PART III (BAG.3)

2.6K 149 0
                                    

sorry banget ya karena ngaret banget ni. kemaren 4 hari sibuk banget. ini aku sempetin buat lanjut dan langsung aku post. buat nextpart aku usahain secepatnya. Thanks All!!

HAPPY READING!! jangan lupa vote dan commentnya!

_____


"Tu muka lupa lo setrika?" Tanya Rio pada Alvin yang sedari tadi hanya diam disofa ruang kerja Rio dengan muka yang nggak enak diliat. Rio menyandarkan punggungnnya pada sandaran kursi kerjanya sambil menatap heran kearah sahabatnya itu. Pasalnya Alvin sudah ada diruangannya sejak 1 jam yang lalu dan hanya diam saja tak mengeluarkan sepatah katapun. Lebih tepatnya melamun.

Alvin mendongakkan kepalanya menatap Rio lalu menghela napasnya berat.

Rio makin mengerutkan keningnya heran dengan sahabatnya ini. Dia sangat yakin jika sahabatnya itu pasti sedang memiliki masalah yang mungkin cukup berat, terlihat dari seperti apa wajah frustasi sahabatnya itu.

"Lo nggak ada kerjaan di Rumah Sakit?" Tanya Rio sambil melangkahkan kakinya mendekati Alvin dan duduk disofa didepan Alvin. Alvin hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Lo ada masalah?" Tanya Rio lagi. Alvin menatap lurus kearah Rio.

"Gue dijodohin." Kata Alvin singkat. Rio menaikkan satu alisnya lalu tersenyum tipis.

"Ya bagus dong. Berarti sahabat gue ini udah nggak jomblo lagi." Kata Rio meledek Alvin. Alvin mendengus kesal mendapat respon seperti itu dari Rio.

"Terus kenapa lo galau? Bukannya lo harusnya bahagia?" Tanya Rio heran. Alvin menatap tajam Rio.

"Emang ada orang yang dijodohin tu bahagia?" Tanya Alvin tengsin. Rio mengangkat kedua bahunya acuh.

"Gue nggak dijodohin jadi gue nggak tau." Sumpah demi apapun Alvin menyumpah serapahi sahabatnya itu yang selalu membanggakan hidupnya. Sungguh Alvin sangat ingin melempar Rio dari ruangannya ini yang ada dilantai 7 perusahaannya.

"Terus apa masalahnya? Lo nggak suka sama cewek itu?" Tanya Rio. Ini Rio kenapa jadi kepo gini sejak balik dari UK? Atau sejak kenal Ify? Entahlah.

"Cewek itu Putri Rezaldy" jawab Alvin membuat Rio mengerutkan keningnya berpikir. Rio langsung menatap Alvin dengan tatapan tak percaya yang hanya dibalas anggukan oleh Alvin. Alvin tau betul arti tatapan Rio.

"Kok bisa Via?" Tanya Rio tak percaya. Yah. Siapapun akan langsung tau siapa Putri Rezaldy. Karena memang Via adalah Putri tunggal Keluarga Rezaldy.

"Ceritanya panjang." Jawab Alvin malas menjelaskan panjang lebar.

"Terus lo terima?" Tanya Rio dengan tatapan menyelidik. Alvin menatap Rio frustasi.

"Gue nggak tau." Jawab Alvin lalu menghela napasnya berat. Mengingat pembicaraannya dengan Iel beberapa hari yang lalu di Kediaman Umari. Sesungguhnya yang dikatakan Iel itulah yang membuatnya sangat frustasi. Jika dia menerima perjodohan itu apakah itu artinya dia mengkhianati Iel?

Rio menatap Alvin prihatin. Dia sangat yakin Alvin pasti tau tentang perasaan Iel pada Putri Rezaldy itu. Dan sekarang pasti hal itulah yang membuatnya frustasi seperti ini. Tapi apa alasan perjodohan mereka? Pasti ada alasan yang kuat. Karena Rio tau Papa Alvin tak akan mau repot-repot mengurusi masalah percintaan anaknya.

"Soal Iel?" Tanya Rio meyakinkan apa penyebab kefrustasian Alvin.

"Gue akan khianatin dia kalo gue nerima perjodohan ini. Tapi gue akan jadi anak yang ngecewain nyokap gue kalo gue nolak perjodohan ini." Jawab Alvin sambil menerawang.

"Nyokap lo?" Tanya Rio heran. Kenapa Almarhumah Mamanya Alvin dibawa-bawa?

"Nyokap gue yang dari awal jodohin gue sama Via. Sejak gue sama Via masih kecil. Sebelum beliau meninggal. Dan itu permintaan terakhir beliau." Jawab Alvin sedih.

"Lo nggak perlu mihak salah satu diantara gue sama Iel Yo! Gue cuman minta lo dengerin cerita gue aja!" lanjut Alvin sambil menatap Rio sambil tersenyum tipis.

Rio tersenyum. Dia memang tadi bingung harus berada dipihak siapa. Karena memang Alvin dan Iel punya porsi yang sama dihidupnya. Dia senang karena Alvin yang selalu mengerti dirinya.

"Via gimana? Dia terima atau tolak?" Rio baru ingat bagaimana dengan gadis itu? Karena seingatnya Ify pernah bercerita jika Via juga memiliki perasaan yang sama dengan Iel. Tapi entahlah dia juga tak tau apa yang membuat mereka tak pernah bersatu, padahal mereka saling suka dan pasti kedua Keluarga mereka akan setuju jika mereka memutuskan untuk bersama.

"Gue belum ketemu sama dia lagi sejak malam itu." Jawab Alvin yang memang belum bertemu dengan Via lagi sejak pertemuan Keluarga 2 hari yang lalu.

"Kalian bicarain dulu ajha berdua! Cari penyelesaiannya sama-sama! Dia juga harus tau seperti apa perasaan lo kedia!" Alvin mengalihkan tatapannya pada Rio dengan kening berkerut.

"Gue tau perasaan lo kedia seperti apa! Jangan coba buat menyangkalnya!" kata Rio sambil menatap Alvin misterius.

_____

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang