[REVISI]
~0*0~
Wulan merengut, semua menu yang ada di mejanya saat ini adalah berbahan dasar daging. Stevan sengaja membuatnya kesal.
"Udah, makan aja Unyu, jangan di tolak rezeki," seru Fian dengan kekehan. Wulan memincingkan matanya, menatap sengit Fian yang malah meledeknya.
"Aunty gak makan?" tanya Lili. Wulan menggeleng dengan wajah kesal.
"Aunty harus makan, nih buka mulutnya biar Lili suapin," ucap Lili yang menyodorkan sendok berisi daging.
"Lili, aunty nggak bisa makan daging," tolak Wulan pelan.
"Kenapa?" Lili meletakan kembali sendoknya.
"So-"
"Karena aunty kalau makan daging pasti lama, jadi aunty gak makan daging," jelas Aldi membuka suaranya.
Wulan menunduk, dia menyembunyikan senyumannya. Aldi menjawab sesuatu tentangnya dan itu cukup membuat Wulan senang.
"Daddy!" pekik Lili tiba-tiba membuat mereka sontak menoleh pada laki-laki yang terlihat berwibawa itu. Reza.
"Anak daddy gendut ya," ledek Reza pada gadis kecil di gendongannya saat ini.
"Bunda, Lili gak mau makan," serunya seketika.
"Lho, kenapa sayang? Kenapa nggak mau makan?" tanya Shinta panik.
"Kata daddy Lili gendut. Lili mau diet biar cantik kayak aunty Uti!"
Reza yang baru mendengar mengerutkan kening. "Siapa aunty Uti? Kasih tahu daddy dong."
Lili menunjuk pada Wulan yang masih duduk. Wulan tersenyum ramah untuk menyapa Reza yang terlihat sangat terkejut. Dia terkadang menatap Fian kemudian beralih menatap Wulan.
"Lu pasti dapat kabar kalau gue udah meninggal ya?" ucap Wulan mendapat anggukan samar dari Reza. Siapa yang tidak akan terkejut jika melihat seseorang yang dianggap sudah tidak ada di dunia sekarang ada di hadapannya.
"Santai aja kali ekspresinya, dikata gue bangkit dati kubur sampai kayak gitu," kesal Wulan.
"So-sorry, gue kaget soalnya," tuturnya menurunkan Lili lalu menatap Aldi yang diam seribu bahasa.
Mereka kembali dan Fian mulai bercerita secara singkat kejadian yang terjadi selama Reza tidak ada. Sedetik setelahnya mereka kembali menyantap makanan yang di hidangkan. Wulan kesal.
Kekesalannya melanda. Bagaimana dia bisa mengisi tenaga yang sejak pagi memang belum terisi kalau semuanya daging. Kesalahan jatuh pada Stevan dan Sisil, pandangannya mendelik tajam pada pelaminan yang menjadi pijakan mereka.
"Stevan!" Dia berteriak tanpa peduli dengan semua orang.
"Unyu makan ini aja nih, nggak ada unsur dagingnya," sahut Fian cepat.
Satu porsi cheesecake. Sang babang yang sangat mengerti apa yang akan terjadi pada adiknya jika dibiarkan marah itu sungguh menyelamatkan semua oranh. Jika sudah berteriak dan melihat setumpuk daging memenuhi meja makan, maka dia akan marah.
![](https://img.wattpad.com/cover/87289975-288-k441098.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]
Teen Fiction[END😘😘😘] SUDAH TERBIT Silahkan cek di online shop kalian guys. Nerd itu bukan berarti aku harus culun dan menerima semua ejekan orang-orang. Aku tidak suka ditindas. Aku tidak suka diam. Aku tidak suka kebodohan. Aku tidak suka temanku terluka. A...