PART VI (BAG.2)

2.3K 134 0
                                    

Didalam Aula gedung tempat acara diselenggarakan, terlihat beberapa tamu undangan yang telah hadir sedang menikmati sajian yang dihidangkan. Acara belum dimulai jadi para tamu undangan belum menempati kursi diarea panggung yang telah disediakan.

"Siviana Rezaldy" panggil seseorang membuat Via yang sedang menikmati minumannya langsung membalikkan badannya melihat siapa yang telah menyapanya. Terlihat seorang perempuan cantik seumuran Via sedang tersenyum. Mata Via langsung berbinar saat mengingat siapa perempuan didepannya ini.

"Aura" kata Via menyebutkan nama perempuan cantik itu. Perempuan bernama Aura itu langsung melebarkan senyumnya.

"Lama nggak jumpa ya Via." Kata Aura masih lengkap dengan senyumnya. Jadi Aura itu teman Via saat SMA. Aura pindah keluar negeri begitu lulus SMA. Yang Via tau Mamanya Aura itu juga teman Mommynya di Yayasan ini, itu sebabnya juga yang membuat Via mengenal Aura lebih dekat.

"Lo kapan balik ke Indonesia Ra?" tanya Via penasaran. Tampak Aura sedang berpikir.

"Umm. Sekitar 3 bulan yang lalu. Ah. Kebetulan ketemu lo disini. Rencananya gue baru mau kerumah lo besok." Kata Aura lalu membuka tasnya seperti mencari sesuatu.

"Memangnya ada apa?" tanya Via.

"Ah. Ini dia." Kata Aura sambil menyerahkan sesuatu yang mirip undangan kepada Via. Via menatap undangan yang Aura ulurkan padanya dengan tatapan bertanya.

"Pernikahan gue bulan depan." Kata Aura menghilangkan kebingungan Via. Via mendongakkan kepalanya menatap Aura dengan tatapan berbinar.

"Menikah?" tanya Via meyakinkan. Aura menganggukkan kepalanya.

"Aaa. Selamat Aura." Kata Via sambil memeluk Aura.

"Lo harus datang!" perintah Aura setelah Via melepaskan pelukannya dan meletakkan undangannya pada tangan Via. Via mengangguk sambil menatap undangan itu masih dengan mata berbinar.

"Pasti." Jawab Via yakin sambil tersenyum.

"Via, kita kesana yuk! Acaranya udah mau dimulai tu." Kata Alvin yang tiba-tiba muncul entah darimana. Membuat dua perempuan cantik yang telah asik bernostalgia itu mengalihkan pandangannya pada Alvin. Via dengan tatapan kesalnya karena telah diganggu, dan Aura dengan tatapan bertanya. Alvin menautkan alisnya bingung melihat tatapan dua perempuan didepannya itu.

"Kenapa?" tanya Alvin bingung.

"Kak Alvin ganggu ajha sih." Jawab Via kesal. Alvin makin mengerutkan keningnya bingung.

"Siapa Vi?" tanya Aura penasaran membuat Alvin mengalihkan pandangannya pada Aura. Alvin tersenyum ramah setelah menyadari apa yang telah membuat calon Tunangannya itu kesal. Masih dengan senyumnya Alvin mengulurkan tangannya didepan Aura.

"Gue Alvin. Tunangannya Via." Kata Alvin memperkenalkan diri membuat Via mendelik dan menatap Alvin kesal. Tapi Alvin tak ambil pusing dan masih tersenyum pada Aura.

"Ah. Gue Aura temennya Via waktu SMA." Kata Aura juga mengenalkan dirinya setelah tadi sempat terpesona dengan senyum Alvin yang menurutnya sangat ehmmm manis.

Ingat Aura bentar lagi lo nikah! Teriak Aura dalam hati.

"Kalo gitu gue tunggu undangan pernikahan kalian. Cepet nyusul gue ya Vi!" kata Aura menggoda Via membuat gadis itu kini mendelik padanya. Aura terkekeh pelan melihat sedikit semburat merah dipipi Via meskipun tertutup dengan blush on. Aura kembali mengalihkan pandangannya menatap Alvin.

"Kalo gitu gue duluan ya. Seneng ketemu lo. Jangan lupa ikut Via datang keacara pernikahan gue bulan depan." Kata Aura berpamitan.

"Tentu. Gue akan datang." Jawab Alvin yakin masih dengan senyumnya. Via hanya bisa menghela napasnya pasrah.

_____

Acara amal itu berjalan dengan lancar. Baju rancangan Via semuanya habis terjual dengan harga tinggi. Dan uang dari hasil penjualan itu sepenuhnya disalurkan untuk orang-orang yang membutuhkan.

Saat ini langit sudah berubah menjadi gelap. Menandakan hari telah petang. Alvin duduk disalah satu kursi dilobby gedung acara itu, menunggu Via yang katanya ingin ketoilet sebentar.

Alvin mengecek email melalui ponselnya. Tadi dia menyuruh Dokter Riana untuk mengirimkannya hasil pemeriksaan pasien-pasiennya yang diambil alih oleh Dokter Riana karena Alvin harus ijin untuk acara ini.

"Alvin" sapa seseorang membuat Alvin mengalihkan pandangan dari ponselnya dan menatap siapa yang telah menyapanya. Alvin menautkan alisnya heran melihat gadis yang tak asing untuknya itu kini berdiri dihadapannya. Gadis itu tersenyum lalu duduk didepan Alvin.

"Lo ngapain disini Zeva?" tanya Alvin heran pada gadis itu yang ternyata adalah Zeva.

"Gue disuruh Nyokap gantiin dia yang dapet undangan diacara amal ini. Karena kebetulan gue lagi Off jadi ya gue setuju ajha. Lo sendiri ngapain kesini? Nganter Oma ya?" jawab dan tanya Zeva penasaran.

"Oh itu....."

"Kak Alvin pulang yuk!" ucapan Via itu menghentikan kalimat yang ingin Alvin ucapkan. Lalu Alvin tersenyum dan menatap Via yang sedang membenarkan bajunya sambil mengangguk.

Zeva yang juga mendengar seruan Via langsung membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang menyela ucapan Alvin tadi. Zeva terkejut dan langsung berdiri saat melihat siapa pemilik suara itu.

Via yang telah selesai membenarkan pakaiannya langsung mendongak dan tersentak saat melihat Zeva yang berada dihadapannya dan Alvin berdiri dibelakang Zeva.

"Loh. Kak Zeva disini?" tanya Via sambil menatap Zeva. Zeva masih terdiam tak mengerti apa yang kini sedang terjadi. Lalu Zeva memutar tubuhnya menatap Alvin yang kini menatap kedua gadis itu dengan kening berkerut.

"Kalian berdua saling kenal?" tanya Alvin. Via mengangguk menjawab pertanyaan Alvin.

"Kak Zevakan Dokter di Departemen Anak. Jadi udah otomatis kita saling kenal." Jawab Via. Alvin menganggukkan kepalanya mengerti.

"Oh. Zeva ini sahabat gue waktu kuliah Kedokteran dulu Vi. Dan sekarang dia baru pindah ke Rumah Sakit kita." Jelas Alvin sambil tersenyum pada Via. Entah mengapa dia tak ingin gadis itu salah paham mengartikan hubungannya dengan Zeva.

"Kalian berdua kesini bareng?" tanya Zeva setelah berhasil mengendalikan keterkejutannya sambil menatap Alvin dan Via bergantian. Alvin tersenyum lalu mengangguk.

"Iya Ze. Gue diminta calon Mertua buat nemenin Tunangan gue." Jawab Alvin sambil mengerling menggoda Via. Dan respon Via masih sama. Menatap Alvin dengan kesal. Sedangkan Zeva terdiam tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Tunangan? Tanya Zeva dalam hati masih tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Kalo gitu kita duluan ya Ze!" pamit Alvin yang kini sudah ada disamping Via.

"Kita duluan ya Kak Zeva." Pamit Via sopan sambil tersenyum. Zeva mengalihkan pandangannya pada dua orang itu lalu berusaha tersenyum dan mengangguk.

Zeva melepaskan kepergian dua orang yang berjalan beriringan itu dengan tatapan sedih, kecewa, dan terluka.

Jadi selama ini lo nggak punya perasaan lebih sama gue Vin? Jadi selama ini cinta gue buat lo itu sia-sia? Teriak Zeva sambil menangis dalam hati.

_____


LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang