[REVISI]
~0*0~
Hari-hari terus berlalu. Sekolah kembali dengan Wulan yang berpenampilan normal dan berstatus sebagai kekasih Aldi. Sayang, ia datang dan langsung mematahkan hati setiap siswa di sekolahnya dengan mengungumkan hubungan mereka.
Seperti laju jam yang tiada henti, seperti itulah kesibukan siswa/i kelas 12, mereka dihadapi serentetan ujian bulan ini dan tahun ini.
Fyi, Erika, Lala, Lulu, dan Laila terpaksa dikeluarkan dari sekolah karena keputusan Lia dan sebagai balasan mereka mendapat hukuman lebih dari apa yang diucapkan Wulan saat mereka berada di lapangan.
"Tsania dimana?" tanya Wulan ketika ia masuk ke dalam kelas. Ia baru saja selesai membaca di perpus.
"Tadi dia ijin ke toilet, tapi gak tahu deh, belum balik dari tadi," jawab salah satu teman sekelasnya bernama-Angga.
Seketika Wulan meraih hpnya untuk menghubungi Tsania, tapi belum sempat membuka ikon kontak satu notifikasi membuyarkan segalanya.
Wulan sudah membongkar kekayaannya dan mengatakan berapa banyak bodyguard yang ia miliki termasuk milik Lia. Dan pesan ini datang dari salah satu diantara mereka yang Wulan tugaskan untuk berpencar menjaga semua orang tersayangnya.
Brak!
"Kurang ajar!" dua kata terakhir terdengar sebelum ia pergi dengan berlari meninggalkan kelasnya.
Bingung dengan apa yang terjadi, mereka segera melihat hp Wulan yang sebelumnya dibanting di atas meja.
"Pada kenapa?" Jen dan Nurul datang. Bukannya menjawab, satu dari mereka yang memegang hp Wulan langsung memberikan hp itu kepada mereka.
Tap!
Detik itu juga, mereka berlari menuju kelas Fian yang sedang sibuk.
"Bang Fian! Bang Faiz! Bang Ali!" Teriak Jen panik. Suara langkah kaki mereka mengusik suasana hening. Koridor yang sepi menjadi ramai akibat ulah mereka.
Fian, Faiz, dan Ali yang namanya terpanggil keluar. Mereka kenal dengan suara tersebut dan sudah sangat hafal. Tapi, sebagai keluarga besar, Raka, Ikbal, dan Aldi ikut keluar. Mereka tentu penasaran kenapa nama tiga laki-laki itu disebut.
"Kenapa?" Jen dan Nurul sampai, mereka mengatur napas sebentar.
"Jangan teriak-teriak, kan tahu kalau kita semua lagi siap-siap buat ulangan," sahut Ali sedikit mengomel.
Jen tidak peduli, selaku pemegang hp ia melakukan hal yang sama. Hp itu di tunjukan kepada mereka dan reaksi yang sama terjadi. Mereka berlari secepat mungkin lantas pergi dari sekolah. Ujian atau belajar tidak mereka hiraukan lagi.
~0*0~
"Oh, lu datang ya, bagus deh. Lu bisa jadi saksi kematian gue sama dia."
Wulan menarik napas panjang, berusaha mengendalikan jalan pikirannya. Di hadapannya dengan jarak 11 jengkal kaki Laila sedang menawan Tsania dengan pisau sebagai benda ancaman. Satu pisau di lehernya dan satu pisau lagi di bagian perut kiri atas.
"Lepasin dia," Wulan berseru dengan nada tenang. Ia tidak boleh gegabah, tidak boleh sampai rencananya bisa di jalankan.
"Untuk apa? Dia pantas mati!" Pisaunya bergerak. Wulan sampai mengepalkan tangannya kuat-kuat, terlalu takut dengan hal gila yang Laila lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]
Fiksi Remaja[END😘😘😘] SUDAH TERBIT Silahkan cek di online shop kalian guys. Nerd itu bukan berarti aku harus culun dan menerima semua ejekan orang-orang. Aku tidak suka ditindas. Aku tidak suka diam. Aku tidak suka kebodohan. Aku tidak suka temanku terluka. A...