PART V (BAG.4)

2.4K 135 2
                                    

"Aku ingin mewujudkan permintaan terakhirnya." Kata Alvin sambil mendongakkan kepalanya menatap Via dalam. Via terdiam kaget.

"Aku mau dia bahagia diatas sana!" lanjut Alvin masih sambil menatap dalam Via. Via tak tau harus berkata apa sekarang. Dia sangat terkejut sampai lidahnya kelu untuk mengeluarkan suaranya.

"Bisakah kita mencobanya?" tanya Alvin menatap Via dengan tatapan memohon. Via masih terdiam tak menjawab. Dia sangat bingung apa yang harus dia katakan sekarang. Sejujurnya dia juga tidak mau mengecewakan Keluarganya jika dia menolak perjodohan ini. Tapi apa kabar hatinya? Bagaimana dengan perasaan cintanya pada pria itu? Sungguh Via sangat dilema sekarang.

Alvin tersenyum tipis saat tak kunjung mendapat respon dari Via. Via hanya diam dengan tatapan mata kosong entah menatap kemana. Alvin sangat tau jika Via pasti sangat terkejut sekarang. Tapi sungguh dia ingin mencobanya. Dia ingin mengikuti kata hatinya yang tak ingin jauh dari gadis itu.

Dia tau dia egois karena tak memikirkan perasaan sahabatnya yang mencintai gadis itu dari dulu. Tapi Alvin tak bisa memungkirinya. Jika dia ingin gadis itu selalu dekat dengannya.

"Lo nggak perlu jawab sekarang! Lo bisa pikirin dulu dan kasih jawabannya nanti!" kata Alvin sambil tersenyum hangat menatap Via yang menatapnya dengan tatapan sedih dan bingung.

"Lo nggak perlu jawab sekarang! Lo bisa pikirin dulu dan kasih jawabannya nanti!" kata Alvin sambil tersenyum hangat menatap Via yang menatapnya dengan tatapan sedih dan bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang harus gue lakuin sekarang?" tanya Via entah pada siapa sambil mengusap wajahnya frustasi. Dia mengingat ucapan Alvin saat ditaman tadi. Dan sejak dia sampai rumah dia tak bisa memejamkan matanya. Terus memikirkan kata-kata Alvin tadi.

Entah mengapa sangat sulit untuk Via mengatakan tidak dan langsung menolak mentah-mentah perjodohan itu. Kata-kata Alvin ditaman tadi sungguh membuat Via semakin berat untuk menolak perjodohan itu. Apakah Via kasihan pada Alvin? Entahlah.

Tok.Tok

Terdengar suara ketukan pintu kamar Via yang diketuk dari luar.

"Kamu sudah tidur sayang?" suara lembut seorang wanita dewasa terdengar dari luar pintu itu.

"Belum Mom!" jawab Via sedikit teriak menjawab pertanyaan Mommynya dari luar.

"Boleh Mommy masuk?" tanya Mommynya.

"Yes Mom." Jawab Via singkat. Sesaat kemudian terdengar suara pintu dibuka dan muncullah sosok wanita paruh baya dengan senyum lembutnya. Via yang sedang duduk diatas ranjang queen sizenya membalas senyum Rena.

"Kamu kenapa belum tidur sayang?" tanya Rena begitu sampai didepan Putrinya dan duduk disamping putrinya sambil tersenyum hangat.

"Belum ngantuk." Jawab Via manja sambil memeluk Rena dari samping. Rena tersenyum melihat tingkah Putrinya yang seperti anak kecil.

"Mommy dengar kamu habis keluar sama Alvin?" tanya Rena yang dijawab anggukan oleh Via yang menyandarkan kepalanya dipundak Rena.

"Bagaimana? Apa kamu menyukainya?" tanya Rena lembut.

"Apa yang harus Via lakukan Mom?" bukannya menjawab Via malah balik bertanya dengan lirih. Rena tersenyum tipis sambil mengusap puncak kepala Via.

"Kamu coba jalanin dulu! Tentang keputusan akhirnya kita liat nanti. Cobalah untuk mengenal Alvin lebih dalam lagi. Kami tidak akan memaksa jika kamu tidak menyukainya. Tapi kami ingin kamu mencobanya. Ya?" Kata Rena memberikan nasehat pada Via.

Via mengeratkan pelukannya pada pinggang Rena. Sungguh dia butuh ketenangan saat ini.

"Akan Via coba Mom!" jawab Via pelan. Tak ingin dia mengecewakan Keluarganya, terutama Mommynya. Karena memang Via sangat menyayangi Mommynya. Rena tersenyum sambil mengusap lengan Via yang memeluk pinggangnya. Apapun akan dia lakukan untuk membuat Via bahagia. Dan perjodohan ini. Dia yakin Alvinlah lelaki yang paling tepat untuk melindungi putri semata wayangnya ini.

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tasya langsung masuk begitu saja kedalam kamar Alvin yang bernuansa coklat itu. Tasya langsung melangkahkan kakinya setelah menutup pintu kamar itu begitu melihat Alvin yang sedang duduk disofa yang ada dikamarnya sambil melamun.

"Apa lo udah buat keputusan?" tanya Tasya setelah duduk disamping Alvin.

"Akan gue lakukan setelah gue mengenalnya lebih dalam." jawab Alvin tanpa mengalihkan pandangannya pada Kakaknya.

"Gue tau gimana perasaan lo. Karena gue sendiri juga dijodohin." Kata Tasya sambil menundukkan kepalanya.

"Lo tau? Gue mencintai pria lain saat itu." lanjut Tasya membuat Alvin langsung mengalihkan pandangannya kesamping menatap Tasya.

"Cuman satu alasan gue nerima perjodohan itu." kata Tasya kembali. Alvin masih setia mendengarkan kelanjutan ucapan Tasya.

"Mama akan bahagia jika gue menuruti kata Papa dan Oma." Kata Tasya yang kini menatap Alvin sambil tersenyum lembut. Alvin hanya terdiam tak tau harus mengatakan apa.

"Kakak yakin kamu akan bahagia bersama gadis itu. apalagi gadis itu adalah pilihan Mama." Kata Tasya masih dengan senyum lembutnya yang begitu menenangkan. Membuat Alvin merindukan Mamanya.

*****


yeyyy.., aku kelarin satu part hari ini. mendadak dapat pencerahan ni... hehe..

okk happy reading all!! jangan lupa vote dan commentnya! sampai jumpa dipart 6 :):):)

LOVE GREET Seri 2 : You Are My Destiny #Y.A.M.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang