Chapter 4

9.7K 349 8
                                    

[REVISI]

----- 🎀 -----

"Astaga Unyu!!" pekikan Fian menggema setelah melihat penampilan adiknya yang baru saja turun.--Lihat di mulmed--.

"Sayang, kamu ke sekolah kayak gini?" tanya Ketty memandang Wulan dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Wulan mengangguk senang. "Kamu niat jadi nerd atau gak?" pertanyaan Ketty sontak membuat Wulan kembali memerhatikan penampilannya.

"Emang kenapa? Bukannya nerd itu cuma butuh kaca mata?" tanyanya polos menunjuk kaca mata yang ia pakai.

Tiba-tiba saja tawa menggema dari arah ketiga lelaki tampan yang sepertinya sudah menahan itu sejak pertanyaan Ketty tadi.

"Kenapa sih?"

Fian menghela napasnya. Kasihan adiknya kalau sampai tidak di jawab, lagian mereka juga akan telat kalau berlama-lama.

"Nerd itu butuh penampilan yang beda. Sana pakai bedak kek atau rambutnya di kuncir dua gitu, di kepang. Pokoknya coba bikin Wulan versi jelek, sana buruan. Nanti telat," ujar Fian mendorong pelan adiknya supaya kembali ke kamar dan membenarkan riasannya.

~0*0~

Tok tok

"Assalamualaikum," salam Wulan memasuki ruangan bertuliskan 'Kepala Sekolah'.

"Wa'alaikumussalam," sahut sang empunya ruangan yang tak lain adalah tante Wulan. Diana.

Diana menatap penampilan keponakannya sebentar dengan senyum yang tertahan. Mungkin sedikit lucu melihat keponakannya bersembunyi seperti itu.

"Yaudah ayok, biar tante antar kamu ke kelas, udah bel soalnya."

Sebentar menuruni tangga, menelusurui koridor. Mereka sampai. Wulan menatap gugup pintu kelasnya yang tertutup. Berbeda saat ia di Bandung, kali ini Wulan benar-benar gugup.

"Masuk gih, nanti kalau butuh apa-apa keruangan tante ya. Tante pergi dulu, hati-hati," ucap Diana berpamitan. Wulan harus masuk sendiri.

"Iya tante." Sekali Wulan menarik napas panjang dan membuangnya cepat. Mengumpulkan semua keberanian yang ia punya, lalu masuk.

Tok. Tok.

"Permisi, bu," ucapnya sopan.

"Ohh iya, masuk. Kamu murid baru kan. Silahkan perkenalkan diri kamu," ucap guru itu mempersilahkan.

"Hai~ nama aku Wulan, biasa di panggil Ulan, aku pindahan dari Bandung," ucap Wulan sedikit gerogi.

"Ihhhh... apan tuh. Nerd, gue gak mau ah temenan sama nerd."

"Gue kira cewek cantik yang datang, ternyata badut. Malas ah."

"Sampah masyarakat nambah lagi."

"Kenapa sih sekolah ini selalu terima nerd setiap bulan. Gak kapok apa di depak mulu."

Wulan mendengarkan dengan emosi tertahan. Baru saja datang, sudah dapat sambutan yang bagus. Wulan bisa menghafal wajah mereka yang sudah mengatai dirinya secara tidak langsung.

Nerd Metropolitan ✅ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang