PART X (BAG.2)

2.3K 136 12
                                    

"Oke sekarang siapa yang mau jelasin?" tanya Rio sambil menatap satu-satu orang yang ada diruangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke sekarang siapa yang mau jelasin?" tanya Rio sambil menatap satu-satu orang yang ada diruangan itu. Oke. Rio serasa jadi Bos yang akan memarahi Karyawannya karena berbuat kesalahan. Berasa ini di Kantor Yo? Ck.

Tadi pagi saat Rio pergi ke Kantor Management Hotel dia bertemu Cakka yang ternyata juga sedang ada disana entah sedang apa.

"Semalem apa yang terjadi? Kenapa kalian mendadak menghilang? Gue yakin pasti ada yang terjadikan?" tanya Rio langsung begitu sampai didekat Cakka yang menyadari kedatangannya.

"Kak Iel udah tau semuanya. Semalem dia nonjok Kak Alvin ditaman belakang. Dan gue nggak tau semalem Kak Alvin tidur dimana. Karena sampe tadi pagi dia nggak ada dikamar." Jawab Cakka. Nggak ada gunanya menyembunyikan hal itu dari Rio. Toh cepat atau lambat Rio juga akan tau. Apalagi kalau ingat gimana wajah Alvin semalam. Rio menghela napasnya.

"Udah gue duga. Lo kumpulin mereka diruang tamu Penthouse!" kata Rio menginterupsi Cakka.

"O ya. Coba cari Alvin dikamar 178!" kata Rio sebelum benar-benar meninggalkan Cakka. Itu memang kamar pribadi Alvin diHotel ini. Hanya Rio dan Iel yang tau. Karena jika mereka bertiga menginap disini pasti Alvin tak akan tidur di Penthouse dan memilih tidur dikamar itu. Bahkan kamar itu tertutup untuk umum atas permintaan Alvin.

Yap. Kamar itu punya kenangan tersendiri untuk Alvin. Kamar itu yang selalu Mamanya pakai jika mereka ingin bermalam diHotel ini saat Alvin masih kecil. Meskipun mereka punya Rumah yang mewah memang tak jarang mereka menghabiskan waktu di Hotel ini yang memang berasa dipinggiran kota untuk mencari suasana berbeda.

Dan disinilah mereka berempat sekarang. Ternyata benar Alvin ada dikamar itu. Cakka menemukannya dan berhasil menyeretnya ke Penthouse. Sedangkan Iel tanpa curiga sedikitpun saat Cakka menelponnya jika Rio mencarinya dan ingin bertemu di Penthouse Iel langsung kesana tanpa penjemputan. Hehee.

"Mau kemana lo Yel?" tanya Rio langsung setelah melihat Iel beranjak dari duduknya dan akan mulai melangkahkan kakinya. Padahal Rio baru mulai berbicara.

"Gue males satu ruangan sama PENGHIANAT! Kalo masih ada yang mau lo omongin sama gue nanti ajha kita bicara lagi Yo." Kata Iel menekankan kata penghianat tanpa menatap siapapun diruangan itu. Dan menit berikutnya dia sudah menghilang dari pandangan mereka bertiga.

Rio menghela napasnya lelah dan mendudukkan bokongnya disamping Cakka. Berbeda halnya dengan Alvin yang malah beranjak dari duduknya disofa depan kanan Rio dan Cakka.

"Lo juga mau kemana Vin?" tanya Rio malas. Cukup sudah dia lelah.

"Lo liat muka guekan? Lagian kayaknya udah nggak ada yang mesti kita bahas lagi." Jawab Alvin santai sambil menjejalkan tangannya disaku celananya. Kali ini Alvin sudah memakai baju santainya, karena memang dikamarnya tersedia beberapa baju yang sengaja dia tinggalkan.

"Gue pergi ya!" kata Alvin langsung melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu.

"Aish." Oke Fix. Rio kesal dengan kedua sahabatnya itu. Terserah! Terserah mereka mau melakukan apa! Sekalian ajha sana saling bunuh.

_____

Via tau pasti. Pasti saat ini 4 cowok itu sedang ada di Penthouse Rio. Via langsung masuk begitu saja setelah sampai didepan pintu Penthouse.

Agni, Shilla, dan Ify berhasil mengejar Via. Saat ini mereka mengikuti langkah Via dibelakang gadis itu. Mereka juga langsung mengikuti Via yang langsung masuk kedalam Penthouse tanpa mengetuk.

Via menghentikan langkahnya saat hampir bertabrakan dengan Alvin yang akan meninggalkan ruang tamu. Alvin menatap Via dengan alis terangkat. Sedangkan Via menatap Alvin dan pipi Alvin yang masih terlihat merah juga sudut bibir Alvin yang tampak sedikit terluka dengan tatapan yang entahlah.

Semua pasang mata yang ada diruangan itu menatap Alvin dan Via yang kini saling menatap. Rio dan Cakka juga ikut menyaksikannya dengan alis terangkat. Sedangkan Ify yang memang belum tau apa yang telah terjadi hanya menatap mereka heran, apalagi ditambah dengan wajah Alvin yang sepertinya habis dipukuli. Bukan sepertinya Fy. Tapi emang habis dipukuli.

Alvin yang tersadar lebih dulu hanya menatap Via sekilas lalu segera melanjutkan langkahnya. Via terdiam. Alvin mengabaikannya? Entah mengapa seperti ada yang hilang dari dalam hatinya.

Ketiga gadis yang lainnya yang ada dibelakang Via hanya diam mengikuti kepergian Alvin. Alvin sempat tersenyum kecil pada Shilla saat melihat gadis itu menatapnya dengan tatapan khawatir.

Via langsung membalikkan badannya mengejar Alvin yang sudah menghilang dari ruangan itu tanpa memperdulikan tatapan aneh semua pasang mata yang ada diruangan itu.

"Udah biarin ajha Shil!" kata Agni menahan lengan Shilla saat melihat gadis itu sepertinya ingin mengejar Via. Shilla menghela napasnya lalu menatap 2 pria yang sedang duduk disofa sambil menatap kearah mereka bertiga.

"Kak Iel mana kok nggak ada?" tanya Shilla saat tak menemukan keberadaan Iel yang seharusnya juga berada disana saat ini.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Ify yang memang tak tau apa yang sedang terjadi. Dia takut untuk menduga-duga. Dia takut ketakutannya kini terjadi.

"Bisa kalian semua tinggalkan gue sama Ify?" tanya Rio sambil melangkah mendekati Istrinya yang kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Rio tau pasti Ify sudah bisa menebak apa yang telah terjadi. 

Semuanya yang ada disitu langsung meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Rio dan Ify. Mereka tau jika hanya Riolah yang harus menjelaskannya pada Ify.

_____

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang