Chapter 12

5.1K 219 2
                                    

[REVISI]

~0*0~

Wulan masuk ke salah satu kamar mandi di mall besar pusat kota. Dia baru saja membeli pakaian ganti.

'Bang, Wulan mau ke rumah tante mau main. Nanti kalau di tanya yang lain bilang aja Bibi Ulan lagi sakit. Ok.'--SEND.

Begitulah pesan singkat yang Wulan kirim kepada Fian karena dia kabur di tengah jam pelajaran. Dia sedang badmood hari ini, mungkin tamu bulanannya akan datang.

Selesai mengganti pakaiannya, Wulan pergi. Memilih salah satu cafe terdekat untul tempatnya menenangkan diri. Jauh dari keramaian demi menghindari badmoodnya semakin parah.--Lihat di mulmed.

Selagi Wulan sibuk menenangkan diri, sekolah sibuk mencarinya. Wkwkw, sekolah? Hebat banget sekolah bisa gerak nyari Wulan. Bercanda. Maksudnya Jen, Nurul, dan kawan-kawan Fian. Fiannya lagi ketemu pembina OSIS sih jadi gak bisa kasih tahu pesan Wulan deh.

"Gimana, nemu gak?" tanya Ikbal setelah mereka berkumpul kembali.

"Gak, bang."

"Gimana kalau di telfon aja," saran Aldi.

"Tadi Jen sama Nurul udah coba, tapi dimatiin. Ngambek dia kali ya?"

"Gue juga udah nyoba, sama dimatiin," sahut Ikbal dan yang lain.

"Berarti gue doang dong yang belum coba?" ucap Aldi menunjuk dirinya sendiri. *Lu sih bang koneknya lemot. Belum beli kouta sih, wkwkw*.

"Yaudah lu coba buru!" sahut Raka cepat.

Aldi menelfon Wulan, menunggu sebentar dan tidak ada jawaban.

"Gak diangkat," katanya mencoba menghubungi Wulan kembali dan sama, tidak ada kawaban.

"Gimana?" tanya Jen menyahut setelah percobaan ketiga.

Aldi menggeleng pelan membuat mereka khawatir dan panik sekaligus. Dan tepat saat itu, Fian datang dengan langkah santai.

"Woi! Gue cariin, ternyata pada di sini," sapanya enteng seakan tidak melihat bagaimana ekspresi khawatir mereka.

"Ayok balik ke kelas, udah bel," ajaknya.

Mereka tidak ada yang beranjak dan itu memekan Fian yang bodoh sejak tadi.

"Oh iya gue lupa, tadi Wulan ijin bibinya sakit, makanya dia pulang duluan," ujarnya mendapat sebagian kekesalan dari teman-temannya dan helaan napas lega dari Jen dan Nurul. Setidaknya Wulan ada kabar.

"Kenapa lu gak bilang dari tadi dodol! Udah panik nih kita," kesal Raka menepuk bahu Fian kencang.

"Hehe, sorry. Gue kan sibuk tadi."

"Dasar lu!"

~0*0~

Jam 16:45, Wulan memilih keluar dari caffe. Sudah lumayan lama dia di caffe ini dan sudah saatnya pulang sebelum larut malam.

Menunggu angkutan umum atau Taksi yang lewat, tapi tak ada yang lewat sama sekali hingga jam menunjukan 17:30 WIB. Alhasil Wulan memilih berjalan kaki. Bahaya memang, tapi setidaknya keadaan malam minggu yang cukup ramai membuat Wulan berhasil mengumpulkan seluruh keberaniannya.

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang