PART V (BAG.2)

2.4K 134 0
                                    

Via melangkahkan kakinya kearah meja yang ditunjukkan oleh pelayan Restoran tadi. Dia menyipitkan matanya saat melihat seorang pria yang duduk membelakanginya dimeja itu. Tak ingin penasaran, Via kembali melangkahkan kakinya dan berhenti tepat didepan pria yang sedang membaca buku menu itu.

"Kak Alvin?" panggil Via pada pria itu yang ternyata adalah Alvin.

Alvin mendongakkan kepalanya saat mendengar seseorang menyerukan namanya. Lalu tersenyum saat menyadari sesuatu.

"Eyang Sinta yang nyuruh lo kesini?" tanya Alvin. Via mengangguk sambil tersenyum sama seperti Alvin setelah menyadari sesuatu yang sama dengan apa yang dipikirkan Alvin.

"Gue rasa kita dijebak" kata Via sambil duduk didepan Alvin.

"Sepertinya begitu." Kata Alvin sambil mengangguk.

"Lo mau makan apa?" tanya Alvin sambil melanjutkan membaca buku menunya. Via menatap Alvin dengan tatapan entahlah, lalu menundukkan kepalanya.

"Apa Kak Alvin setuju sama perjodohan ini?" tanya Via sambil mendongakkan kepalanya. Hubungan dengan Alvin beberapa saat terakhir ini sudah membaik, mereka sudah bisa berteman dan tak pernah berdebat lagi. Dihadapkan dengan kenyataan seperti ini benar-benar membuat Via merasa canggung. Dia sudah menganggap Alvin sebagai Kakaknya, sama seperti dia menganggap Rio.

Alvin terdiam. Dia tak tau harus menjawab apa. Dia juga bingung apa yang dia inginkan. Dia menghela napasnya lalu mendongak menatap Via sambil tersenyum.

"Kita makan dulu! Setelah itu baru kita bicarain. Gue rasa lo juga belum makan siangkan?" kata Alvin lalu kembali membaca buku menu.

"Permisi!" ucap Alvin memanggil salah satu pelayan yang ada didekatnya. Pelayan itu langsung berjalan mendekati meja Alvin dan Via lalu membungkukkan badannya memberi hormat.

"Silahkan sebutkan pesanan Anda!" kata pelayan itu sambil mengeluarkan kertas dan pulpen.

"Pesan apapun yang ingin lo makan!" kata Alvin pada Via. Via menatap Alvin sambil menghela napasnya pelan lalu mengambil buku menu yang ada didepannya.

_____

"Lo tau soal perjodohan Kak Alvin sama Putri Rezaldy itu Kak?" tanya Cakka pada Rio yang setelah selesai makan siang. Saat ini mereka sedang ada disebuah Restoran tak jauh dari Bandara. Rio mengantarkan Cakka yang akan kembali ke UK siang ini. Karena jadwal keberangkatannya masih jam 2p.m makan mereka memutuskan untuk makan siang diluar yang tak jauh dari Bandara.

Rio mendongakkan kepalanya sambil mengerutkan keningnya bingung.

"Ah.. perjodohan Alvin sama Via maksud lo?" tanya Rio setelah mengerti apa yang Cakka maksudnya. Cakka menganggukkan kepalanya pelan.

"Gue tau." Jawab Rio sambil menganggukkan kepalanya. Lalu menatap Cakka dengan tatapan bertanya.

"Darimana lo tau soal perjodohan mereka?" tanya Rio bingung. Cakka tersenyum tipis.

"Gue nggak sengaja ketemu sama Om Nathan di Restoran tempat mereka melakukan pertemuan Keluarga dengan Keluarga Rezaldy. Dan Om Nathan ngasih tau gue tentang perjodohan itu." jawab Cakka yang diangguki oleh Rio.

"Tapi... kemarin gue waktu di SunShine, gue liat cewek itu sama Kak Iel. Apa ini semacam cinta segitiga?" tanya Cakka yang memang cukup penasaran. Sebenarnya Cakka bukanlah orang yang ingin mencampuri urusan orang lain. Hanya saja jika dia sudah penasaran akan sesuatu pasti dia akan melakukan apapun untuk menghilangkan rasa penasarannya itu. Tapi setelah tau ya udah, dia tidak akan ikut campur dalam masalah itu. Cukup sekedar tau.

"Ngapain lo ke SunShine?" tanya Rio heran. Cakka hanya mengangkat bahunya.

"Hanya pamit pada seseorang." Kata Cakka membuat Rio menatap tajam Cakka. Cakka terkekeh melihat tatapan mata Kakaknya itu. Sungguh. Apakah Kakaknya itu pikir Cakka masih mengharapkan gadis itu.

"Ify milik lo! Nggak baik cemburu sama Adik sendiri!" kata Cakka sambil terkekeh. Kakaknya itu sungguh tipe lelaki yang sangat pencemburu. Rio mendecak kesal mendengar jawaban Adiknya itu.

"Jadi apa hubungan Kak Iel sama jodohnya Kak Alvin?" tanya Cakka kembali mengulang pertanyaannya yang belum dijawab oleh Rio.

"Kenapa lo mau tau?" tanya Rio heran. Cakka mengangkat bahunya.

"Lo taukan gimana gue kalo lagi penasaran?" tanya Cakka sambil menyeringai. Rio mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kasih tak sampai." Jawab Rio singkat membuat Cakka mengerutkan keningnya tak mengerti. Rio terkekeh melihat Cakka yang sepertinya sedang berpikir keras. Lihatlah kerutan didahi Cakka itu.

"Lo nggak ngerti?" tanya Rio remeh. Cakka mendengus sebal mendengar nada bicara Rio yang meremehkannya.

"Gue rasa akan ada masalah dalam persahabatan kalian." Kata Cakka mengalihkan pembicaraan. Dia akan memikirkan sendiri nanti apa yang dimaksud Rio dengan 'kasih tak sampai'. Daripada harus mendengar Rio meremehkannya. Cakka sangat tak menyukai itu. Bukan marah, hanya kesal. Karena dia tau betul Rio hanya bercanda.

"Dan gue harus jadi pihak netral." Kata Rio sambil menganggukkan kepalanya.

_____

"Apa Dokter Alvin ada diruangannya?" tanya Zeva setelah sampai didepan meja resepsionis Departemen Bedah.

"Dokter Alvin sedang keluar Dok." Jawab salah seorang suster yang kebetulan ada dibelakang meja kasir itu.

"Apa kalian tau kemana Dokter Alvin keluar?" tanya Zeva lagi. Suster itu menggelengkan kepalanya.

"Beberapa hari ini Dokter Alvin sering keluar saat jam kerja Dok. Mungkin beliau sedang ada kesibukan diluar." Jawab Suster itu. Yah. Memang sejak malam pertemuan 2 hari yang lalu itu Alvin sering keluar saat jam kerja di Rumah Sakit. Kemarin dia keluar untuk menenangkan diri dan bertemu Rio, sedangkan hari ini dia keluar karena dia terperangkap jebakan Omanya.

"Begitukah?" kata Zeva sambil menunduk sedih lalu kembali mendongakkan kepalanya dan tersenyum pada suster itu.

"Kalo begitu aku akan menelponnya nanti. Terima kasih." Kata dan pamit Zeva lalu segera melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.

"Siapa Dokter itu?" tanya Riana yang tak sengaja melihat Zeva. Dia tidak mengenal Zeva karena memang Zeva masih baru disana, selain itu juga mereka berbeda Departemen.

"Dokter Zevana dari Departemen Anak. Juga teman Dokter Alvin saat Kuliah." Jawab suster yang tadi berbicara dengan Zeva. Riana hanya menatap punggung Zeva yang sudah menjauh dari tempat itu dengan kening berkerut.

_____


LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang