PART IX (BAG.4)

2.4K 132 6
                                    

Sedari tadi Via terus saja menangis. Entah apa yang membuatnya sampai menangis seperti ini. Via juga tak tau. Yang dia tau dia ingin menangis saat ini.

Shilla yang segera mengejar Via tadi berhasil menemukan Via yang ternyata benar kata Alvin jika Via pasti ada dikamar mereka yang disiapkan Rio dan Ify untuk malam ini. Sedari tadi juga Shilla hanya duduk disamping Via sambil menepuk-nepuk pelan punggung Via. Dia tak tau apa yang harus dilakukannya. Yang dia tau menangislah yang Via butuhkan saat ini.

Itu sebabnya dia hanya membiarkan Via menangis begitu tanpa berniat bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Karena dia yakin cepat atau lambat Via akan menceritakan semuanya padanya. Ya dia yakin itu.

"Apa yang harus gue lakukan Shil?" tanya Via disela tangisnya, masih sesenggukan. Shilla meringis mendengar nada pilu yang sangat kentara dari suara Via barusan.

"Apa yang harus gue lakukan Shil?" pecah lagi tangisan Via. Shilla menghela napasnya lalu merengkuh Via sambil mengusap-usap punggungnya menenangkan. Yang Via butuhkan saat ini hanyalah sandaran. Untuk meluapkan semuanya tentu.

"Gue nggak tau Via. Gue nggak tau apa yang sebenernya terjadi." Kata Shilla masih sambil mengusap punggung Via pelan.

Via menegakkan tubuhnya, menatap Shilla yang duduk disebelahkan. Shilla menautkan alisnya bingung dan menatap Via seolah bertanya 'kenapa?'. Via langsung menghambur kepelukan Shilla. Shilla yang tak siap hampir saja terhuyung kebelakang. Tapi untung saja Shilla bisa menahannya.

"Maaf Shil. Maafin gue!" kata Via menyesal sambil memeluk Shilla dengan erat. Shilla makin menautkan kedua alisnya. Ini kenapa Via malah minta maaf padanya? Shilla bingung. Tapi terlepas dari itu Shilla tetap mengusap punggung Via menenangkan.

"Gue dijodohin sama Kak Alvin Shil." Kata Via pelan membuat tangan Shilla yang sedang mengusap pelan punggungnya terhenti. Shilla terdiam mendengar penuturan Via barusan. Dia tak tau apakah dia harus senang atau sedih saat ini.

"Maaf karena gue nggak cerita sama lo." Kata Via penuh penyesalan.

"Gue nggak tau kenapa gue nggak bisa cerita sama lo. Gue nggak tau. Maafin gue Shil!" kata Via lagi. Kenapa Via segitu menyesalnya hanya karena tak cerita padanya. Bukannya itu hak Via? Memang Shilla kecewa karena baru tau masalah ini, tapi bagaimanapun juga itu hak Via mau cerita padanya atau enggak.

"Lo nggak perlu minta maaf Vi. Lo nggak salah." Kata Shilla setelah tersadar dari kekagetannya tadi. Kini Shilla mengerti apa yang terjadi tadi. Via dijodohkan dengan Alvin. Alvin menerimanya tapi Via...

"Lo nolak perjodohan itu Vi?" tanya Shilla setelah menganalisis apa yang menyebabkan pertengkaran Via dan Alvin ditaman tadi. Via melepaskan pelukannya lalu menatap Shilla sedih sambil mengangguk.

Shilla tersenyum tipis saat melihat setetes airmata jatuh dari pelupuk mata Via. Shilla mengulurkan tangannya menghapus jejak air mata Via.

"Terus kenapa lo nangis? Lo udah bilang sama Kak Alvinkan kalo lo nolak perjodohan itu? apa karena Kak Alvin kekeh akan nerusin perjodohan itu?" tanya Shilla. Disini Shilla terlihat seperti seorang Kakak yang sedang menenangkan Adiknya yang sedang menangis. Heee.

Via menggelengkan kepalanya. Dia tak tau apa yang membuatnya menangis seperti sekarang. Apa karena Iel yang akhirnya mengetahui tentang perjodohannya dengan Alvin. Atau karena wajah Alvin yang terlihat begitu frustasi dan menyedihkan?

Via tersentak saat memikirkan dugaan keduanya. Kenapa dia malah memikirkan Alvin sih. Via menggeleng-gelengkan kepalanya frustasi.

Shilla menautkan alisnya bingung. Tadi Via hanya melamun setelah dia tanya. Dan sekarang malah geleng-geleng seperti itu. Perlahan Shilla menyentuh pundak Via menyadarkan.

"Are you okey Vi?" tanya Shilla khawatir. Via tersadar lalu menatap Shilla dengan bingung. Shilla menghela napasnya pelan.

"Lo istirahat ajha ya! Kayaknya lo capek banget." Kata Shilla lembut. Via menatap Shilla dengan tatapan bingung.

"Tapi Ify gimana? Gue udah ninggalin dia terlalu lama." Kata Via sedih mengingat sahabatnya yang sedang berbahagia atas status barunya sebagai seorang istri.

"Seharusnya ini jadi hari yang spesial buat dia. Tapi gue rasa gue udah menghancurkannya." Kata Via sedih. Shilla tersenyum sedih menatap Via. Sungguh dia tak tahan melihat Via yang seperti ini. Ini bukanlah Via yang selama ini dikenalnya. Via yang selalu ceria.

"Lo istirahat disini ajha ya! Kita nggak boleh bikin Ify khawatir dengan ngelihat lo yang berantakan kayak gini. Biar gue yang balik keaula. Gue akan bilang kalo lo kecapekan dan lagi istirahat. Dan gue nggak akan bilang tentang apa yang terjadi ditaman tadi." Kata Shilla sambil tersenyum lembut. Senyum yang sangat menenangkan dan menghipnotis.

Via ikut tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya pelan.

_____

Agni sedikit berlari untuk mencapai kamar istirahatnya dengan 2 sahabatnya. Dia berharap 2 sahabatnya itu ada disana. Agni melihat Shilla yang baru saja keluar dari kamar mereka. Dengan langkah cepat Agni menghampiri Shilla.

"Via didalem Shil?" tanya Agni langsung begitu sampai dibelakang Shilla yang baru saja menutup pintu.

Shilla terlonjak kaget mendengar suara Agni barusan. Dia langsung membalikkan badannya dan melotot menatap Agni dengan kesal.

"Astaga Agni! Lo kalo dateng salam dulu dong Ag! Kalo gue jantungan gimana coba?" tanya Shilla skeptis sambil mengurut dadanya yang rasanya mau copot saking kagetnya. Sedangkan Agni hanya nyengir sambil menunjukkan dua jarinya membentuk 'V'.

"Ngapain lo ngos-ngosan gitu? Habis dikejar Cakka?" tanya Shilla yang sumpah bikin Agni kesel dan langsung melotot menatap Shilla.

Apaan coba bawa-bawa Cakka segala. Batin Agni kesal. Tapi Agni tak ambil pusing karena teringat tujuannya kesini tadi.

"Via didalem Shil?" tanya Agni serius. Shilla mengerutkan keningnya heran.

"Ngapain lo nyariin Via?" tanya Shilla heran.

"Cakka nyuruh gue nyusul kalian." Jawab Agni membuat kerutan dikening Shilla makin bertambah.

"Cakka?" tanya Shilla memastikan. Agni menganggukkan kepalanya.

"Kalian...."

"Iya kita liat yang terjadi ditaman tadi. Malah kita duluan yang ada ditaman." Jawab Agni tanpa sadar. Lalu menggigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya saat sadar apa yang baru saja dia ucapkan. Shilla menyeringai menggoda menatap Agni.

"Cieee.., Agni sama Cakka ni ceritanya." Goda Shilla membuat Agni langsung menutup mukanya malu.

"Hahahaha." Meledaklah tawa Shilla. Senang rasanya bisa menggoda Agni. Sedikit hiburan untuk masalah yang baru saja terjadi tadi.

"Yuk balik ke Aula!" Ajak Shilla sambil menyeret lengan Agni agar mengikutinya.

"Lah. Via gimana?" tanya Agni.

"Biarin dia istirahat!" jawab Shilla lalu segera menyeret Agni masuk kedalam lift dan menekan tombol angka 1 tempat Aula digelarnya pesta pernikahan Rio Ify berada.

*****



LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang