PART VIII (BAG.4)

2.3K 133 10
                                    

Rio dan Ify masih berada diatas pelaminan dan sibuk menyalami para tamu undangan yang datang untuk memberikan selamat kepada mereka.

Ify mengedarkan pandangannya sekeliling Aula pesta mencari sahabat-sababatnya. Karena sejak tadi mereka selesai dengan sesi foto bersama, ketiga sahabatnya langsung menghilang entah kemana.

"Kamu nyari siapa Dear?" tanya Rio disampingnya yang menyadari Istrinya itu berdiri gelisah sejak tadi. Ify mengalihkan pandangannya pada Rio yang kini menatapnya lembut.

"Via, Shilla, sama Agni mana ya Kak? Kak Iel, Kak Alvin, sama Cakka juga nggak ada. Perasaan aku nggak enak Kak." Curhat Ify yang memang entah kenapa sedari tadi perasaannya tak enak dan terus merasa gelisah. Seperti ada sesuatu yang terjadi dengan sahabat-sahabatnya.

Rio mengusap lembut kedua bahu Istrinya. Memberikan ketenangan pada Ify. Dia sangat tahu seperti apa kasih sayang Ify untuk sahabat-sahabatnya. Jadi sangat wajar jika dia merasa sangat khawatir saat mereka tak ada dalam pandangannya.

"Kamu tenang ya Dear. Mereka semuakan udah dewasa. Kalaupun ada sesuatu yang buruk terjadi, mereka pasti akan bisa menyelesaikannya. Kamu jangan khawatir ya!" kata Rio lembut berharap kata-katanya barusan akan bisa sedikit mengurangi kekhawatiran Ify. Ify menatap Rio dengan lembut lalu tersenyum tipis. Mencoba memberitahu Suaminya bahwa dia baik-baik saja sekarang.

Rio dan Ify sejujurnya memiliki kekhawatiran yang sama. Mereka takut jika akhirnya Iel akan tau tentang Alvin dan Via. Karena cepat atau lambat semuanya pasti akan terbongkar. Mereka tau hal buruk akan terjadi saat itu. Tapi yang bisa mereka harapkan hanyalah semoga semua pihak bisa menyelesaikan masalah mereka dengan kepala dingin. Karena mereka semua sudah sama-sama dewasa.

_____

"Vi!" panggil Alvin lagi saat terlihat gadis itu masih terdiam. Via mendongak menatap Alvin dengan tatapan bingung. Alvin menghela napasnya pelan.

"Katakan yang sebenarnya Vi! Apa yang membuatmu nggak bisa membuka hati kamu buat aku? Apa yang nggak kamu suka dari aku? Aku janji aku akan berubah buat kamu." Tanya Alvin masih dengan tatapan lembut dan genggaman tangannya yang menggenggam erat tangan Via.

Entah mengapa lidah Via terasa sangat kelu. Tak ada suara yang bisa keluar dari mulutnya saat ini.

"Apa karena ada orang lain dihati kamu?" tanya Alvin ragu. Via langsung mendongak menatap Alvin. Dengan ragu Via menganggukkan kepalanya pelan. Alvin terdiam, bahkan tangannya yang tadi menggenggam tangan Viapun terlepas dan Alvin mundur satu langkah menahan beban tubuhnya yang kini terasa seperti dijatuhi batu besar.

"Siapa? Siapa laki-laki itu Vi?" tanya Alvin dengan suara serak. Dia tak pernah membayangkan ini. Selama ini dia membutakan matanya saat melihat Via yang menatap dalam laki-laki itu. Alvin tau siapa laki-laki itu. Tapi dia selalu membutakan matanya karena hatinya menolak untuk meyakini dugaannya itu.

Jangan katakan itu Iel Vi! Kumohon jangan Iel! Do'a Alvin dalam hati.

Via menatap Alvin ragu. Tiba-tiba dadanya terasa sesak melihat begitu hancurnya laki-laki dihadapannya kini. Tapi Via sudah terlanjur sejauh ini. Dan dia tak boleh berhenti disini.

"Kak Iel." Jawab Via pelan sambil menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya juga menggigit bibir bawahnya takut.

Alvin terdiam. Dugaannya benar. Dia ingin pura-pura tuli saat ini. Tapi dia telah mendengarnya dengan jelas. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa dia harus mengatakan pada Via jika Iel juga mencintai gadis itu? TIDAK!! Dia tidak akan melakukannya. Dia akan mendapatkan hati gadis ini bagaimanapun caranya. Dia tidak akan pernah melepaskan Via. Sekalipun itu untuk Iel. Dia tidak akan melakukannya.

Dia tau dia egois. Tapi bukankah cinta memang harus egois. Orang yang berkata jika cinta tak harus memiliki adalah orang yang munafik. Karena saat hati kita merasakan apa itu cinta, maka keinginan untuk memiliki itu pasti ada. Dan Alvin ingin memiliki Via seutuhnya.

_____

"Sebenarnya kita mau kemana sih Kak?" tanya Shilla bingung. Karena memang sejak tadi mereka hanya berjalan terus. Tak berhenti atau duduk dimanapun. Kan capek.

"Kak Iel lagi nyari sesuatu ya? Apa seseorang?" tanya Shilla lagi. Karena sejak tadi juga Iel terus mengedarkan pandangannya kekanan kekiri depan belakang. Seperti mencari sesuatu yang entah apa itu. Kalo emang mau nyari sesuatu ngapain coba tadi ngajakin Shilla? Atau paling enggak bilang kek apa yang dicari biar Shilla bisa bantu. Kan sebel.

"Auuu!!" ringis Shilla sambil mengusap jidatnya yang baru saja menabrak punggung Iel yang tiba-tiba saja berhenti.

"Kak Iel ih! Kalo berhenti bilang-bilang dulu kek!" kesal Shilla. Shilla mendongakkan kepalanya, mengerutkan keningnya heran saat melihat Iel yang hanya berdiri dan terdiam.

Shilla lalu melangkah kesamping Iel dan memperhatikan Iel yang sedang terfokus pada satu titik didepan mereka. Karena penasaran Shilla mengikuti kemana arah pandangan Iel tertuju.

Shilla menyipitkan matanya saat melihat dua orang yang sedang berdiri berhadapan dengan posisi sang cewek yang menundukkan kepalanya dan sang cowok yang menatap sang cewek sedih. Shilla makin menyipitkan matanya memastikan siapa dua orang itu.

"Itu bukannya Kak Alvin sama....." Shilla menggantungkan kalimatnya masih sambil memperhatikan siapa perempuan yang kini bersama Alvin.

"Via." Kata Shilla saat berhasil melihat dengan jelas siapa perempuan yang bersama Alvin. Terlihat Via kini mendongakkan kepalanya menatap Alvin dengan pandangan tak kalah sedih dengan tatapan yang Alvin berikan untuk Via. Shilla mengerutkan keningnya heran.

Kenapa tatapan mereka kayak gitu? Batin Shilla bingung. Namun segera Shilla membuang pikiran itu jauh-jauh.

"Kita kesana yuk Kak!" ajak Shilla pada Iel dan mulai melangkahkan kakinya. Namun langkahnya langsung terhenti saat tangan Iel menahan lengannya. Shilla memutar kepalanya menatap Iel dengan tatapan seolah bertanya 'kenapa Kak?'. Iel tersenyum tipis sambil menatap Shilla.

"Kita disini ajha! Kayaknya mereka lagi ngomong serius." Bohong! Iel sebenarnya sangat penasaran bagaimana Alvin dan Via bisa bersama sekarang. Karena setaunya hubungan mereka tak sedekat itu. Namun jika dia ingin tau lebih lanjut yang harus dia lakukan bukanlah langsung muncul dihadapan mereka. Tapi mengawasi mereka dari sini. Jarak mereka cukup untuk Iel mendengar apa yang sedang Alvin dan Via bicarakan.

Iel yakin ada sesuatu yang tak dia ketahui sekarang. Dan dia harus tau apa yang sedang terjadi. Dia harus tau apa yang mereka sembunyikan darinya.

Iel tersenyum saat melihat Shilla yang menurut dan kembali berdiri disisinya. Lalu pandangannya beralih pada dua orang didepannya. Menatap mereka dengan tatapan yang hanya Iel, Tuhan, dan Author yang tahu. Hehehe.


*****


horayyy.., part 8 selesai.., hehe..., sampai jumpa di part 9...,  

apa yang akan terjadi setelah ini? apa Iel akan tau tentang Alvin dan Via?

Okk... keep reading All!!

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang