LAST PART (BAG.2)

2.9K 119 2
                                    

"Mau kemana Vin?" tanya Marta saat melihat Cucu kesayangannya itu menuruni anak tangga dan berpakaian rapi. Alvin mengalihkan pandangannya menatap Omanya yang sedang membaca majalah mingguan langganannya lalu melangkahkan kakinya mendekati Omanya.

"Mau keluar Oma. Oma mau nitip sesuatu?" jawab dan tanya Alvin. Omanya memang terkadang titip sesuatu pada Alvin apa yang dia inginkan. Marta menggelengkan kepalanya pelan.

"Kamu buru-buru nggak Vin?" tanya Oma Marta. Alvin menggelengkan kepalanya.

"Enggak sih. Kenapa emang?" tanya Alvin heran. Marta tersenyum lalu menutup majalah yang sedang dibacanya dan meletakkannya diatas meja didepannya.

"Kamu duduk dulu gih! Oma mau ngobrol sebentar." Alvin menatap curiga Omanya, tapi tetap saja Alvin melaksanakan perintah Omanya dan duduk disofa didepan Omanya.

"Hubungan kamu sama Via gimana Vin?" tu.kan bener. Pasti obrolan yang menjurus kesitu.

"Baik-baik aja." Jawab Alvin singkat. Marta tersenyum. Alvin makin menatap Omanya curiga.

"Kemarin Oma ketemu sama Eyang dan Mamanya Via." Alvin mengerutkan keningnya heran.

"Bukannya Tante Rena lagi di Bandung sama Om Aziz ya Oma?" tanya Alvin yang memang mengetahui jika Via hanya dirumah bersama Eyangnya. Sama seperti kebiasaan Via sejak kecil yang selalu ditinggal orangtuanya ke Luar Kota atau ke Luar Negeri. Itu sebabnya Eyang Via tinggal satu atap dengan Via dan Orangtuanya. Karena memang Eyangnyalah yang akan menemani Via jika Orangtuanya sibuk bekerja.

"Orangtua Via dirumah kok. Kemarin pagi mereka kembali." Jawab Marta.

Ohh.. Via nggak cerita sih. Gue piker Oma bo'ongin gue dan ini cuman taktiknya ajha. Astaga Alvin malah berprasangka buruk sama Omanya. Dasar Cucu durhaka kamu Vin. Hm.

"Terus kenapa Oma?" tanya Alvin kembali ketopik pembicaraan.

"Kami sepakat untuk mempercepat pertunangan kalian berdua." Kata Marta langsung pada intinya.

"Ngapain pake Tunangan? Langsung Nikah ajha Oma! Ribet pake Tunangan segala." Jawab Alvin santai membuat Marta menatap Cucunya tak percaya.

"Kamu ngomong apa Vin barusan?" tanya Marta tak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya tadi. Alvin mendengus sebal.

"Langsung nikah nggak usah pake Tunangan!" ulang Alvin dengan tegas sambil menyeringai menatap Omanya. Marta menatap Alvin curiga namun sedetik kemudian dia tersenyum.

_____

"Kak Alvin kenapa sih dari tadi senyam-senyum muluk?" tanya Via heran. Pasalnya sejak tadi Alvin menjemputnya sampai sekarang mereka berada dimobil pemuda itu tak pernah menghilangkan senyuman dari bibirnya. Kan aneh.

"Eyang kamu atau Mommy kamu nggak ada bilang apa-apa Sayang?" bukannya menjawab malah Alvin balik nanya. Via mengerutkan keningnya bingung.

"Emang harusnya mereka bilang apa?" tanya Via bingung. Alvin tersenyum kecil lalu mengacak pelan rambut Via yang duduk disampingnya dengan gemas.

"Nggak usah dipikirin kalo emang nggak tau!" Via mengerucutkan bibirnya sebal.

"Tu bibir minta dicium ya?" tanya Alvin menggoda. Via langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil menggelengkan kepalanya membuat Alvin terkekeh lalu kembali mengacak pelan rambut Via.

"Kita kesekolah Jasen dulu ya." Kata Alvin sambil membelokkan mobilnya kearah yang bukan arah tempat tujuan mereka. Via mengalihkan pandangannya menatap Alvin dengan mata berbinar.

"Jasen Kak?" tanya Via memastikan. Alvin tersenyum menganggukkan kepalanya. Jasen adalah keponakan Alvin. Anak Tasya Kakak perempuan Alvin. Sekarang Jasen berumur 3 tahun dan sudah masuk sekolah pendidikan dini alias PAUD. Dan tadi Tasya menelpon Alvin meminta tolong Alvin untuk menjemput Jasen karena Tasya ada operasi mendadak. Memang Tasya tak menyewa jasa Baby Sister untuk Putranya, biasanya dia atau Suaminya yang menjemput Jasen. Tapi karena Suaminya sedang ditugaskan ke Luar Kota dan dia ada operasi mendadak jadi tak bisa menjemput Putranya. Jika meminta tolong pada Omanya pasti akan diceramahi Omanya, karena memang Omanya sejak dulu menyuruh Tasya untuk menyewa jasa Baby Sister untuk Jasen tapi Tasya kekeh akan merawat Jasen sendiri sambil bekerja.

Dan Via sangat menyayangi Jasen. Bukan hanya karena Jasen adalah keponakan Alvin, tapi juga memang Via menyukai anak-anak. Yah. Karena dia anak tunggal jadi dia sangat senang sekali dengan anak-anak. Via memang sejak dulu menginginkan seorang Adik tapi Orangtuanya tak pernah memberinya. Alhasil dia jadi anak tunggal sekarang. Dia berharap kelak dia akan punya anak lebih dari satu. Supaya tak kesepian seperti dirinya.

"Nanti kita mampir ketaman bermain ya Kak?" pinta Via sambil menatap Alvin dengan tatapan memohon.

"Tapi meeting kamu gimana? Katanya ada meeting penting sama para model buat Fashion Show kamu minggu depan." Kata Alvin mengingatkan.

"Kan cuman bentar. Paling 30 menit kelar. Nanti Kakak sama Jasen tunggu aku kelar meetingnya. Terus kita ketaman bermain deh. Ya Kak? Please!" pinta Via sambil mengerjapkan matanya lucu. Sumpah kalo udah kayak gini Alvin nggak akan bisa mengatakan tidak. Akhirnya Alvin menganggukkan kepalanya membuat Via langsung berteriak kegirangan.

_____

"JASEN!!" panggil, lebih tepatnya teriak Via saat melihat keponakan kekasihnya itu keluar dari pintu kelasnya.

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun yang terlihat tampan untuk anak seumurnya langsung mengedarkan pandangannya begitu mendengar ada yang menyerukan namanya. Lalu pandangannya terhenti apa 2 orang dewasa yang sangat dikenalnya sedang tersenyum menatap kearahnya. Dan orang dewasa perempuan sedang berjongkok sambil merentangkan tangannya lebar. Jasen langsung berlari kearah dua orang dewasa itu dan menubrukkan tubuh kecilnya pada perempuan Dewasa yang merentangkan tangan untuknya.

"Aunty Pia Jasen kangen!" kata Jasen lucu memeluk Via yang dipanggilnya Aunty Pia dengan erat.

"Aaaa. Aunty juga kangen sama kamu Sayang." Balas Via memeluk pelan tubuh mungil keponakan kekasihnya itu.

"Kenapa Aunty sama Uncle yang jemput? Mommy mana?" tanya Jasen setelah Via melepaskan pelukannya dan kini beralih menggandengan tangan kecil Jasen.

"Mommy ada pekerjaan mendadak Sayang. Lagiankan udah ada Uncle sama Aunty yang jemput. Kamu senang?" tanya Alvin yang kini berjongkok menyamakan tingginya dengan tinggi keponakannya itu.

"Ya. Jasen senang Uncle." Kata Jasen bersemangat membuat Alvin gemas lalu mengacak pelan rambut keponakannya dengan sayang.

_____

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang