PART X (BAG.4)

2.4K 135 0
                                    


"Kalian serius akan batalin bulan madu kalian?" tanya Cakka. Saat ini dia bersama Rio, Ify, Ray dan Deva. Mereka sedang berkumpul diruang Keluarga Kediaman Umari. Orang tua mereka semua sudah kembali ke UK tadi siang.

Dan besok pagi seharusnya Rio dan Ify berangkat ke Maldives untuk bulan madu. Tapi tadi baru saja mereka memberitahukan bahwa mereka akan membatalkan perjalanan itu.

"Gimana mungkin gue bisa pergi dan bersenang-senang?" gumam Ify lirih sambil menatap kearah tangga. Lebih tepatnya kearah kamar Iel yang ada dilantai dua dengan tatapan sedih. Semua yang ada diruangan itu mengikuti arah pandangan Ify dan mengerti apa yang kini sedang Ify rasakan.

Mereka semua bingung dan tak tau apa yang harus mereka lakukan sekarang. Pasalnya sejak kembali dari Hotel tadi pagi yang Iel lakukan hanya mengurung dirinya dikamar dan tak mau makan apapun. Siapa yang nggak khawatir coba kalo kayak gitu. Bahkan sampai malam begini dia belum keluar kamarnya sama sekali.

Cakka dan Ray yang sengaja datang ke Kediaman Umari ikut pusing setelah mendengar bahwa Iel sama sekali tak keluar kamarnya sejak tadi. Apa segitu patah hatinya sampai dia mengurung dirinya dikamar seperti itu?

"Tapi kalo kata gue. Mending kalian tetep berangkat besok pagi." Kata Cakka membuat semua pasang mata yang ada disitu langsung mengalihkan pandangan mereka menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Dia pasti bakal tambah ngerasa bersalah kalo tau kalian batalin perjalanan kalian karena dia." Kata Cakka menjawab tatapan-tatapan orang-orang diruangan itu.

"Betul juga apa kata Kak Cakka. Gue rasa Kak Rio sama Kak Ify harus tetep berangkat deh besok." Kata Ray menyetujui usulan Cakka.

"Gue setuju!" kata Deva bersemangat, membuat semua mata kini menatapnya aneh. Deva hanya nyengir membuat semuanya geleng-geleng kepala.

"Terus Bang Iel gimana?" tanya Ify ragu.

"Cakka bener Dear. Lagian ada Deva disini. Cakka sama Ray juga masih di Indonesia. Mereka bisa bantu buat mantau Iel." Kata Rio yang juga menyetujui usul Cakka. Ify mengalihkan pandangannya menatap Rio sedih. Rio mengangguk meyakinkan.

"Lo tenang ajha Fy! Gue sama Ray nggak akan balik ke UK sebelum kalian kembali dari perjalanan kalian. Kalo perlu gue sama Ray bakal tinggal disini juga biar lo bisa lebih tenang perginya." Kata Cakka meyakinkan.

Ify menatap orang-orang yang ada disana. Mereka semua mengangguk sambil tersenyum. Membuat Ify juga ikut tersenyum dan akhirnya menganggukkan kepalanya pelan.

_____

Tok.Tok

Ify mengetuk pintu kamar Kakaknya. Berharap Kakaknya akan membukakan pintu untuknya. Ify mengantarkan sarapan untuk Iel pagi ini. Selain itu dia juga ingin pamit untuk pergi selama 10hari.

"Abang. Ini Ify." kata Ify sedikit keras berharap Iel akan mendengarnya. Ify tak bisa langsung menerobos masuk, karena pintu itu dikunci oleh Iel dari dalam.

Segitu terpuruknya Kakaknya sampai pagi ini dia tak berangkat bekerja dan menyerahkan pekerjaannya kepada Asisten Pengacaranya. Bagaimana Ify bisa tau? Karena tadi Asisten Iel menelpon kerumah untuk menanyakan apakah Iel sakit. Karena hari ini ada sidang kasus yang sangat penting yang harus mereka hadiri. Dan Iel melepaskan kasus itu begitu saja. Sungguh. Ini bukan Kakaknya.

Ceklek.

Terdengar pintu kamar dibuka dari dalam. Dan muncullah sosok Iel yang begitu berantakan. Ify tersenyum kecil saat melihat Kakaknya akhirnya mau membukakan pintunya. Iel menyingkir dari pintu. Memberi jalan untuk Ify masuk kedalam kamarnya.

            Ify melangkah masuk kedalam kamar Kakaknya yang sedikit berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ify melangkah masuk kedalam kamar Kakaknya yang sedikit berantakan. Tak seperti biasanya yang selalu rapi. Ify meletakkan nampan berisi sarapan Iel diatas nakas disamping ranjang Iel. Lalu duduk disamping Iel yang telah duduk ditepi ranjangnya.

"Abang makan ya! Ify nggak mau Abang sakit." Kata Ify pelan. Berharap Kakaknya akan melakukan permintaannya. Iel mengalihkan pandangannya menatap Ify lalu tersenyum lembut.

"Kalian belum berangkat?" tanya Iel pelan. Ify hampir saja menitikkan airmatanya. Iel ingat tentang perjalanannya bersama Rio? Astaga Ya Tuhan. Ify langsung menghambur kepelukan Iel dan menangis. Iel membalas pelukan Ify. Pelukan Adiknya yang selalu bisa menenangkannya.

"Jangan biarkan masalah Abang menghancurkan liburan kalian ya! Kalian harus seneng-seneng disana. Dan kasih kabar bahagia secepatnya buat Abang!" kata Iel sedikit menggoda Ify.

Seandainya saja suasananya nggak mellow kayak gini pasti pipi Ify sekarang udah kayak kepiting rebus. Tapi berhubung suasana nggak memungkinkan untuk Ify tersipu maka Ify hanya menganggukkan kepalanya pelan. Berharap itu cukup untuk membuat Kakaknya tenang.

_____

Rio dan Ify sudah berangkat untuk bulan madu beberapa saat yang lalu dengan diantar oleh Cakka. Sedangkan Ray dan Deva stay dirumah. Mereka berdua ditugaskan untuk mengawasi Iel. Karena bagaimanapun juga mereka semua takut Iel akan melakukan hal-hal yang berbahaya.

Iel sedang termenung dikamarnya. Memikirkan kata-kata Rio tadi sebelum sahabat sekaligus Adik iparnya itu pergi.

"Gue harap lo nggak bertindak gegabah Yel. Bagaimanapun juga lo dan Alvin adalah sahabat gue. Gue nggak akan pernah bisa milih salah satu diantara kalian. Kalian sama-sama berarti buat gue. Gue harap lo ingat kebersamaan kita bertiga selama ini sebelum lo ambil keputusan." Kata Rio mencoba menasehati Iel.

Bagaimanapun juga disini dia adalah pihak netral yang harus bisa mencairkan keadaan. Tapi mungkin tadi adalah satu-satunya usaha yang bisa Rio lakukan mengingat sebelumnya dia tak berhasil membuat mereka akur dalam pertemuan di Penthouse. Dan juga dia akan pergi selama 10 hari.

"Gue harap semuanya akan membaik setelah gue kembali." Kata Rio sambil tersenyum dan menepuk pelan pundak Iel lalu beranjak dari duduknya saat melihat Ify yang sedang berjalan kearah mereka.

"Udah siap Dear?" tanya Rio yang melihat Istrinya telah siap dengan pakaiannya.

Ify menganggukkan kepalanya lalu mengalihkan pandangannya menatap Iel sambil tersenyum. Membuat Iel mau tak mau juga ikut tersenyum tak ingin melihat Adiknya mengkhawatirkannya. Ify melangkah mendekati Iel lalu memeluk Iel dengan hangat saat melihat Iel beranjak dari duduknya.

"Ify nggak mau Abang sedih terus. Abang harus janji sama Ify bakal selalu tersenyum dan selalu semangat." Kata Ify sambil terus memeluk Iel dengan erat.

"Ify bakal kangen sama Abang." Kata Ify lagi. Iel tersenyum dan membalas pelukan Ify.

"Jaga diri baik-baik dan bawa kabar baik setelah kalian kembali." Kata Iel berpesan pada Ify. Ify melepaskan pelukannya lalu mengangguk malu. Iel tersenyum melihat wajah malu-malu Adiknya. Sungguh manis.

Iel menghela napasnya pelan. Dia akan memikirkannya nanti. Untuk saat ini biarkan dia sendiri dan menenangkan dirinya.

*****


pengen cerita ini cepet-cepet kelar deh. jadi langsung aku post 3 part bagian yan pagi ini. nanti sore aku usahain post lanjutannya lagi.., okee.., happy reading All! :):):)

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang