bunda Ify. Gina tersenyum menanggapi pertanyaan Rena barusan. Menatap Ify yang tampil begitu anggun dan mempesona. Jujur sesungguhnya masih ada sedikit penyesalan telah menyia-nyiakan Putri secantik Ify, membuatnya merasa tak pantas untuk mendampingi Ify didepan sana.

"Lily juga Mamanya. Mau siapapun yang disana sama ajha jeng." Jawab Gina tanpa mengalihkan pandangannya dari Ify. Rena hanya menatap Gina dengan tatapan sedih. Dia tau seperti apa perasaan Gina saat ini. Melihat Putrinya menikah dan tak bisa ada disampingnya pasti sangat menyakitkan, dan yang lebih menyakitkan adalah ada orang lain yang menempati posisi yang seharusnya menjadi miliknya.

"Via kok dipasangin sama Alvin?" gumam Gina pelan saat melihat gadis yang dia tau disukai oleh Putranya berjalan beringingan dengan pria lain.

Rena yang mendengar nama Putrinya disebutkan langsung mengalihkan pandangannya menatap Gina.

"Mbak ngomong apa mbak?" tanya Rena memastikan.

"Oh. Itu Alvin sama Via." Jawab Gina sambil menunjuk Alvin dan Via yang masih berjalan beriringan lalu tersenyum.

"Mereka cocokkan mbak?" tanya Rena sambil terus memperhatikan Putri dan calon Menantunya sambil terus tersenyum lembut. Gina menatap Rena menunggu lanjutan kalimat perempuan cantik Ibu dari sahabat Anaknya.

"Kami menjodohkan mereka mbak." Kata Rena sambil menatap Gina sambil tersenyum. Gina terdiam mencerna kata-kata Rena barusan. Gina lalu mengalihkan pandangannya menatap Putranya dengan tatapan sedih.

Apa kamu udah tau tentang Alvin dan Via Yel? Bunda harap itu nggak akan melukai kamu. Batin Gina berharap sambil terus menatap Putranya sedih.

*****

yuhuu.., part 7 selesai.., sampai jumpa di part 8.., konfliknya akan lebih terasa setelah ini ya..., see you again all Readers.., :*

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang