PART VIII (BAG.3)

2.3K 130 3
                                    

"Kenapa? Kenapa Vi?" tanya Alvin tak percaya.

"Apa kamu nggak suka sama aku?" tanya Alvin lagi. Namun tak ada jawaban dari Via.

Via menundukkan kepalanya. Entah mengapa hatinya terasa sesak saat melihat Alvin seperti saat ini. Apakah dia telah sangat melukai perasaan pemuda itu. Tapi apa yang harus Via lakukan? Sungguh dia tak bisa meneruskan perjodohan ini. Dia tau. Sangat tau jika Alvin tulus mencintainya. Tapi Via? Dia tak bisa memaksakan hatinya seperti ini.

Via tau keputusannya ini tidak hanya akan menyakiti Alvin, tapi juga Keluarganya. Tapi Via ingin bersama pria yang dicintainya. Bukannya dijodohkan seperti ini. Dia ingin menemukan sendiri kebahagiaannya.

"Kenapa kamu ngelakuin semua ini sama aku Vi? Aku benar-benar mencintai kamu. Tidak bisakah kamu membuka hatimu untukku?" tanya Alvin lagi sambil menggenggam lembut tangan Via.

Via mendongakkan kepalanya menatap Alvin dengan tatapan sedih dan menyesal.

"Maaf Kak. Tapi Via nggak bisa." Kata Via dengan susah payah, berharap Alvin akan mengerti.

Alvin melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Via, menatap Via dengan tatapan kosong. Dia tau dia sudah gila sekarang. Mengemis cinta dari gadis ini. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Dia sungguh mencintai gadis ini. Perasaan ini sangat berbeda dengan apa yang pernah dia rasakan selama ini. Perasaan ini. Alvin tak ingin kehilangannya. Apapun akan dia lakukan untuk mempertahankan gadis ini agar terus berada disampingnya.

"Kenapa lo ngelakuin ini sama gue Vi?" tanya Alvin frustasi yang kembali menggunakan gue-lo dalam kalimatnya untuk Via.

"KENAPA VI?" teriak Alvin keras.

_____

"KENAPA VI?"

"Lo mau kemana Ag?" tanya Cakka sambil menahan lengan Agni yang mulai beranjak dari temat duduknya.

"Gue harus kesana Kka! Gue nggak bisa liat Via tertekan kayak gitu. Kalo dibiarin bisa-bisa Kak Alvin kalap. Kita harus hentikan mereka sekarang Kka." Kata Agni sambil menatap Cakka dengan tatapan memohon. Sedari tadi memang mereka mendengar percakapan Alvin dan Via. Namun mereka tetap berada ditempat mereka.

Jarak bangku yang mereka duduki tak jauh dari bangku tempat Alvin dan Via saat ini. Namun karena posisi bangku yang saling membelakangi membuat Alvin dan Via tak menyadari keberadaan mereka.

"Aku mohon Kka! Aku nggak bisa liat Via tertekan kayak gitu. Dia itu sama sekali nggak pernah dibentak." Kata Agni lagi dengan tatapan memohon. Berharap Cakka akan menuruti permintaannya dan menyelamatkan Via dari amukan Alvin. Dia sangat takut Alvin akan menyakiti Via.

"Lo tenang ya! Ini masalah mereka, kita nggak berhak ikut campur. Kita awasin mereka dari sini dulu. Kalo emang Kak Alvin udah kelewatan baru kita kesana. Ya?" kata Cakka menenangkan.

"Tapi Kka..."

"Percaya sama gue! Kak Alvin nggak akan nyakitin Via. Gue tau gimana cinta Kak Alvin ke Via. Jadi lo tenang ajha! Ya?" kata Cakka memotong ucapan Agni. Menenangkan gadis itu.

Agni menghela napasnya berat, lalu perlahan mulai kembali keposisinya semula. Cakka tersenyum melihat Agni yang menurut tanpa protes.

_____

"Apa ada orang lain dihati kamu Via?" tanya Alvin lagi. Kini dia kembali menggunakan nada lembutnya. Dia sama sekali tak ingin melihat gadis didepannya ini menangis. Gadis yang entah sejak kapan sangat dicintainya.

Via hanya diam. Dia menggigit bibir bawahnya. Menahan airmatanya yang ingin meluncur dari matanya. Dia tidak boleh lemah. Dia harus mundur saat ini juga. Dia harus bisa melepaskan dirinya dari perjodohan ini sekarang juga atau tidak sama sekali. Dia harus memilih apa yang benar-benar hatinya inginkan.

"Tidak bisakah kamu ngasih aku kesempatan lagi Vi? Kita bisa Vi. Aku ingin kita bersama. Aku ingin kamu disisiku Vi." Pinta Alvin lagi. Mencoba meyakinkan Via untuk membuka hati untuknya. Alvin menggenggam lembut tangan Via. Berharap gadis itu akan mengerti. Sungguh dia ingin memiliki Via seutuhnya. Dia ingin Via selalu ada disampingnya. Dia tak ingin kehilangan Via sedetikpun. Sungguh. Tidak bisakah Via melihat ketulusan itu?

Via mencoba melepas tangannya yang digenggam oleh Alvin. Namun Alvin menahannya. Alvin mengeratkan genggaman tangannya. Tak ingin tangan mungil itu terlepas dari genggamannya.

"Via mohon lepasin Via Kak!" pinta Via sambil masih berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Alvin. Alvin menggeleng kuat.

"Enggak Vi. Aku nggak akan ngelepasin kamu. Apapun yang terjadi aku nggak akan pernah ngelepasin kamu." Tekad Alvin sambil terus menggenggam tangan Via erat.

Via menghela napasnya pasrah saat dirasa usahanya sia-sia. Perlahan Via mendongakkannya. Memberanikan diri menatap Alvin yang kini tengah menatapnya dengan intens. Namun Via langsung memalingkan wajahnya. Menghindari tatapan mata Alvin. Dia tak ingin tenggelam dalam mata itu lagi.

"Vi." Panggil Alvin saat tak mendengar suara gadis itu cukup lama.

Via berusaha keras meredam emosinya. Dia tak ingin semuanya berantakan. Dia ingin menyelesaikan masalah ini dengan tenang. Tapi apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa yang harus dilakukannya agar tak menyakiti siapapun.

APA??? Teriak Via dalam hati. Dia benar-benar tak bisa berpikir sekarang. Semuanya kacau. Dia tak tau apa yang harus dia lakukan sekarang. Jika bisa Via ingin menenggelamkan dirinya dilautan terdalam. Supaya dia benar-benar bisa melepaskan dirinya tanpa harus memilih dan tanpa menyakiti siapapun.

Kumohon bantu aku Tuhan! Doa Via dalam hati sambil memejamkan matanya erat.

_____


LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang