PART VI (BAG.4)

2.3K 127 6
                                    

Bukan hanya Via yang dihindari oleh Zeva. Tapi Alvinpun juga ikut dihindari oleh Zeva. Seperti pagi ini. Saat tak sengaja mereka berpapasan dilobby Rumah Sakit.

"Ha....." sapaan Alvin terhenti saat Zeva yang berpapasan dengannya langsung melewatinya begitu saja. Bahkan tak melirik sedikitpun. Alvin langsung menurunkan tangannya yang masih menggantung diudara untuk menyapa Zeva tadi.

Alvin langsung menghentikan langkahnya dan memutar kepalanya untuk melihat punggung Zeva yang mulai menjauh dengan kening berkerut dan tatapan bertanya.

"Kayaknya tadi dia liat gue deh." Gumam Alvin bingung.

"Ah. Mungkin dia buru-buru." Putus Alvin akhirnya sambil mengangkat bahunya acuh dan kembali melanjutkan langkahnya.

_____

Zeva langsung menghentikan langkahnya dan menyandarkan punggungnya dibalik tembok setelah dia berhasil menghindar dari Alvin. Zeva memegang dadanya dengan napas terengah-engah dan menunduk.

Sebenarnya dia tau Alvin akan menyapanya tadi. Bahkan dia sudah melihat pemuda itu sejak masuk melalui pintu utama Rumah Sakit Sindunata tadi. Dan sekuat tenaga dia menahan keinginannya untuk langsung meyapa Alvin seperti hari-hari sebelumnya saat dia bertemu pemuda itu entah disengaja maupun tak disengaja.

Hatinya terlalu sakit saat ini. Bahkan melihat Alvin jauh lebih sakit daripada melihat Via. Dia tak tau apa yang sebaiknya dia lakukan. Haruskah dia bersikap seolah baik-baik saja dan tak ada yang terjadi? Atau haruskah dia berteriak dengan keras bahwa hatinya sangat sakit saat ini?

Tak terasa airmata Zeva kembali meleleh. Dengan kasar dia menghapus airmatanya itu lalu kembali melanjutkan langkahnya kearah Departemen Anak. Lebih baik bekerja daripada terus meratapi nasib.

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa lo Vi?" tanya Agni heran. Pasalnya sejak 2 jam yang lalu sahabatnya itu datang ke SunShine sampai kini pukul 21.00 mereka telah menutup yang dilakukannya hanyalah melamun. Entah apa yang sedang mengganggu pikirannya. Hanya duduk ditempat ini. Digazebo depan rumah atap tempat biasanya mereka berempat berkumpul.

"Masalah Kak Alvin lagi?" tanya Agni yang memang tau masalah sahabatnya itu. Via mendongakkan kepalanya menatap Agni tajam.

"Lo kalo ngomong jangan asal nyeplos donk! Ify sama Shilla nggak tau masalah gue itu." Kata Via pelan. Agni menatapnya bingung.

"Kenapa lo nggak cerita sama mereka?" tanya Agni bingung.

"Lo kan tau Ify Adiknya Kak Iel. Dan dia tau banget gimana gue sama Kak Iel selama ini. Dia pasti bakalan ngamuk kalo dia tau masalah gue ini." Kata Via menundukkan kepalanya.

"Terus Shilla? Kenapa lo nggak cerita sama dia?" Via kembali mendongakkan kepalanya lalu menggeleng.

"Gue nggak tau. Yang pasti gue nggak pengen dia tau. Nggak tau kenapa." Jawab Via apa adanya. Agni mendecak kesal lalu membaringkan tubuh lelahnya disamping Via duduk dan memejamkan matanya menghilangkan penatnya.

"Lo jangan tidur disini dong Ag! Pulang gih sana!" suruh Via.

"Sebentar ajha." Kata Agni masih dengan mata terpejam.

"Kalian disini? Kita cariin kemana-mana juga taunya disini." Kata Ify yang baru saja keluar dari rumah atap bersama Shilla yang berjalan disampingnya.

"SunShine udah lo tutup Fy?" tanya Via setelah mengalihkan pandangannya dari Agni menatap Ify dan Shilla yang baru saja datang.

"Udah. Semuanya juga udah pulang." Jawab Ify sambil menganggukkan kepalanya lalu ikut duduk disebelah Agni yang tengah berbaring.

"Agni lo kalo ngantuk pulang gih sana!" kata Shilla yang sedari tadi hanya diam. Ify mengalihkan pandangannya menatap Agni yang masih memejamkan matanya lalu tersenyum dan menatap Via dan Shilla bergantian.

"Gimana kalo kita nginep disini malam ini?" tanya Ify dengan mata berbinar.

"Gue setuju!" jawab Via semangat.

"Oke deh! Udah lama juga kita nggak ngabisin malam bareng." jawab Shilla sambil menganggukkan kepalanya setuju. Ify dan Via tersenyum. Lalu mereka bertiga kompak mengalihkan pandangan mereka pada Agni yang sepertinya sama sekali tak terganggu dengan obrolan sahabat-sahabatnya. Mereka bertiga saling tatap lalu tertawa bersama.

Kebahagiaan yang selalu mereka rasakan saat mereka sedang bersama. Tak akan pernah tergantikan oleh kebahagiaan lain.

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Sama seperti para gadis yang menghabiskan malam mereka bersama, ketiga pemuda tampan itu juga kini sedang berkumpul di Kediaman Umari.

"Ify belum pulang Yel?" tanya Alvin yang memang tak melihat gadis cantik itu sedari tadi dia sampai dirumah ini.

"Lo nggak jemput dia Yo?" tanya Alvin lagi kini kepada Rio yang sedang duduk dibelakang piano yang ada diruangan itu tapi belum memainkannya. Sedangkan Iel sibuk dengan ponselnya sambil duduk disofa yang ada diruangan itu.

"Dia nginep di rumah atap sama yang lainnya." Jawab Rio sambil menekan satu persatu tuts piano didepannya berurutan.

"Mereka berempat?" tanya Alvin lagi.

"Hm." Jawab Rio dengan deheman.

Semenjak Rio kembali ke Indonesia memang mereka selalu meluangkan waktu mereka meskipun hanya sebentar. Dan tempat berkumpul mereka selalu bergantian. Sekarang di Kediaman Umari, besok di Kediaman Haling dan besoknya lagi di Kediaman Sindunata. Begitu seterusnya.

"Persiapan pernikahan lo gimana Yo?" tanya Alvin sambil meminum minumannya yang diambilnya dari rak dibelakang meja minibar.

"Lancar." Jawab Rio singkat sambil melangkahkan kakinya dan berhenti lalu mendudukkan bokongnya dikursi yang yang disamping Alvin.

"Udah berapa persen?" tanya Alvin lagi.

"80." Jawab Rio lagi-lagi hanya singkat.

"Pasangan pengiring pengantin udah lo tentuin?" tanya Alvin penasaran. Karena memang dia hanya diberitahu untuk menjadi pengiring pengantin pada pernikahan Rio dan Ify yang sebentar lagi akan dilaksanakan, namun dia sama sekali tak tau siapa yang akan menjadi pasangannya.

"Lo akan tau nanti!" kata Rio penuh misteri. Alvin mendengus kesal. 

"Mau siapapun pasangannya juga nggak penting. Yang penting mereka sah jadi suami istri. Pengiring pengantinkan pelengkap doang." Kata Iel yang sedari tadi hanya diam namun sebenarnya dia menyimak apa yang sahabat-sahabatnya itu bicarakan.

Gue cuman penasaran Rio sama Ify bakalan pasangin Via sama siapa. Lo apa gue? Tanya Alvin dalam hati sambil menatap Iel dengan tatapan entahlah.

*****

yeyyyy.. part 6 finish.., oke.., sampai jumpa di part 7. spesial penikahan Rio Ify... happy reading All!! jangan lupa vote dan comment kalian :):):)

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang