Ketika takdir telah memulai aksinya. Menyambungkan benang-benang merah tak kasat mata antara kita. Seakan takdir mempermainkan kita dan tak pernah mengijinkan kita untuk memilih, karena hanya mengikuti takdir itulah satu-satunya pilihan kita.
Entah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mommy" teriak seorang gadis remaja yang masih mengenakan seragam sekolahnya saat melihat Mommynya sedang membaca majalah Fashion diruang tamu. Gadis remaja itu langsung memeluk leher Mommynya dari belakang. Perempuan Dewasa yang dipanggil Mommy itu tersenyum lalu mendongak dan mencium pipi Putrinya dengan sayang.
"Mommy disini?" tanya seorang pemuda tampak yang mengenakan pakaian semi formal sambil mencium kilat pipi sang Mommy dan bergerak duduk disofa yang ada didepan Mommynya duduk.
"Inikan udah jadi kebiasaan Mommy sayang. Nungguin jagoan sama princess Mommy pulang." Kata perempuan dewasa itu menatap satu persatu anaknya.
Aldrich Keano Sindunata, biasa dipanggil Al, Putra pertama yang secara otomatis menjadi Putra Mahkota dari Kerajaan Bisnis kedua Orangtuanya Sindunata Corp dan Rezaldy Corp. Remaja 18 tahun yang kini duduk dibangku Universitas tahun pertama jurusan Kedokteran. Mengikuti jejak sang Daddy yang berprofesi sebagai seorang Dokter. Lahir 9 bulan setelah pernikahan kedua Orangtuanya 19 tahun yang lalu.
Queenatha Belinda Sindunata, biasa dipanggil Queen, Anak kedua yang lahir 1 tahun setelah Kakak Laki-lakinya. Remaja perempuan berusia 17 tahun yang kini duduk dibangku SMA kelas 3.
Al dan Queen adalah Anak-anak dari Alvin dan Via. Al tumbuh menjadi seorang anak yang sangat tampan dan sedikit cuek seperti Alvin, namun meskipun begitu Al adalah anak yang sangat penyayang dan pengertian seperti Via. Sedangkan Queen tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang cantik dan periang seperti Via. Meskipun dilahirkan didalam Keluarga yang sangat berkecukupan tak membuat Queen tumbuh menjadi gadis yang manja dan sombong. Bahkan sebaliknya. Dia adalah seorang gadis yang sangat baik, ramah, dan murah hati. Selain itu dia juga gadis yang sederhana.
"Daddy mana Mom?" tanya Queen yang kini sudah duduk disamping Via dan memeluk Mommynya dari samping.
"Ada yang kangen Daddy ni kayaknya." Ucap Alvin yang baru saja keluar dari kamarnya dan Via untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah. Sejak memiliki anak, Alvin dan Via mengurangi waktu kerja mereka dan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersama anak-anak mereka. Mereka melakukannya karena tak ingin kedua buah hati mereka merasakan kesepian yang dulu dirasakan kedua Orangtuanya.
Alvin mengecup kilat bibir Via lalu mengecup pelan pipi Putrinya dan berjalan mendekati Putranya dan melakukan tos ala mereka dan duduk disamping Putranya.
"Mau magang di Rumah sakit?" tanya Alvin menawarkan. Al menggelengkan kepalanya pelan.
"Belum waktunya." Alvin tersenyum. Berbicara dengan Al benar-benar seperti sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Via tersenyum lucu melihat 2 pria paling berharga dalam hidupnya itu.
